BERSIKAP TEGAS
Roma 6:1-14 , 7 Desember 2023
Saya punya satu kebiasaan buruk yang sulit hilang, yakni tanpa sadar mengucek-ngucek mata. Dan sekali tangan sudah mengucek, bisa lama baru berhenti. Sebenarnya saya tahu itu tak ada gunanya, dan tak membuat keadaan lebih baik. Hanya, melakukannya seolah-olah terasa “enak”, semakin lama semakin “enak”. Saya baru berhenti setelah mata menjadi merah dan terasa pedas, bahkan sakit. Sebenarnya jika saya mau bersikap tegas untuk berhenti ketika mulai melakukannya, tentu bisa. Namun, kerap kali saya meneruskannya karena merasa “masih enak”.
Nyaris mirip dengan kebiasaan buruk saya diatas, terkadang kita juga bersikap demikian terhadap dosa. Ketika masih terasa “enak”, kita tak mau berhenti melakukannya. Apalagi saat makin lama makin enak, betapa lebih sulit lagi kita menghentikannya. Begitulah, sekali kita melayani keinginan dosa, kita cenderung sulit melepaskannya. Dalam Roma 6:1-14, Paulus menegaskan, kita tak boleh bertekun dalam dosa, karena kita telah mati bagi dosa (ayat 1,2). Dengan demikian, seharusnya kita tak bisa lagi hidup dalam dosa. Sebaliknya, kita telah dibangkitkan bersama Kristus, sehingga kita dapat hidup bagi Allah (ayat 11). Itulah tujuan terbesar hidup kita sebagai anak-anak tebusanNya !
Seperti mengucek mata yang tidak ada gunanya, berbuat dosa juga sama tak bergunanya. Salah-salah justru kita mesti menanggung akibat tak enak setelah melakukannya. Saya tahu harus belajar tegas mengatakan “stop” pada diri sendiri, sebab Tuhan yang ada di dalam kita pasti memberi kemenangan atas dosa. Maka, jangan terlena ketika kebiasaan berdosa mulai menggoda. Lawan dan berlarilah menjauh dari dosa. Biarlah kita hidup bagi Allah saja (AW)
“Sebab itu, hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya (Roma 6:12)”
Mati bagi dosa, hidup bagi Allah
Hidup bagi dosa, mati kekal di hadapan Allah