ORANG YANG PALING BODOH
Matius 19:1-15 , 20 Maret 2025
Segala sesuatu di dunia ini bersifat sementara. Tidak ada yang benar-benar kekal. Harta benda, kekuasaan, bahkan kehidupan kita sendiri pada akhirnya akan berlalu. Oleh sebab itu, nasihat Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus sangatlah relevan bagi kehidupan kita. Ia menasihati mereka yang memiliki yang memiliki istri untuk hidup seolah-olah tidak memiliki istri, mereka yang menangis untuk hidup seolah-olah tidak menangis, mereka yang bergembira untuk hidup seolah-olah tidak bergembira, dan mereka yang membeli sesuatu untuk hidup seolah-olah mereka tidak memilikinya. Terdengar membingungkan, bukan ?
Namun, maksud Paulus bukanlah agar kita mengabaikan tanggung jawab atau meninggalkan kewajiban kita, melainkan untuk menyadari bahwa segala hal di dunia ini bersifat fana. Apa yang kita miliki sekarang tidak akan selamanya bersama kita. Oleh karena itu, kita tidak boleh terikat secara berlebihan pada hal-hal duniawi.
Dalam suratnya yang lain, Paulus menegaskan kembali prinsip ini : “Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal (2 Korintus 4:18). Sayangnya, banyak orang lebih mengutakan perkara duniawi yang kelihatan daripada hal-hal rohani yang bersifat kekal.
Salah satu contoh kebodohan terbesar dalam Alkitab adalah kisah orang kaya yang hanya menimbun harta bagi dirinya sendiri (Lukas 12:16-21). Ia berkata kepada dirinya sendiri, “Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah, dan bersenang-senanglah (Lukas 12:19)”. Fokus hidupnya hanya pada kesenangan duniawi, tanpa menyadari bahwa maut bisa datang kapan saja. Kebodohannya menjadi sempurna saat ia tidak mempersiapkan dirinya untuk kehidupan yang kekal.
Apa yang kita miliki di dunia ini hanyalah sementara. Tidak ada jaminan bahwa kekayaan, status sosial, atau kesuksesan duniawi akan menyelamatkan kita. Yang benar-benar kekal adalah perkara rohani, hubungan kita dengan Tuhan dan nilai-nilai yang kita jalani sesuai dengan kehendakNya. (DH)
Questions :
1. Apakah kita lebih mengutamakan hal-hal duniawi dibandingkan dengan perkara rohani yang kekal ?
2. Bagaimana kita dapat mengubah prioritas hidup agar lebih berfokus pada hal-hal yang bernilai kekal ?
Values :
Harta duniawi bersifat sementara, tetapi harta surgawi kekal selamanya.
“Pendeknya orang-orang yang mempergunakan barang-barang duniawi seolah-olah sama sekali tidak mempergunakannya. Sebab dunia seperti yang kita kenal sekarang akan berlalu ( 1 Korintus 7:31)”
Orang bijak menyiapkan dirinya untuk kehidupan kekal, bukan hanya untuk kesuksesan duniawi.