HIDUP
DALAM KASIH
Roma 12:9-21 (Tgl 19 November 2022,
Sabtu)
Manusia
adalah mahkluk sosial, artinya manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa memiliki
hubungan dengan orang lain. Itu artinya seseorang akan menikmati dan menjalani
kehidupannya sebagai manusia yang wajar jika ia memiliki hubungan dengan orang
lain. Inilah yang membedakan antara manusia dan binatang. Mengasihi orang lain
adalah ciri khas umat Allah. Perintah Allah yang utama adalah saling mengasihi.
Itu bukan semata-mata untuk menegaskan bahwa manusia itu adalah mahkluk sosial,
tetapi karena Allah adalah kasih. Agar kita dapat saling mengasihi secara baik
dan benar, Yesus meminta umatNya untuk senantiasa mendasarkan diri pada
hubungan yang erat dengan diriNya sebab Allah sendiri melalui Yesus Kristus
telah mengasihi umatNya dengan cara mengorbankan nyawaNya (Efesus 1:7).
Mereka
yang melakukan perintah ini dipanggilnya sahabat oleh Yesus, yang menunjukkan
adanya keakraban diantara Allah dan umatNya. Dalam keadaan seperti ini umat
Tuhan akan lebih memahami apa kehendak Tuhan dalam kehidupan mereka. Semua orang
Kristen, dari anak-anak sampai orangtua, dapat dengan mudah berbicara tentang
kasih walaupun kenyataannya kehidupan mereka seringkali bertentangan dengan
kasih. Dengan hidup saling mengasihi, umat Allah dapat menjalankan berbagai
tugas panggilannya dengan baik dan “menghasilkan buah” bagi kemuliaan Allah dan
kebahagiaan hidup mereka.
Kita
sebagai umat Allah mesti menempatkan hal saling mengasihi sebagai ciri khas
kehidupan kita. Jika tidak maka sebenarnya kita sedang merusak gereja/jemaat
itu sendiri. Akibatnya banyak yang kehilangan jati dirinya, bahkan tidak
berbeda dengan organisasi-organisasi lain dalam dunia ini. Marilah tampil beda
dengan hidup dalam kasih sebab Allah kita adalah kasih. (MI)
“Hendaklah kasih itu jangan pura-pura ! Jauhilah yang
jahat dan lakukanlah yang baik (Roma 12:9)”
Mengasihi orang lain adalah
ciri khas umat Allah