BAGI KRISTUS SELURUH HIDUP KITA
Mazmur 25, 29 Agustus 2024
Tidak sedikit orang yang berani mati bagi Kristus, tetapi tidak banyak orang yang mau hidup bagi Kristus. Ketika kita berhasil mengatasi ketakutan akan kematian, bukan berarti kita lantas mencari mati atau hanya sekedar menunggu mati. Intimidasi kematian bukan lagi menjadi penghalang untuk kita menjadi saksi Kristus dan menyatakan kuasa darah anak domba Allah yang telah menebus dosa dunia, sebab barang siapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal.
Saat kita diam dan tidak berbuat apa-apa sebenarnya kita sudah mati karena kita berhenti bertumbuh dan berbuah. Jadi selama kita masih hidup di dunia , hidup kita harus bekerja memberi buah bagi Kerajaan Allah. Memang di dalam kehidupan akan ada banyak tantangan dan hambatan yang harus kita hadapi. Tetapi kita akan belajar dari kehidupan Rasul Paulus bagaimana dia berani menghadapi kematian tetapi juga berani menghadapi kehidupan.
Beberapa kali Rasul Paulus diperhadapkan dengan peristiwa-peristiwa yang hampir membawanya kepada kematian. Ia lebih sering di dalam penjara, didera di luar batas, kerap kali dalam bahaya maut. Lima kali disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan, tiga kali didera, satu kali dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam terkatung-katung di tengah laut. Dalam perjalanan ia sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak-pihak orang Yahudi dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi, bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu. Ia banyak berjerih lelah dan bekerja berat, kerap kali aku tidak tidur, aku lapar dan dahaga, kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian (Baca 1 Korintus 11:24-27).
Semuanya itu tidak menyurutkan semangat Rasul Paulus untuk memberitakan injil dan menjadi prajurit Allah yang efektif. Dia menggambarkan dirinya sebagai seorang prajurit yang sedang berjuang yang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya (2 Timotius 2:4). Rasul Paulus membuktikkan dirinya tidak hanya berani mati bagi apa yang ia percayai tetapi dia juga berani menghadapi kehidupan dengan segala tantangan, hambatan bahkan aniaya sehingga pelayanannya begitu efektif dan meninggalkan legacy yang bisa kita nikmati sampai hari ini. (RSN)
Questions :
1. Hal apa yang membuat Rasul Paulus benar-benar memberikan hidupnya bagi Kristus ?
2. Bagaimana kita memberi diri hidup bagi Kristus ?
Values :
Orang yang mau hidup bagi Kristus tidak hanya berani mati bagi apa yang ia percayai tetapi juga berani menghadapi kehidupan dengan segala tantangan, hambatan bahkan aniaya.
“Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah (Filipi 1:21-22a)”
Intimidasi kematian bukan lagi menjadi penghalang untuk kita menjadi saksi Kristus dan menyatakan kuasa darah anak domba Allah.
Keep Praying ! |