TETAP RELEVAN
Lukas 7:1-17, 4 Januari 2025
Kehadiran
anggota baru dalam suatu komunitas sosial umumnya disambut dengan hangat oleh
para anggota yang lain; demikian juga apabila salah seorang anggota yang sudah
cukup lama tidak muncul, kemudian terdengar kembali cuitannya, maka banyak
rekan berkomentar, mungkin dengan menggunakan buzzword “ge el gee r” (kata-kata
gaul), maka suasana chat pun makin ramai karena memang benar “gak ada lu, ga
rame”. Ungkapan tersebut biasanya sudah diterima begitu saja tanpa
mempertanyakan asal kata, makna konotatif, denotative maupun konteks
pragmatiknya; yang penting kata-kata tersebut relevan dan bisa mencairkan
suasana sehingga percakapan akrab pun berlanjut.
Kata “relevan” ternyata menjadi salah
satu point of view penting dalam momen pemulihan hubungan antar anggota tubuh
gereja saat orang percaya mempersiapkan jalan raya lurus bagi Allah (Yesaya
40:3). Seorang hamba Tuhan mengutip survey National Churches Trust bahwa lebih
dari 3.500 gereja di Inggris ditutup dalam satu decade terakhir; sementara
jumlah warga tak punya agama melonjak signifikan. Disamping kurangnya dana
perbaikan gedung, gereja tidak lagi dianggap relevan dengan kebutuhan dan gaya
hidup masa kini. Jika “relevan” didefinisikan tidak menjadi serupa dengan dunia
(Roma 12:2), namun tetap bisa diterima oleh dunia; maka buah roh dalam ayat
bacaan hari ini harus benar-benar tampak dalam tubuh gereja sehingga mampu
menjawab kebutuhan manusia zaman now.
Orang percaya sejati tetap memancarkan
kasih Kristus sebagai budaya Kerajaan yang mampu merestorasi hubungan ketika
kedurhakaan bertambah dan kasih orang kebanyakan menjadi dingin (Matius 24:12).
Bahkan ketika masa yang sukar berbahaya, “chalepos”, datang (2 Timotius 3:1),
sukacita dan damai sejahtera Allah mengalahkan kesedihan dan kekuatiran;
kesabaran dan kemurahan dari Roh Kudus melenyapkan kegarangan dan
ketidakpeduliaan manusia akhir zaman.
Menanggapi suara yang berseru-seru
mempersiapkan jalan untuk Tuhan, gereja harus berjuang mempersiapkan umat yang
layak dan dewasa sebagai mempelai Kristus. Karena itu, orang percaya sebagai
ekklesia perlu senantiasa relevan denga isu kontemporer, membangun
inklusivitas, menunjukkan belas kasihan dan kepedulian, terbuka terhadap
perubahan dan kemajuan teknologi, pada saat yang sama tetap berakar pada
nilai-nilai dan budaya Kerajaan yang terangkum dalam LIGHT
(Love-Integrity-Grace-Humility-Truth) values dan buah Roh. (YL)
Questions
:
1. Mengapa
relevansi gereja terhadap dunia penting ?
2. Apakah
hubungan gereja yang relevan dengan seruan mempersiapkan jalan raya lurus bagi
Allah ?
Values
:
Gereja
yang menghasilkan buah Roh memiliki peran krusial dalam kehidupan masyarakat
modern.
“Tetapi buah Roh ialah, sukacita, damai sejahtera, kesabaran,
kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri, tidak ada hukum
yang menentang hal-hal itu (Galatia 5:22-23)”
Orang
percaya menjadi relevan ketika ia tidak menjadi serupa dengan dunia namun tetap
bisa diterima oleh dunia.