HIDUP UNTUK MAKAN ATAU MAKAN UNTUK HIDUP
Mazmur 21 , 28 Mei 2024
Makan merupakan salah satu aktivitas yang penting dalam menjaga keberlangsungan hidup manusia. Ibarat kendaraan, makanan merupakan bahan bakar bagi tubuh kita agar tubuh kita mendapatkan asupan gizi, nutrisi, dan zat-zat lainnya yang berguna untuk menjaganya tetap hidup serta mampu melakukan aktivitas. Namun di balik pentingnya makanan bagi tubuh kita, timbul pertanyaan mengenai perkara tersebut, “Hidup untuk makan, atau makan untuk hidup ?” Jika kita salah dalam menentukan pedoman tersebut maka kita juga akan salah dalam menentukan prioritas di dalam kehidupan kita.
Salah satu pencobaan yang Tuhan Yesus alami dan mungkin juga menjadi peperangan di dalam kehidupan kita sehari-hari adalah soal makanan. Ketika seseorang lapar biasanya akan terlihat watak aslinya dan mereka akan mudah marah. Seberapa sering kita juga melanggar pantangan dokter untuk menghindari makanan-makanan tertentu demi memuaskan rasa lapar kita. Atau dengan aktivitas makan banyak pula persoalan yang mampu diselesaikan di meja makan.
Ketika Tuhan Yesus sangat lapar setelah berpuasa, pikir iblis inilah saatnya. Iblis pun berkata, “Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti (Matius 4:3)”. Seolah-olah iblis berkata untuk meyakinkan Tuhan Yesus bahwa prioritas yang pertama dan utama dalam hidup ini adalah mencari roti ! Demikian juga di dalam kehidupan kita, kita digiring kepada anggapan bahwa “hidup untuk makan”, ini menandakan bahwa kita juga menganggap aktivitas makan adalah alasan paling utama bagi kita untuk hidup. Hidup kita tidak pernah tidak makan; yang dikerjakan dan diketahui hanyalah makan dan makan saja. Mungkin kita tidak seekstrim ini, tetapi iblis bisa memancing kita dengan cara yang lain agar kita bekerja mati-matian demi memenuhi kebutuhan hidup. Iblis berusaha meyakinkan kita bahwa prioritas pertama dan utama dalam hidup ini adalah mencari roti, bekerja keras mati-matian dan tidak mengandalkan Tuhan, kalau tidak bekerja keras tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehingga pada akhirnya hidup kita selalu diliputi dengan kekuatiran.
Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita bahwa prioritas yang benar adalah menyembah Tuhan. Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata : Apakah yang akan kami makan ? Apakah yang akan kami minum ? Apakah yang akan kami pakai ? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang disorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu (Matius 6:31-33)”. Bukan berarti Yesus mengajarkan kita untuk tidak bekerja, melainkan kita harus mengubah prioritas hidup kita bahwa hidup bukan hanya untuk makan, tetapi makan untuk hidup. Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. (RSN)
Questions :
1. Apa prioritas hidup Anda, “Hidup untuk makan, atau makan untuk hidup” ?
2. Bagaimana strategi iblis untuk memancing kita bahwa prioritas hidup kita yang utama hanya untuk makan ?
Values :
Salah satu hal yang iblis lakukan dalam hidup kita agar tidak lagi berfokus kepada Tuhan adalah dengan meyakinkan kita bahwa prioritas yang utama dalam hidup ini adalah mencari roti.
“Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus. Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepadaNya : “Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu itu menjadi roti.” Tetapi Yesus menjawab : “Ada tertulis : Manusia hidup bukan dari roi saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah (Matius 4:2-4)”
Makan merupakan salah satu aktivitas yang penting, tetapi kita makan untuk hidup dan bukan hidup untuk makan.