Happy Hypoxia
Istilah ini baru muncul. Kondisi yang ditemukan pada penderita covid-19, tidak pernah ditemukan pada kasus influenza atau penyakit paru lainnya.
Hypo= kekurangan
Oxia= kadar oksigen (dalam darah), disebut saturasi oksigen.
Normalnya, saturasi oksigen di atas 90 persen.
Kurang dari itu, akan terjadi masalah di dalam tubuh, karena oksigen merupakan salah satu sumber kehidupan bagi sel-sel tubuh.
Gejala paling awal tentu sesak nafas. Sebuah upaya paru untuk mengambil lebih banyak oksigen dari udara. Sesak nafas adalah sinyal, bahwa tubuh perlu pertolongan, untuk memenuhi kebutuhan oksigennya.
Happy hypoxia, atau disebut juga silent hypoxia, tidak menunjukkan sinyal ini. Sesak nafas sebagai tanda bahaya, tidak terjadi.
Penderita masih bisa tenang berjalan kaki masuk ke ruang praktek dokter dengan saturasi oksigen 70 persen, bahkan hingga 50 persen.
Itulah sebabnya ia diembel-embeli kata happy, karena orang hipoksia harusnya panik, megap-megap, minta pertolongan. Kalau tidak cepet dipenuhi, tubuhnya akan lemas, lemah lunglai tak berdaya, bicara pun tak sanggup. Tapi penderita ini malah tenang-tenang.
Kondisi parunya? Biasanya sudah putih berkabut.
Seperti gambar di bawah ini. Paru tempat berkumpulnya udara. Udara pada ronsen menampakkan bayangan hitam. Bayangan putih menunjukkan rendahnya kadar udara yang berhasil diserap paru-paru.
Penanganan tentu jadi terlambat. Sehingga kondisi bisa memburuk dengan cepat.
Covid-19 kini hadir dengan banyak wajah. Bukan hanya flu, batuk, sesak atau demam.
Waspadalah! Waspadalah! Kalau ada kesempatan skrining gratis ikuti saja sebagai wujud kepedulian kita pada kesehatan diri dan orang-orang yang bergaul dengan kita.
.
Sumber Tulisan :
dr. Yulia Andani Murti
(Dept. Diklat PP Salimah)
Foto: cortesy of dr. Jojok Santoso, Sp.PD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar