HAL-HAL
KECIL
Kisah
Para Rasul 21-23;24:9, 16 Mei 2025
Cuaca di kota saya akhir-akhir ini terasa
rada ekstrim, setelah panas sempat melanda, kembali hujan deras datang diiringi
angin ribut yang sempat mengoyak atap jemuran. Pagi ini kami tergesa-gesa hendak
keluar menunaikan tugas, ketika kendaraan baru saja keluar garasi, kami melihat
roda ban belakang kemps, terpaksa mobil kembali parkir dan terlihat sebuah
sekrup menancap di ban itu. Saya bermaksud menggunakan dongkrak hidrolik kecil untuk
mengganti bannya, namun ternyata benda itu tidak dapat berfungsi; sementara
dongkrak bawaan mobil tersangkut di tempatnya tidak bisa diturunkan. Setelah menenangkan
diri agar bisa berdoa (1 Petrus 4:7), saya menghubungi sopir bapak gembala
tetangga dengan maksud pinjam dongkrak, namun beliau bahkan datang kerumah dan
membantu menggantikan ban, sehingga masalah terselesaikan. Bantuan yang
tampaknya tidak spektakuler itu ternyata
menjadi berkat dan teladan kehidupan yang tidak mementingkan diri sendiri.
Menanggapi panggilan mempersiapkan jalan
bagi Allah di tengah musim meratakan gunung tinggi hati, mempraktikkan hidup
yang tidak mementingkan diri sendiri terdengar mustahil, bagaikan misi yang
tidak mungkin dicapai ditengah dunia yang serba egois ini. Firman Tuhan dalam 1
Yohanes 3:16 mewajibkan kita untuk menyerahkan nyawa untuk saudara-saudara kita
sama seperti Kristus telah menyerahkan nyawaNya untuk kita, sementara Galatia
5:14, memerintahkan untuk mengasihi sesama kita manusia seperti diri kita
sendiri. Manusia di masa yang sukar ini disebutkan akan mencintai dirinya
sendiri (2 Timotius 3:2) dengan cara menjadi hamba uang, menyombongkan diri,
menjadi pemfitnah, dan pemberontak terhadap orangtua dan tidak tahu berterima
kasih. Namun puji Tuhan, sebagai orang percaya yang memperoleh kasih karunia,
kita dimampukan untuk hidup tidak mementingkan diri sendiri ditengah dunia yang
mengutamakan keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup (1 Yohanes
2:16)
Karena itu, hidup yang tidak hanya
berfokus pada diri sendiri senantiasa dimulai dengan hal-hal kecil atau
pilihan-pilihan yang nampaknya sederhana, yakni ketika kita memilih untuk
mendahulukan orang lain, lebih mendengar daripada banyak berbicara, berbagi
hal-hal sederhana, menunjukkan kebaikan, kepedulian, dan kemurahan hati. Menjalani
hidup dengan tidak berpusat pada diri sendiri juga berarti mau mengesampingkan
keinginan pribadi, dan dengan senang hati mementingkan kehendak Tuhan,
mengutamakan kasih dan pelayanan terhadap sesama, mengikuti teladan Kristus
untuk memuliakan namaNya dan menjadi berkat bagi sesama. (YL)
Questions
:
1.
Bagaimana menerapkan “mengasihi” sesama
manusia seperti dirimu sendiri dalam kehidupan sehari-hari ?
2.
Apa yang membuat orang percaya mampu
mengasihi orang lain, pada saat yang sama juga mengasihi diri sendiri ?
Values
:
Menjalankan
kehidupan yang tidak mementingkan diri sendiri dimulai lewat berbagi kebaikan
dalam hal-hal kecil.
“Sebab seluruh hukum Taurat tercakup dalam
satu Firman ini, yaitu :”Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri !
(Galatia 5:14)”
Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk
salah seorang dari saudaraku yang paling hina ini, kamu melakukannya untuk Aku
(Matius 25:40).

















