H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Senin, 22 Desember 2025

Renungan Dilawat untuk Melawat Yang Lain

 *DILAWAT UNTUK MELAWAT YANG LAIN.*


Lukas 1:68

*Terpujilah Tuhan, Allah Israel, sebab Ia melawat umat-Nya dan membawa kelepasan (penebusan) baginya. Amin.*


Zakharia artinya Tuhan mengingat & Elisabet artinya Allah adalah perjanjianku & Yohanes artinya Tuhan menunjukkan kasih karunia. Tuhan bukan hanya mengingat doa & seruan Zakaria & Elisabet, keluarga Imam tua yg belum memiliki keturunan dgn memberikan anak, ttp Tuhan mengingat & menggenapkan perjanjian-Nya akan kelepasan (penebusan) bagi umat-Nya & kita oleh kasih karunia-Nya melalui kedatangan Anak-Nya Yesus Kristus, Sang Penebus. 


Spt Allah yg telah melawat & mengutus keluarga Zakharia & anaknya Yohanes pembaptis, demikianlah Allah juga mau melawat & mengutus keluarga kita utk melawat yg lain & memberitakan kelepasan (penebusan) yg kekal di dalam Yesus Kristus Tuhan kita bagi mereka.


Matius 25:36

_*Ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. Amin.*_



*Soli Deo Gloria en Christo.๐Ÿ•Š️๐Ÿ–️๐Ÿ™*

Penulis : M Simbolon (Grup KMK USU Alumni)











1 Timotius 5 : 8

 Slmt pg buat kita semua..


1 Timotius 5:8 (TB) Tetapi jika ada seorang yang tidak memeliharakan sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya, orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman.

๐Ÿ™๐Ÿ™๐Ÿ™









Amsal 3 : 5 - 6

 *“Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.”*

๐Ÿ“– *Amsal 3:5–6*


Gladys Aylward bukanlah sosok yang “ideal” menurut standar manusia. Ia berasal dari keluarga miskin di Inggris, berpendidikan rendah, dan pernah ditolak oleh lembaga misi karena dianggap tidak cukup cakap. Namun Gladys memiliki satu hal yang tidak bisa dipadamkan: keyakinan bahwa Tuhan memanggilnya.


Dengan uang tabungan yang sangat sedikit, Gladys nekat berangkat ke Tiongkok. Ia menempuh perjalanan panjang dan berbahaya—melintasi Eropa, Siberia, dan pegunungan—sering kali tanpa kepastian apakah ia akan selamat. Ia tiba di sebuah desa kecil dan mulai melayani dengan cara sederhana: tinggal bersama rakyat jelata, belajar bahasa mereka, dan membagikan kasih Kristus melalui kehidupan sehari-hari.


Ketika perang dengan Jepang meletus, situasi menjadi sangat berbahaya. Kota-kota dibom, keluarga tercerai-berai, dan anak-anak menjadi korban. Pada suatu Natal, Gladys mendapati dirinya harus melarikan diri bersama lebih dari seratus anak yatim menyeberangi pegunungan menuju tempat aman. Tidak ada peta yang jelas. Tidak ada perlindungan. Hanya ketakutan, kelelahan, dan doa.


Di tengah perjalanan yang melelahkan itu, Gladys nyaris menyerah. Seorang gadis kecil mendekatinya dan mengingatkan kisah Musa yang menyeberangi Laut Teberau. Gladys menjawab lirih, “Aku bukan Musa.” Gadis itu menatapnya dan berkata, “Tidak apa-apa. Tapi Tuhan Musa masih sama.”


Natal tahun itu bukan dirayakan dengan nyanyian atau dekorasi, melainkan dengan langkah-langkah iman di tengah ketidakpastian. Mereka akhirnya tiba dengan selamat. Banyak anak diselamatkan—bukan karena Gladys kuat, tetapi karena ia berani melangkah sambil mempercayakan jalan hidupnya kepada Tuhan.


Natal mengingatkan kita bahwa Allah sering memanggil kita melangkah sebelum jalan terlihat jelas. Iman bukan tentang mengetahui semua jawaban, tetapi tentang mempercayakan langkah berikutnya kepada Tuhan.


Amsal 3:5–6 mengajar kita untuk tidak bersandar pada pengertian sendiri. Gladys Aylward tidak memiliki rencana sempurna. Ia hanya memiliki ketaatan dan kepercayaan. Dan di sanalah Tuhan meluruskan jalannya.


Mungkin saat ini hidupmu dipenuhi tanda tanya:

arah masa depan,

keputusan penting,

atau langkah iman yang terasa menakutkan.


Natal menguatkan kita bahwa Allah berjalan bersama mereka yang berani percaya, bahkan ketika jalan masih gelap.


✝️ *Keberanian sejati lahir ketika kita melangkah bersama Tuhan, meski masa depan belum terlihat jelas.*


✅ *HARI 20: BERANI MELANGKAH DALAM KETIDAKPASTIAN*


*HADIAH DARI SURGA:* 

_Series 25 Hari Menemukan Kristus Secara Pribadi”_๐ŸŽ„











Mazmur 46 : 11

 *“Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah! Aku ditinggikan di antara bangsa-bangsa, Aku ditinggikan di bumi!”*

๐Ÿ“– *Mazmur 46:11*


Andrew Murray adalah pendeta, penulis, dan pemimpin rohani dari Afrika Selatan yang dikenal karena kedalaman doanya. Namun tidak banyak orang tahu bahwa pelayanannya yang luas lahir dari musim keheningan yang panjang dan menyakitkan.


Pada suatu masa, tubuh Andrew Murray runtuh karena kelelahan pelayanan. Suaranya hampir hilang, pikirannya kacau, dan kesehatannya memburuk. Ia terpaksa menghentikan semua jadwal khotbah dan perjalanan pelayanan—sesuatu yang sangat sulit bagi seorang pelayan Tuhan yang aktif. Natal tahun itu ia rayakan jauh dari mimbar, jauh dari jemaat, di sebuah tempat peristirahatan yang sunyi.


Hari-harinya diisi dengan keheningan. Tidak ada sorak ibadah. Tidak ada jadwal rapat. Hanya doa singkat, pembacaan Mazmur, dan waktu panjang untuk diam di hadapan Tuhan. Awalnya, keheningan itu terasa menyiksa. Andrew merasa tidak berguna, seolah hidupnya berhenti. Namun perlahan ia mulai belajar sesuatu yang baru: Allah bekerja paling dalam ketika manusia berhenti berlari.


Pada malam Natal, Andrew menulis dalam catatannya bahwa keheningan itu mengajarkannya untuk “mengenal Allah, bukan hanya melayani Allah.” Ia merasakan damai yang lembut, bukan karena banyak aktivitas rohani, tetapi karena kehadiran Allah yang menenangkan jiwa. Dari musim diam itu lahirlah banyak tulisannya tentang doa, kerendahan hati, dan tinggal di dalam Kristus—tulisan yang kemudian menguatkan jutaan orang di seluruh dunia.


Natal itu tidak ramai, tetapi mengubah arah hidupnya. Keheningan menjadi ruang di mana Tuhan memulihkan kekuatan batinnya dan memperdalam relasinya dengan Kristus.


Natal sering kali mengajak kita berhenti sejenak. Di tengah hiruk pikuk akhir tahun—rencana, target, dan kesibukan—Tuhan berbisik, “Diamlah.” Bukan untuk membuat kita pasif, tetapi agar kita kembali mengenal siapa Allah itu.


Mazmur 46:11 mengingatkan bahwa pengenalan akan Allah lahir dari keheningan yang penuh iman. Andrew Murray belajar bahwa jiwa dikuatkan bukan oleh banyaknya aktivitas, melainkan oleh kedekatan yang tenang dengan Tuhan.


Mungkin Natal tahun ini memaksamu melambat:

kesehatan menurun,

rencana tertunda,

atau keadaan membuatmu berhenti sejenak.


Jangan takut akan keheningan. Di sanalah Tuhan meneguhkan, memulihkan, dan menguatkan jiwamu.


✝️ *Di dalam keheningan yang berserah, Allah meneguhkan jiwa dan memperbarui kekuatan kita.*


✅ *HARI 21: DIAM YANG MENGUATKAN JIWA*


*HADIAH DARI SURGA:* 

_Series 25 Hari Menemukan Kristus Secara Pribadi”_๐ŸŽ„











Prakiraan Cuaca Tanggal 22 Desember Prov Kepulauan Riau


*Selamat pagi dan selamat beraktivitas*


*Dengan hormat, Berikut kami sampaikan prakiraan cuaca Kota Tanjungpinang dan Kab. Bintan tanggal 22 Desember 2025 yang berlaku mulai pukul 07.00 WIB.*


Terpantau terdapat pola belokan angin (Shearline) serta aktifnya gelombang rossby equator di sekitar wilayah Kepulauan Riau, termasuk wilayah Pulau Bintan yang menyebabkan perlambatan massa udara. Namun kuatnya tiupan angin pada lapisan atas menyebabkan potensi pertumbuhan awan-awan konvektif penghasil hujan di wilayah Pulau Bintan dan sekitarnya berkurang. Secara umum kondisi cuaca hari ini di wilayah Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan diprakirakan berawan sepanjang hari. 

     

๐Ÿ”– *Peringatan Dini:* 

⚠️ Waspada potensi ketinggian gelombang yang dapat mencapai hingga 1,5 meter (kategori sedang) di wilayah Perairan Bintan dan sekitarnya.

⚠️ Waspada potensi banjir ROB yang dapat terjadi di wilayah pesisir Kota Tanjungpinang pada tanggal 19 - 26 Desember 2025 dan Kabupaten Bintan pada tanggal 21 - 25 Desember 2025 mendatang.


☔ *Prakirawan Stasiun Meteorologi Raja Haji Fisabilillah Tanjungpinang*

๐Ÿ“ž 0811 7786 091

๐Ÿงพ https://www.bmkg.go.id/cuaca/prakiraan-cuaca.bmkg?kab=Tanjung_Pinang&Prov=Kep_Riau&AreaID=501371






















Prakiraan Cuaca Tanggal 22 Desember 2025 Prov Kepulauan Riau


Ngerinya Upah Ketidaksetiaan

 Santapan Harian

Ngerinya Upah Ketidaksetiaan 

Ulangan 28:15-46 


Setiap orang tentu senang jika diberi upah atas apa yang dikerjakannya. Namun, bagaimana jika upah itu adalah sesuatu yang didapat karena ketidaksetiaan? Dalam Perjanjian Lama (PL), upah dari ketidaksetiaan adalah kutukan dari Tuhan. Kata kutukan dalam Bahasa Ibrani adalah 'arar, qalal, ala', yakni sesuatu yang mendatangkan kerugian. Dalam PL, kutukan adalah upah dari ketidaktaatan atau ketidaksetiaan kepada Tuhan.


Dalam renungan hari ini kita melihat betapa mengerikan upah ketidaksetiaan yang TUHAN akan berikan kepada orang yang tidak mendengarkan suara-Nya dan bagi yang tidak melakukan segala perintah dan ketetapan-Nya (15). Kutukan itu didatangkan TUHAN dari segala arah. Kutukan akan datang dari tempat di mana mereka berada (di kota atau di ladang), dari tempat di mana mereka mendapat makanan (bakul dan tempat adonan), dari keturunan dan hasil pekerjaan mereka (buah kandungan, hasil tanah dan hasil ternak), serta ke mana pun mereka akan datang atau pergi (waktu masuk dan waktu keluar, 16-19).


Ada begitu banyak kutukan yang akan TUHAN berikan bagi setiap orang yang hidup dalam ketidaksetiaan. TUHAN sendiri yang mendatangkan kutukan, huru-hara, ancaman bahaya, penyakit, dan kekalahan bagi setiap orang yang hidup dalam ketidaksetiaan (20-46).


Mungkin tebersit dalam pikiran kita, mengapa Tuhan bisa melakukan hal sekejam itu jika Ia memang mengasihi kita? Jawabannya, hal yang paling Tuhan inginkan dari kita adalah hidup dalam kesetiaan. Di luar Tuhan, kita tidak akan pernah mendapatkan kebaikan apa pun dalam hidup kita. Di mana pun, ke mana pun, dan apa pun yang akan kita kerjakan semua hanya menghasilkan kutukan. Hal ini terjadi agar kita menyadari bahwa Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang memiliki karakter kasih dan keadilan.


Kasih-Nya terbukti saat Dia rela menyerahkan nyawa-Nya bagi kita, namun keadilan Nya memastikan konsekuensi atas ketidaksetiaan. Jika kita menyadari hal ini, kita akan menghargai kemurahan Tuhan dan menjaga hidup dengan kewaspadaan agar tidak mendukakan hati-Nya. [RMT]











Selamat menyambut natal