*Chasing The Wind*
[Usaha Menjaring Angin]
*Pengkhotbah 4:6,* _"Segenggam ketenangan lebih baik dari pada dua genggam jerih payah dan usaha menjaring angin"._
Kalimat _menjaring angin_ merupakan sebuah frasa yang memuat dua diksi filosofis. Dimana diksi _menjaring_ secara umum dipahami sebagai usaha manusia untuk mendapatkan sesuatu, dan jaring sering dipakai dalam dunia nelayan atau pelaut untuk menangkap ikan. Lalu jaring juga dapat dipakai dalam menangkap burung dan binatang lain yang diinginkan. Sementara diksi _angin adalah udara atau gerakan udara yang nyata, dapat dirasakan tetapi tidak terlihat wujudnya. Dimana angin tersebut bereksistensi namun tidak terlihat secara kasat mata. Maka frasa _menjaring anging_ memberikan pemahaman bahwa segala sesuatu yang dilakukan manusia, entah yang baik atau jahat, bisa berpotensi untuk tidak mendapatkan suatu hasil yang diinginkan. Dimana berbagai usaha serta upaya, perjuangan tidak kenal lelah, kerja keras, perencanaan dan komitmen, sering tidak berbuahkan apa-apa. Sehingga hal demikian terjadi di dua jenis orang yakni: baik dan jahat. Raja Salomo nampaknya mengakui kondisi demikian, ia mengamati yaitu, _“Aku telah melihat segala perbuatan yang dilakukan orang di bawah matahari, tetapi lihatlah, segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin"_ (Pengkhotbah 1:14). Secara umum kondisi adalah kondisi riil yang barangkali sering kita lihat atau bahkan kita alami adanya.
Walaupun demikian, bagi seseorang yang beriman teguh, tetap segala upaya harus terus dikerjakan dengan baik dan penuh integritas. Lalu tetaplah percaya bahwa apa yang Tuhan buat tersebut [akan] indah pada waktunya. Maka menjaring angin akan memberikan pelajaran penting bagi kita bahwa kita tidak boleh sombong dengan apa yang kita miliki, jabati, alami, atau rasakan. Sehingga orang percaya yang takut akan Tuhan, bisa saja menjaring angin, berarti apa yang mereka upayakan tidak berbuahkan hasil, gagal panen, dan lain sebagainya. Namun perjuangannya tidak berakhir sampai di situ. Sehingga orang percaya akan bangkit dan terus menunjukkan tiga eksistensi yakni: eksistensi diri mereka (kekuatan); eksistensi kebaikan mereka; dan eksistensi komitmen untuk tetap takut akan Tuhan. Intinya kita tetap mencermati hidup ini, lalu menilai apakah yang kita kerjakan akan menghasilkan “angin”? Dan apakah kita perlu menambahkan bijaksana dengan memintannya kepada Tuhan? Mari kita nilai diri kita sebelum menilai orang lain. Sebab prinsip _“nilai-menilai”_ bukan hanya ada pada kita, namun ada juga pada orang lain. Raja menyatakan, _"Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang. Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat"_ (Pengkhotbah 12:13-14).
Pada sisi lainnya, penulis Pengkhotbah bukan saja seorang yang mampu menguraikan, memaparkan kebenaran Firman Tuhan dengan baik, namun ia juga merupakan seorang yang telah mengecap banyak asam - garam, baik akan berbagai hal dalam hidupnya serta mengalami persekutuan bersama Tuhan dengan intim. Jadi sebagai suatu keberuntung tatkala hidup bersama dengan Tuhan, maka seseorang amat merasakan _"ketenangan”_ di tengah pergumulan hidup yang berat serta sarat dengan tekanan. Dimana ketenangan merupakan pengalaman hidup yang diperlukan oleh setiap insan manakala seseoranf sedang menghadapi berbagai macam tekanan yang berat, kejadian yang tidak diharapkan baik terjadi musibah, malapetaka, bencana, kerugian, kedukaan, kebangkrutan, ditipu orang, dan lain sebagainya. Sudah tentu dalam terkondisi demikian ini seseorang akan butuh _ketenangan._ Marilah kita semua menjalaninya dengan hati tenang, yang teguh, tidak bingung, tidak takut dan kuatir. Tentu semua dapat diatasi dan diselesaikan dengan baik, karena Tuhan bersama kita. Allah Bapa yang Mahakuasa bersama dengan kita. Jadi semua akan diselesaikan dengan tenang karena Allah Bapa sendiri yang turut bekerja. Allah Bapa yang menyelesaikan dengan baik, karena Allah Bapa yang menggandeng tangan anak-anak-Nya yang berjalan bersama Dia. Mari jalani hari-hari ini bersama Tuhan Yesus, maka ketenangan akan kita raih ! Dalam suatu pernyataan dinyatakan, _"Tuhan telah memberikan pengetahuan tentang hidup kepada kita melalui serentetan kejadian di mana di dalamnya juga terkandung kebaikan serta kemurahan-Nya yang patut disyukuri dan diwartakan"._
*SEMANGAT PAGI & TETAP SEMANGAT*