SYUKUR YANG MEMBUAT SUKACITA
Filipi 4:2-9 , 13 November 2023
Sukacita itu diawali rasa syukur akan rahmat Tuhan dan keyakinan iman yang tertuju kepada Tuhan. Karena dengan imanlah, segala ketakutan, kecemasan, dan kekuatiran akan hilang. Di samping memberi iman, Dia juga melengkapi kita dengan pengharapan supaya setiap kita bersikap optimis dalam menatap masa depan. Selain itu Dia pun melengkapi kita dengan “kasih” yang membuat kita bisa bersukacita. Oleh sebab itu, Rasul Paulus menganjurkan kepada jemaat yang ada di Filipi untuk tetap bersukacita. Lawan daripada sukacita adalah bersungut-sungut. Alkitab mencatat jika bangsa Israel dikasihi dan diberkati Tuhan, namun mereka sering bersungut-sungut.
Walaupun banyak kebaikan Tuhan yang mereka alami, tetapi ucapan syukur tidak pernah keluar dari mulut mereka. Adapun maksud Tuhan membawa mereka melalui padang gurun adalah untuk melatih mereka agar senantiasa bergantung kepada Tuhan dan bisa mengucap syukur. Namun melalui berbagai mukjizat yang terjadi, ternyata tidak cukup mengubah sikap bangsa Israel.
Kisah tersebut merupakan suatu pelajaran bagi hidup kita. Kita diperingatkan agar tidak bersikap seperti bangsa Israel. Apabila saat ini kita sedang menghadapi persoalan yang tidak kunjung selesai, percayalah bahwa Tuhan tidak sekali-kali tidak pernah meninggalkan kita. Walaupun seolah-olah hidup kita seperti ada di padang gurun, percayalah bahwa Tuhan memiliki rencana yang indah atas hidup kita.
Bersukacitalah karena cepat atau lambat janjiNya pasti digenapi. Dikatakan, “Berserulah kepadaKu pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Aku (Mazmur 50:15)”. “Carilah Tuhan selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepadaNya selama Ia dekat ! (Yesaya 55:6)”. Inti dari ayat-ayat ini adalah bagaimana kita mengutamakan Tuhan sehingga tidak lagi melihat masalah itu sebagai halangan untuk mengucap syukur. (MI)
“Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan ! Sekali lagi kukatakan : Bersukacitalah ! (Filipi 4:4)”
Kita harus mengutamakan Tuhan sehingga tidak lagi melihat masalah itu sebagai halangan untuk mengucap syukur