MENJADI SAUDARA DALAM KESUKARAN
Matius 17 , 17 Maret 2025
Persahabatan dan persaudaraan teruji ketika menghadapi masa-masa sukar, karena seorang sahabat akan menaruh kasih setiap waktu dan menjadi saudara dalam kesukaran. Dalam terjemahan yang lain, dikatakan bahwa seorang saudara lahir untuk masa kesusahan. Namun, seringkali kita melihat begitu banyak hubungan persaudaraan yang terputus dan tidak lagi harmonis karena adanya perselisihan, pertikaian, dan kesalahpahaman yang diawali karena adanya iri hati, kecurangan, dan merasa diri benar.
Di dalam Alkitab tercatat bagaimana konflik yang terjadi di antara dua saudara, Kain dan Habel, yang berujung pada pembunuhan terhadap Habel. Juga perselisihan antara Esau dan Yakub mengenai hak kesulungan dan perebutan berkat yang diucapkan oleh Ishak, ayah mereka, sehingga Esau menaruh dendam kepada Yakub yang berujung pada rencana pembunuhan. Sikap iri hati juga terjadi pada anak-anak Yakub terhadap Yusuf yang berujung pada konspirasi untuk menyingkirkan Yusuf dan menjualnya menjadi budak.
Ketika terjadi perselisihan, memang mengampuni bukanlah hal yang mudah saat kita masing memegang luka atau dendam. Amsal 18:19 mengatakan, “Saudara yang dikhianati lebih sulit dihampiri daripada kota yang kuat, dan pertengkaran adalah seperti palang gapura sebuah puri.” Pengampunan adalah tindakan ketaatan yang keluar dari hati yang telah diubahkan oleh kasih Allah sehingga terjadi rekonsiliasi. Jadi, jika kasih Allah yang bekerja dalam hidup kita, maka tidak akan ada hubungan yang tidak dapat dipulihkan. Mungkin saat ini masih ada hubungan yang retak, bahkan kita sudah bermusuhan begitu lama, sudah saatnya untuk kita melakukan rekonsiliasi.
Di dalam rekonsiliasi diperlukan kesediaan untuk memaafkan, mengampuni, dan bersama-sama memperbaiki kembali hubungan yang retak. Kedua belah pihak harus saling berbicara dengan terbuka dan jujur, saling mengakui kesalahan, meminta maaf, serta mau memaafkan dan mengampuni. Cari solusi dan penyesalan bersama, serta mulailah kembali dengan komitmen yang baru untuk membangun kasih persaudaraan.
Kasih persaudaraan adalah hasil dari ketaatan pada perintah Filipi 2:3-4, “Dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaiknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama daripada dirinya sendiri, dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.” Kasih persaudaraan bukan hanya sekedar perasaan, tetapi tindakan yang nyata dalam memperlakukan satu sama lain dengan kasih, hormat, kesabaran, serta saling mengampuni. Dengan menerapkan kasih persaudaraan, kita dapat membangun komunitas yang kuat, harmonis dan menjadi saksi bagi dunia tentang kasih Allah. (RSN)
Questions :
1. Pernahkah kita mengalami konflik dengan teman, sahabat, saudara atau orangtua ?
2. Sudahkah kita menyelesaikan dan melakukan rekonsiliasi ?
Values :
Kasih persaudaraan bukan hanya sekedar perasaan, tetapi juga tindakan yang nyata dalam memperlakukan satu sama lain dengan kasih, hormat dan kesabaran serta saling mengampuni.
“Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran (Amsal 17:17)”
Hanya kasih Allah yang memampukan kita untuk mengampuni dengan sepenuh hati.
![]() |
Menjadi Saudara dalam Kesukaran. Amen |