KEJUJURAN YANG MENGHIDUPKAN
Daniel 1-2 , 21 Oktober 2024
Pernahkah Anda merasakan damai sejahtera setelah mengungkapkan kebenaran ? Atau mungkin Anda pernah mengalami bagaimana kebohongan kecil bisa merusak kepercayaan dan hubungan yang sudah terjalin erat ? Kejujuran itu penting, seperti embun pagi yang menyegarkan, mampu menghidupkan kembali semangat dan memberikan ketenangan dalam hati kita.
Kejujuran adalah cermin dari jiwa kita, sebuah refleksi dari integritas yang harus ada dalam diri setiap pengikut Kristus. Hari ini, kita diajak merenungkan : apakah kita bisa selalu jujur dalam setiap perkataan kita ? Bukan hanya dalam percakapan sehari-hari, tetapi juga saat berkomunikasi melalui chat atau sosmed dalam hubungan dengan keluarga, sahabat, rekan kerja, dan dalam setiap interaksi sosial yang kita lakukan. Mengapa kejujuran itu penting ? Ingat bahwa ketidakjujuran dan menyembunyikan kebenaran adalah dosa yang mendukakan Roh Kudus, dan itu dapat membawa musim dingin rohani dalam hidup kita.
Orang yang mengalami kekeringan itu seperti pohon yang kehilangan daun, kehidupan kita terasa kering dan kosong. Kehidupan rohani kita bisa terkubur dalam kebohongan kecil yang kita biarkan tumbuh. Roh Kudus yang pernah begitu dekat, kini terasa jauh karena kita tidak lagi setia pada kejujuran kita.
Kejujuran bukanlah tujuan akhir, melainkan sebuah perjalanan. Setiap hari, kita diberi kesempatan untuk memilih antara jalan yang mudah namun penuh tipu daya, atau jalan yang sulit namun membawa kita pada kebenaran sejati. Marilah kita bersama-sama berkomitmen untuk hidup dalam kejujuran, agar kita bisa memanen buah-buah kebaikan yang berlimpah.
Brene Brown, dalam bukunya “The Gifts of Imperfection”, menulis “Integritas adalah memilih keberanian diatas kenyamanan; memilih yang benar di atas yang menyenangkan, menguntungkan, atau aman.’
Kutipan ini menegaskan bahwa kejujuran dan integritas seringkali membutuhkan keberanian. Kita dihadapkan pada pilihan-pilihan sulit dalam kehidupan sehari-hari, dimana kita harus memutuskan antara yang benar dan yang mudah atau menguntungkan. Namun, seperti yang ditegaskan dalam Efesus 4:15, dengan berpegang pada kebenaran dalam kasih, kita akan bertumbuh menuju Kristus. (DH)
Questions :
1. Dalam aspek kehidupan apa Anda merasa paling sulit untuk jujur, dan mengapa ?
2. Bagaimana pengalaman Anda ketika memilih untuk jujur dalam situasi yang sulit ? Apa dampaknya pada hubungan Anda dengan Tuhan dan sesama.
Values :
Kejujuran bukan sekedar berkata benar, melainkan cermin integritas yang memantulkan karakter Kristus dalam diri kita.
“Tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal kearah Dia, Kristus yang adalah Kepala (Efesus 4:15)”
Memilih jalan kejujuran mungkin sulit, tetapi itu membawa kita pada pertumbuhan rohani dan kedekatan sejati dengan Tuhan dan sesama.