KRISTEN PROGRESIF VS KRISTEN KONVENSIONAL
2 Raja-Raja 18 , 4 Juli 2024
Istilah “Kristen Progresif” tiba-tiba viral, ketika seorang pendeta belia yang bernama Brian memviralkan istilah ini di sebuah podcast. Ajaran yang ia maksud dengan Kristen progresif salah satunya adalah pendapat yang berkata bahwa “di luar Kristus”, seseorang tetap bisa selamat dan masuk sorga karena Kristen progresif meyakini sifat Allah yang maha kasih. Segera Brian dibombardir dengan berbagai komen yang mengkoreksi keras sehingga Brian melepaskan atribut kependetaannya dan mengatakan ia bukan lagi seorang pendeta.
Yang harus menjadi bahan pemikiran juga adalah di sisi lain, selain “Kristen Progresif” adalah kenyataan adanya orang-orang yang mengaku telah menjadi rohaniawan Kristen tapi murtad, artinya ia telah percaya kepada Kristus sebagai Juruselamat namun kemudian murtad dan pindah ke keyakinan lain. Bukankah kenyataan ini lebih tragis lagi dibanding “Kristen progresif” ? Artinya “kristen tradional” pun atau “Kristen Konvensional” pun bisa murtad.
Pertanyaannya sekarang mengapa ada orang jenis “Kristen Progresif” yang dianggap menyimpang ? Dan juga ada jenis “Kristen Konvensional” yang menjadi murtad walau telah menjadi seorang pendeta. Semua peristiwa ini harus menjadi alarm bagi gereja, yaitu bagaimana gereja harus menjadi tempat untuk mengajarkan pertobatan yang benar dan mengajarkan pertumbuhan iman yang benar, bukan sekedar ibadah. Jika gereja hanya mengutamakan hal yang bersifat asesoris, dan bukan hal yang esensi dan hakiki, maka cepat atau lambat akan terjadi “goncangan besar” yang merusakkan dasar-dasar, pilar dan sendi-sendi bangunan gereja.
Ketika jemaat di dalam gereja tidak diperlengkapi pengajaran untuk memperkokoh iman mereka, dan hanya cukup mendengar khotbah 40 menit setiap minggu, dan itupun isinya hanya “menghembuskan janji angin Sorga” atau makanan enak dan lunak yang memuaskan telinga, bukan pengajaran dasar iman yang benar, maka dapat dipastikan gelombang penyimpangan dan pemurtadan akan mudah terjadi.
Seharusnya inilah saatnya gereja mulai berbenah, cara-cara konvensional yang artinya cara lama yang dulu dirasa cukup efektif sekarang harus diubah. Kelompok diskusi pengajaran Alkitab harus dibuat, terutama untuk kalangan anak muda. Tak cukup hanya satu atau dua pendeta yang aktif dalam sebuah gereja. Artinya gereja harus meninggalkan cara-cara konventional yang ketinggalan zaman dan menjadi “Gereja Progresif” dalam arti positif yaitu segera mengkomunikasikan “dasar iman yang kokoh dan benar” secara intensif. Semoga pesan ini dapat dimaknai dengan baik, yaitu menjadi alarm yang membangunkan kesadaran baru bergereja. (DD)
Questions :
1. Apa arti Kristen Progresif ?
2. Setujukah Anda dengan Kristen Progresif ? Diskusikan !
Values :
Warga Kerajaan Sorga sejati memahami bahwa hanya Sang Rajanya, satu-satunya Juru Selamat sejati.
“Apabila dasar-dasar dihancurkan, apakah yang dapat dibuat oleh orang benar itu ? (Mazmur 11:3)”
Nilai-nilai di dunia berubah, tetapi dasar iman Kristen tak pernah berubah, Yesus adalah satu-satunya jalan keselamatan.