*Take His Teachings To Mind And Reflect Like A Mirror*
[Mencamkan Pengajaran-Nya Dan Bercermin]
*Markus 4:24,* _"Lalu Ia berkata lagi: "Camkanlah apa yang kamu dengar! Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu, dan di samping itu akan ditambah lagi kepadamu"._
Dari ayat diatas untuk kata _"perhatikanlah/camkanlah apa yang kamu dengar"_ yakni, perkataan yang kamu dengar dari-Ku, supaya kamu dapat memahaminya, dan menghafalkannya, dan dengan demikian dapat mengkomunikasikannya dengan efektif kepada orang lain. Artinya untuk jangan membiarkan satu pun perkataan-Nya luput dari kita. Maka Tuhan meminta kita untuk memberikan perhatian yang sebesar-besarnya kepada perkataan-Nya, serta dapat mencernanya sehingga kita dapat mengajarkannya kepada orang lain. Maka dengan ukuran yang seseorang pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadanya, dan kepada kita akan lebih banyak lagi yang diberikan. Intinya makna Tuhan yang jelas adalah jika seseorang dengan bebas serta berlimpah-limpah mengomunikasikannya dan mengkhotbahkan doktrin tersebut kepada orang lain, maka kita akan menerima pahala yang sepadan. Kita juga bahkan akan memperoleh balasan yang jauh lebih berlimpah.
Oleh sebab demikianlah halnya seperti sumber air, semakin banyak air yang dicurahkan ke bawah, maka semakin banyak pula yang diterimanya dari atas. Maka dalam hal ini sebagai suatu dorongan yang besar bagi semua pekabar Firman yang setia, apa pun jenisnya, bahwa dengan seberapa banyak mereka memberi kepada orang lain dalam mengajarnya, maka akan semakin banyak pula yang akan mereka terima dari hikmat serta kasih karunia dari Kristus. Dan hal ini sesuai dengan pernyataan Rasul Paulis, "Orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga" ( 2 Korintus 9:6 ). Pada sisi lainnya yaitu sebagai ilustrasi tentang cermin. Kita tentu dengan bercermin akan dapat melihat apakah penampilan kita sudah benar, sudah rapi, cantik serta ganteng, atau masih amburadul adanya. Dan suatu perubahan suasana hati kita juga tercermin di wajah kita, maka perlu
mengenali hal ini dengan memandangi cermin. Tentu hal inilah cara yang baik mengobati diri kita akibat suasana hati yang terus menerus berubah.
Cara ini juga membuat kita tertawa, jika kita melihat buruknya wajah kita dalam keadaan marah. Lalu dapat juga akan membuat kita tersenyum lalu otot wajah akan mengendur, sehingga akan membangkitkan semangat serta membuat kita gembira. Dimana cermin secara fisik mudah di liat dan mudah untuk di benahi, namun cermin secara rohani seringkali tanpa kita sadari justru akan dapat menjadi batu sandungan bagi orang lain. Barangkali banyak yang tidak mencerminkan akan ajaran-Nya dalam hidup kita sehari-hari. Mungkin dengan mudah kita bisa menasihati seseorang untuk tidak melakukan sesuatu yang merugikan orang lain, namun kita sendiri justru dengan entengnya malah melakukannya alias munafik. Lain di bibir lain di hati, lain ucapan lain pula tindakannya. Jadi seseorang bercermin bukan hanya untuk penampilan jasmani semata,
tetapi yang lebih penting buat penampilan rohani kita juga. Jikalau kita ingin orang lain menghargai dan menghormati setiap penampilan kita, hendaknya kita juga menjaga setiap perilaku kita. Dalam suatu pernyataan dinyatakan, _"Ketika memandang cermin Kitab Suci, kita dapat menerima dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hati"._
*SEMANGAT PAGI & TETAP SEMANGAT*