MENGHADAPI
MUSUH
2 Tawarikh 20:1-37 (Tgl 18 Januari
2023, Rabu)
Saat
berhadapan dengan persoalan hidup yang berat, yang tidak mampu ditangani dengan
kekuatan serta kemampuan yang dimiliki maka adalah normal kalau kita menjadi
takut karena hal tersebut. Tetapi kondisi itu seharusnya bukanlah titik, tetapi
mesti menjadi koma saja. Hal itu mengandung pengertian bahwa kita tidak boleh
membiarkan ketakutan menguasai hidup kita, seolah-olah sudah tidak ada jalan
keluar dan sebagai akibatnya hidup kita akan binasa. Sekalipun ada masalah
besar dan berat, tetapi kita masih mempunyai Tuhan yang lebih besar sehingga
pasti setiap masalah dapat terselesaikan dan hidup kita akan tetap baik, bahkan
bertambah baik dengan berkat dari Tuhan.
Raja
Yosafat juga mengalami kejadian yang sama yakni merasa ketakutan saat datang
pasukan dari bangsa Moab, Amon, dan Meunim yang berkomplot untuk menyerang
Yehuda. Tetapi dalam ketakutan itu, ia mencari Tuhan sehingga ada jalan keluar
bagi persoalan yang mereka hadapi yakni Tuhan sendiri yang akan memerangi
kumpulan pasukan yang banyak itu karena mereka tidak memiliki kemampuan untuk
melawan.
Namun
sekalipun Tuhan sendiri yang berperang , tetapi Tuhan memberi perintah agar
mereka tidak diam saja di Yehuda, melainkan disuruh pergi menghadapi musuh
tersebut di padang gurun Tekoa. Jadi disini kita bisa belajar bahwa sekalipun
Tuhan sendiri yang berperang, tetapi kita juga harus pergi menghadapi musuh
sehingga Tuhan bisa melakukan bagianNya yakni menaklukan persoalan dan musuh
bagi kita.
Itu
artinya seberat apapun persoalan yang kita hadapi, janganlah takut. Hadapi dan
kerjakanlah bagian kita, kemudian Tuhan yang akan menaklukan masalah itu bagi
kita. (F)
“Janganlah kamu takut dan terkejut. Majulah besok
menghadapi mereka, TUHAN akan menyertai kamu (2 Tawarikh 20:17b)”
Bagian kita menghadapi dan
bagian Tuhan adalah menaklukan musuh
Idiom About Travelling |