KELUMPUHAN HATI NURANI
1 Sam 1-2 , 13 Mei 2024
Seorang tersangka koruptor duduk di kursi pesakitan dengan wajah pucat. Kehadiran para hakim dihadapannya membuat jantungnya semakin cepat berdetak. Ia tidak lagi bisa mengelak dari semua kejahatan dan ketidakjujuran yang telah dilakukannya. Semua kesalahan itu terus mengusik nuraninya. Ada penyesalan, namun ia tetap saja mengelak dan membela dirinya. Bukti kejahatan sudah jelas, ia harus siap menerima vonis hakim yang akan dijatuhkan kepadanya.
Tidak ada seorangpun yang dapat menyembunyikan dosa selamanya. Cepat atau lambat kehadiran Yesus, Sang Firman itu, akan membongkar semua dosa tanpa terkecuali. Nurani kita terusik, Ia menunjukkan kembali kejahatan yang kita lakukan. Bisa jadi rasa bersalah itu menghantui kita, namun Yesus memberikan anugerah untuk menyelesaikannya. Ketika kita bersedia mengikuti nurani baik kita untuk mengakui dan bertobat, maka Ia mengampuni kita. Semakin rapat kita menutupi dosa, semakin tidak tenang kita dibuatnya.
Manusia berdosa cenderung menolak segala peringatan yang mencegahnya menikmati hidup dalam dosa, sehingga mengalami kelumpuhan hati nurani. Kenikmatan dalam dosa membuat manusia hidup dalam bayang-bayang ketakutan yang terselubung, yang sebenarnya ada namun berusaha ditutupi dengan pernyataan : “hanya sekali tidak apa-apa, semua orang juga melakukannya, pengampunan tersedia bagi yang memohon”, dan sebagainya.
1 Timotius 1:19, “Beberapa orang telah menolak hati nuraninya yang murni itu, dan karena itu kandaslah iman mereka.” Hati nurani di dalam surat 1 Timotius berarti kesadaran yang mendasari terwujudnya perilaku yang sesuai dengan etika Kristiani. Himeneus dan Aleksander adalah contoh orang-orang yang melayani, namun kandas imannya karena menolak memelihara hati nurani yang murni (ayat 19-20). Menyerahkan mereka kepada iblis adalah tindakan disiplin yang terakhir, untuk membawa pada penyesalan dan pertobatan. Orang-orang yang menyingkirkan hati nurani yang baik akan segera mengalami iman yang kandas.
Terlebih indah membereskan bayang-bayang ketakutan dihadapanNya dan jangan biarkan kelumpuhan hati nurani menyerang Anda. Akui dosa kepada Yesus, Ia akan menghapuskan kesalahan Anda dan rasa bersalah yang masih menghantui. Marilah kita hidup dengan hati nurani yang murni, hati nurani yang tidak dirusakkan oleh kejahatan atau dosa. (AU)
Questions :
1. Pada saat apa Anda merasa terusik hati nurani Anda ? Apa yang Anda lakukan ?
2. Apa resiko jika sering mengabaikan firman Tuhan ?
Values :
Terlebih indah membereskan bayang-bayang ketakutan dihadapanNya, daripada hidup dalam kelumpuhan hati nurani.
“Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni (Ibrani 10:22)”
Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan (1 Yohanes 1:9)