MENCUKUPKAN
DIRI
Filipi 4:10-20 (Tgl 18 Oktober 2022,
Selasa)
Sudah
menjadi sifat manusia selalu tidak puas dengan apa yang ada atau dimilikinya. Manusia
selalu ingin lebih, seperti ada tertulis : “Siapa mencintai uang tidak akan
puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan
penghasilannya (Pengkotbah 5:9a)”. Sifat tidak puas terhadap uang atau kekayaan
telah mendorong banyak orang untuk melakukan tindakan yang melanggar hukum atau
bertentangan dengan kebenaran Firman Tuhan. Dan rasanya tradisi tidak punya
malu ini sudah kian mewabah di berbagai kalangan. Itulah sebabnya sejak dulu
Yohanes Pembaptis mengingatkan para pemungut pajak , “Jangan menagih lebih
banyak daripada yang telah ditentukan bagimu (Luk 3:13) dan juga para prajurit,
“Jangan merampas dan jangan memeras dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu (Luk
3:14b)”.
Mari
belajar dari sikap hidup Rasul Paulus yang dalam segala keadaan tetap bisa
mengucap syukur (Filipi 4:12). Mengapa Rasul Paulus tetap bisa puas dan
bersyukur ? Karena dia tahu bahwa “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia
yang memberi kekuatan kepadaku (Filipi 4:13)”. Bagi Paulus kepuasan bukan lagi
ditentukan oleh kekurangan atau kelebihan, melainkan menerima dengan sukacita
berapapun porsi berkat yang Tuhan tetapkan untuk kita.
Ketidakpuasan
yang tanpa batas dalam diri seseorang akan membawa kepada keserakahan dan
ketamakan, akibatnya orang akan selalu merasa kurang. Meski telah mengecap
pertolongan dan kebaikan Tuhan, bangsa Israel tidak pernah merasa puas sehingga
yang keluar dari mulutnya hanyalah keluh kesah dan sungut-sungut. Oleh karena
itu mari belajar mengucap syukur di segala keadaan !. (MI)
“Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku
telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan (Filipi 4:11)”
Marilah belajar untuk mengucap
syukur dalam segala keadaan !
Mari Mengucap Syukur |
Jalan Jalan ke Sawah |