MEMBANGUN
KECERDASAN, SEMANGAT DAN PROSPEK ANAK
Penulis : Ir. Rakhman Naibaho, MM
Kemajuan satu bangsa tergantung pada
kemampuan dan pengetahuan untuk mengelola, memanfaatkan segala potensi
disekitarnya menjadi berdaya guna dan bermanfaat terhadap nilai kehidupan. Lebih
objektif kemajuan suatu bangsa dinilai dari kecerdasan masyaakatnya, itulah
sebabnya seorang pemimpin yang bijak umumnya memprioritaskan peningkatan
pengetahuan masyarakat agar tidak pasif tetapi partisipatif dan proaktif.
Pendidikan, satu kota yang sederhana
tetapi apakah pendidikan itu telah berhasil mencerdaskan, pertanyaan ini harus
kita jawab bersama tidak hanya kepada pelaku pendidikan, kita sebagai orangtua
dan sebagai masyarakat wajib dan bertanggung jawab agar pendidikan berhasil. “Membangun
Kecerdasan, Semangat dan Prospek Anak Didik” adalah topik yang layak kita
ketahui dan sadari sehingga ada keselarasan Pemerintah dan masyarakat melangkah
lebih maju.
Peranan orang tua, mencerdaskan anak
didik. Cerdas diartikan sempurna perkembangan akal budinya (berpikir dan
mengerti), tajam pikiran dan sebagainya, tentunya tidak mudah membuat anak
menjadi cerdasatau merubah IQ (Intelligence Quotation) dibawah 100 menjadi
diatas 100 dalam waktu singkat, perlu proses bahkan sejak menjadi janin di
dalam rahim ibu adalah awal yang tepat membangun kecerdasan anak dengan
memperhatikan kelayakan giji untuk janin dan ibu. Kita lewatkan kondisi
tersebut dan focus kepada anak didik agar lebih cerdas.
Semua manusia pada hakikatnya terlahir
dengan segala citra yang lengkap, perubahan citra tersebut adalah proses yang
dipengaruhi berbagai factor, paling dominan adalah lingkungan. Lingkungan dalam
arti luas semua orang yang dalam kehidupan sehari-hari ada interaksi social,
orangtua adalah yang paling besar diikuti dengan pendidikan dan budaya sekitar.
Pembentukan kepribadian anak adalah awal dari didik anak, keberhasilan
membangun pribadi anak adalah satu proses yang sudah selesai sebelum melakukan.
Uraian ini merupakan pengalaman yang
sederhana mudah-mudahan bermanfaat bagi kita. Kita sebagai orangtua tidak salah
kalau kita bertanya kepada anak setelah terbangun dari tidurnya “enak tidurnya”,
si anak akan bertanya dalam hatinya “Apa maksud orangtua?” atau langsung
manjwab enak. Jawaban itu membuktikan bahwa anak tersebut tidak mau susah
berpikir. Yang mulai berpikir adalah kita sebagai orangtua yaitu mengajak anak
agar mampu mereview apa yang ada dalam mimpi dengan mencoba bertanya apa
mimpinya. Kemampuan review alam bawah sadar (mimpi) akan mendorong lebih
memampukan diri review alam sadar. Oleh karena itu mengajak anak mampu
menjelaskan mimpinya, kita telah mengembangkan daya ingat anak. Aplikasi berikutnya
pada kehidupan keseharian anak didik yang sudah sekolah, membiasakan komunikasi
dengan mengingatkan anak didik agar memperhatikan dan merekam semua yang
dilihat dan didengar dari guru sejak duduk di ruang kelas dan waktu jedah agar
dimanfaatkan untuk review apa yang disampaikan guru sebelumnya. Pengendapan pengetahuan
/ ilmu, sepulang dari sekolah berikan waktu dirumah 10-15 menit sebelum makan
untuk mereview apa yang dilihat dan didengar dan dipelajari selama di sekolah. Kenapa
sebelum makan, karena otak masih bekerja dan sesudah makan otak akan lemah daya
pikir akan rendah. Kebiasaan ini akan meningkatkan daya ingat anak didik dengan
demikian akan terbangun kecerdasan anak didik.
Peranan unsur pendidik, membangun
semangat anak didik. Kegagalam anak didik kebanyakan karena bersekolah itu
hanya sebagai harga diri semata, sehingga semangat belajar hanya sekedar,
karena tidak didasari tujuan yang fundamental. Banyak cara untuk mengembangkan
semangat anak didik, salah satu diantaranya menciptakan alam pikiran anak didik
untuk perubahan dari tanpa semangat atau dorongan menjadi penuh semangat dengan
menghidupkan EQ (Emotional quotation). Contoh dengan membawa anak didik ke tempat tertentu (bukan
tempat wisata) seperti daerah kumuh dengan penduduk serba kekurangan, memberikan
kesempatan berdialog. Secara spontan anak didik akan merenungkan tidak mau
bodoh, saya harus belajar agar saya cerdas karena semua orang pasti tidak mau
miskin dengan demikian akan muncul semangat baru untuk belajar.
Semua yang diuraikan diatas , penuis
mencoba dengan bahasa yang sederhana agar dapat dipahami semua lapisan
masyarakat dan bisa di terapkan dalam mendidik anak menjadi lebih baik.
Kesimpulan
: Dalam pendidikan tidak ada kata terlambat dan dibatasi ruang lingkup sekolah.
Mungkin sudah saatnya orang-orang yang memiliki pengalaman dilibatkan untuk
pencerahan kepada anak didik., dalam bentuk pengabdian (Penulis adalah Kadis Kehutanan dan Perkebunan Kab. Samosir tahun 2009-2011).