H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Senin, 07 April 2025

Renungan Hilirisasi

 

HILIRISASI

Ulangan 21-22 , 07 April 2025

Indonesia adalah negara yang sangat kaya dengan berbagai hasil alam baik berupa hasil hutan, tambang maupun laut. Selama berpuluh-puluh tahun semua hasil alam tersebut hanya diekspor langsung dalam bentuk bahan mentah dengan harga murah. Setelah diolah diluar negeri, lalu diimpor kembali sebagai barang jadi dengan harga yang lebih mahal. Aneh, tetapi itulah yang terjadi, Indonesia sebagai sumber bahan baku hanya menjadi konsumen dari sumber alamnya sendiri dan tidak memperoleh nilai tambah apapun. Hal inilah yang mendorong pemerintah sekarang melakukan kebijakan hilirisasi yaitu mengolah bahan mentah sendiri menjadi bahan setengah jadi atau bahkan menjadi barang jadi yang tentu saja akan bernilai jauh lebih tinggi dan membawa manfaat sebesar-besarnya bagi bangsa sendiri.

Sebagai bahan baku yang perlu dihilirisasi, demikianlah bangsa Israel ketika keluar dari “tambang” Mesir. Mereka penuh dengan kotoran Mesir yang bernilai rendah, suka memberontak, tegar tengkuk dan senang dengan berhala. Untuk itulah mereka perlu proses hilirisasi seperti yang tercatat dalam Yeremia 18:6, “Masakan Aku tidak dapat bertindak kepada kamu seperti tukang periuk ini, hai kaum Israel !, demikianlah firman TUHAN, Sungguh, seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kamu ditanganKu, hai kaum Israel !”

Seperti tanah liat yang tidak bernilai dan hanya diinjak-injak orang, perlu diolah, dibersihkan dan dibentuk agar suatu hari menjadi perabot yang bernilai tinggi. Mereka mengalami berbagai macam kesulitan, tekanan, kekurangan, penindasan bahkan peperangan untuk menjadikan mereka menjadi bangsa yang sepenuhnya takut kepada Tuhan.

Sebagai umat pilihan Tuhan, kita yang ada sekarang ini juga ternyata mengalami proses hilirisasi yang sama, dibentuk dari bahan baku orang berdosa untuk menjadi sama dan serupa dengan gambaran anakNya Yesus Kristus (Roma 8:29). Hal ini dilakukan Bapa yang menghajar kita sebagai anak-anakNya seperti yang disebut dalam Ibrani 12:6-7. Jika tidak mengalami proses hilirisasi itu, maka itu sama dengan anak-anak gampang, artinya menjadi pribadi yang tidak berguna dan tidak berharga.

Tentu saja proses hilirisasi itu faktanya bukanlah sesuatu yang mudah dan ringan, tetapi suatu proses yang serius, dikerjakan oleh Tangan Sang Ahli yaitu Bapa sendiri. Itu berarti kita harus kehilangan banyak hal yang tidak berguna seperti kesombongan, keegoisan, mementingkan diri sendiri. Maka tidak heran jika seringkali kita harus diperhadapkan dengan hal-hal seperti disalah mengerti orang, diperlakukan tidak adil, diremehkan, tidak dihargai orang, menderita kekurangan dan berbagai kesulitan hidup lainnya yang tentu saja ganjaran seperti itu tidak mendatangkan sukacita tapi dukacita (Ibrani 12:11). Namun jika kita menyadari hal-hal semacam itu sebagai proses hilirisasi maka kita akan bersukacita dan bersyukur kepada Bapa. Halleluyah. (LS)

 

Questions :

1. Entah disadari atau tidak, adakah sekarang Anda sedang mengalami proses hilirisasi ?

2. Dapatkah Anda membedakan proses yang sedang terjadi dalam hidup Anda sebagai hilirisasi atau akibat kesalahan sendiri ?

 

Values :

Proses hilirisasi itu bukanlah sesuatu yang mudah dan ringan, tetapi suatu proses yang serius, dikerjakan oleh Tangan Sang Ahli yaitu Bapa sendiri.

 

 

“Karena Tuhan menghajar orang yang dikasihiNya dan Ia menyesah orang yang diakuiNya sebagai anak (Ibrani 12:6-7 - TB)”

 

 

Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Dimanakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya ? (Ibrani 12:7).












Berbasis Pada Dunia

 _Sarapan Rohani Pagi_

Renungan Harian Suara Kebenaran 

Rabu, 02/04/2025


            *BERBASIS PADA DUNIA*

             *YANG AKAN DATANG*


_Saudaraku,_.... 

Dunia ini bukan wilayah di mana semua penduduknya hidup dalam ketertundukan. Jadi, jangan bermimpi dunia ini akan menjadi surga. Dan memang kita tidak boleh berharap kehidupan di bumi ini akan menjadi surga. Pada umumnya, agama-agama dan kepercayaan masih berbasis pada kehidupan hari ini, walau tentu saja kehidupan di surga menjadi pengharapan setelah mati atau di balik kubur. Tetapi pada dasarnya, mereka tidak berbasis pikir sebagai satu-satunya tujuan. Paling tidak, di banyak agama seperti agama Yahudi dan kepercayaan lain, mereka bisa berjejak pada dua basis berpikir ini. Bisa berbasis pikir bumi sekaligus juga punya pengharapan ke surga. Tetapi dalam kekristenan, tidak boleh. Kita harus berpijak pada satu basis saja. 


Seperti misalnya, agama Yahudi, mereka berbasis pada dunia hari ini. Orientasi kehidupan mereka di dunia ini. Jadi, kehidupan keberagamaan bangsa Israel masih berbasis pada dunia ini. Itulah sebabnya mereka mempersoalkan tanah yang berlimpah susu dan madu. Mereka berebut wilayah di bumi ini karena merasa itu adalah wilayah yang mereka warisi dari nenek moyang mereka. Mereka masih menginginkan kejayaan kerajaan Israel, kelimpahan materi, dan segala sesuatu yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan jasmani. Itulah sebabnya orang-orang Yahudi pada zaman Yesus mengalami kesulitan memahami apa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus, bahkan termasuk murid-murid-Nya. Seperti saat mereka mempertengkarkan mengenai siapa yang terbesar atau berkedudukan tinggi di dalam Kerajaan Yesus. Di mana waktu itu harapan mereka Yesus menjadi raja Israel di bumi ini.


Mereka belum memahami bahwa Kerajaan Yesus bukan dari dunia ini, bukan di bumi ini, seperti yang dikatakan Tuhan Yesus di depan Pilatus, “Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini.” Dengan pikiran yang salah—yang diidentifikasi oleh Yesus sebagai Iblis—Petrus menghalangi Yesus ke Yerusalem agar Yesus tidak mengalami penderitaan, apalagi kematian. Hal ini menunjukkan bahwa Petrus dan murid-murid-Nya, masih berbasis pada dunia hari ini, di bumi ini. Sebab mereka hanya memikirkan apa yang dipikirkan manusia, bukan apa yang dipikirkan Allah. Yang mana itu bisa menghalangi bahkan membatalkan rencana keselamatan. Sehingga Yesus dengan tegas berkata, ”Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.” 


Orang yang berbasis pada dunia hari ini, tidak bisa tidak, pasti memikirkan apa yang dipikirkan manusia. Dia tidak bisa sepikiran dengan Allah. Bahkan ironisnya, setelah kebangkitan pun murid-murid masih mempersoalkan bilamana Yesus memulihkan kerajaan bagi Israel pada waktu itu, di bumi ini. Ini berarti hidup mereka masih berbasis pada dunia sekarang, di bumi ini. Hal ini tentu bertentangan dengan yang diajarkan oleh Yesus. Namun dalam kesabaran-Nya, Yesus mengemukakan pernyataan ini di Kisah Rasul 1:7-8, “Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya. Tetapi kamu akan menerima kuasa kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria, sampai ke ujung bumi.” 


Pernyataan ini menunjukkan bahwa mereka tidak perlu mempersoalkan pemulihan kerajaan Israel secara duniawi sekarang, tapi mereka harus menjadi saksi Tuhan sampai ke ujung bumi. Artinya, mereka harus meneruskan berita Injil sampai ke ujung bumi, dan hal itu pasti menyita seluruh hidup mereka. Dan benar, pada kenyataannya, murid-murid Yesus mati dalam keadaan yang sangat mengerikan serta menyedihkan karena disiksa dalam penderitaan. Setelah mereka mendapatkan mandat sampai ke ujung bumi itu, mereka baru mengerti ternyata apa yang mereka dahulu harapkan dan pikirkan selama ini tidak diperoleh di bumi. Sebab yang disediakan Tuhan itu adalah kehidupan di Langit Baru Bumi Baru. Jadi, murid-murid Yesus kehilangan kehidupan di bumi ini, tetapi memperoleh kehidupan di dunia yang akan datang. 


Itulah sebabnya Yesus berkata, “Kalau seseorang kehilangan nyawa karena Dia, maka orang itu akan memperoleh nyawa. Tetapi kalau seseorang keberatan kehilangan nyawa, kehilangan kesenangan dunia, maka ia tidak akan memperoleh kehidupan yang akan datang.” Abraham yang disebut sebagai bapak orang percaya merupakan model manusia yang hidupnya berbasis pada dunia yang akan datang. Abraham meninggalkan segala sesuatu hanya demi untuk menemukan negeri yang Tuhan janjikan (Ibr. 11:8-14). Abraham tidak pernah kembali ke kampung halamannya Ur-Kasdim, sampai dia menutup mata. Bahkan ternyata, Abraham tidak menemukan negeri itu sampai ia mati. Dan memang negeri itu tidak ada di bumi. Sehingga Alkitab katakan, Kanaan Surgawi; yang dari jauh Abraham melihat dan melambai-lambai. Abraham mencari kota yang memiliki dasar yang dibangun dan direncanakan oleh Allah, dan kota itu adalah Langit Baru Bumi Baru.


Kiranya Tuhan Yesus Kristus memberkati dan merachmati keluarga kita dan orang2 yg kita kasihi pada hari ini.. Amin


*SolaGracia*


                     








Prakiraan Cuaca Tanggal 7 April Prov Kepulauan Riau


_*Selamat pagi dan*_

_*Selamat beraktivitas*_


Berikut kami sampaikan *Prakiraan Cuaca Kota Tanjungpinang dan Kab. Bintan* tanggal *07 April 2025* yang berlaku mulai pukul *07.00 WIB*.


🔖 *Kondisi Cuaca:*

     Pagi : Hujan Ringan🌦️

     Siang : Hujan Ringan🌦️

     Malam : Berawan☁

     Dini Hari : Hujan Ringan🌦️

     Ket:

     ☀ : Cerah

     ⛅ : Cerah Berawan

     ☁ : Berawan

     🌦️ : Hujan Ringan

     🌧 : Hujan Sedang - Lebat

     ⛈ : Hujan Ringan - Lebat + Petir

     

🔖 *Arah Angin Permukaan:*

       Variabel Timur Laut - Tenggara

      *Kecepatan Angin:*

        05 - 25 km/jam


🔖 *Suhu Udara:*

     🌡️25 - 30 °C


🔖 *Kelembapan Udara:*

     💧78 - 99 %


🔖 *Titik Panas (Hotspot)*:

      _per tanggal 07-04-2025 jam 06.00 WIB dengan_

      _tingkat kepercayaan sedang - tinggi_

      _(sumber data BMKG dan LAPAN)_

    📍 Tanjungpinang : 0

    📍 Bintan : 0

                                     

🔖 *Ketinggian Gelombang Signifikan:*

      Perairan Tg. Pinang:

      🌊 0.5 s/d 1.0 m      

      Perairan Batam: 

      🌊 0.5 s/d 1.0 m

      Perairan Karimun: 

      🌊 0.5 s/d 1.0 m

      Perairan Bintan: 

      🌊 0.5 s/d 1.0 m

      Perairan Lingga: 

      🌊 0.5 s/d 1.0 m

      Perairan Anambas: 

      🌊 0.5 s/d 1.25 m

      Perairan Natuna:

      🌊 0.5 s/d 1.5 m


🔖 *Peringatan Dini:*

⚠️ Waspada potensi pertumbuhan awan Cumulonimbus penyebab hujan dengan intensitas ringan - sedang serta dapat disertai petir dan angin kencang yang bersifat lokal pada pagi, siang, dan dini hari.


☔ *Prakirawan Stasiun Meteorologi RHF Tanjungpinang*

📞 0811 7786 091

🧾 https://www.bmkg.go.id/cuaca/prakiraan-cuaca.bmkg?kab=Tanjung_Pinang&Prov=Kep_Riau&AreaID=501371




















Prakiraan Cuaca Tanggal 7 April 2025 Prov Kepulauan Riau