DIA HARUS MAKIN BERTAMBAH,
AKU HARUS MAKIN BERKURANG
Kisah Para Rasul 22:30-23:22 , 15 Mei 2025
Tidak dapat dipungkiri bahwa pada kenyataannya, manusia daging kita membutuhkan penerimaan. Ada rasa ingin dihargai, ingin dihormati, dan tentunya ingin dikasihi. Itulah sebabnya, bila seseorang belum mengalami metanoia, maka ia dapat melakukan segala cara untuk memenuhi kebutuhannya : penerimaan dari orang lain, pengakuan dari orang lain, rasa dihargai, rasa dihormati, dan rasa dikasihi. Kecenderungan perilaku seperti ini lebih berpusat pada diri sendiri, bukan pada orang lain.
Rasul Paulus memberi nilai Kerajaan kepada setiap kita, bahwa pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia daripada semuanya. Artinya, jika kita memiliki Kristus, mengenal Kristus, dan menempatkan Dia sebagai Tuhan dalam kehidupan kita, maka hal-hal lainnya sudah tidak terlalu penting bagi kita. Dengan jiwa besar, kita mudah melepaskan apa yang tadinya kita genggam erat atau anggap penting, seperti penerimaan, pengakuan serta keinginan untuk dihargai, dihormati, dan dikasihi oleh orang lain. Kita tidak akan ambil pusing bagaimana perlakuan orang terhadap kita, melainkan lebih fokus pada pertanyaan : Bagaimana seharusnya hidup saya bagi Kristus dan bagi sesama ? Jika kita menaruh Kristus di tempat yang utama dan terutama, maka keinginan untuk diri sendiri akan berkurang, bahkan kita bisa mengalami yang disebut mati bagi diri sendiri.
Mari kita belajar dari Rasul Paulus, ia dengan penuh kerelaan melepaskan semua atribut masa lalunya karena satu alasan, yaitu Kristus. Ia menganggap semua masa lalunya sebagai sampah, tidak ada artinya dibandingkan dengan pengenalan akan Yesus Kristus. Baginya, memiliki Yesus berarti memiliki segalanya. Nah, ini adalah sesuatu yang harus kita renungkan dan resapi. Apakah keyakinan kita sama seperti yang dimiliki oleh Rasul Paulus ? Memiliki Yesus berarti memiliki segalanya. Yesus yang makin bertambah dalam hidupku, dan aku semakin berkurang. Ketika Yesus menjadi pusat dalam hidupku, maka hal lain tidak lagi menjadi sesuatu yang harus kita pertahankan dan genggam erat.
Apa saja indikasi orang yang menjadikan Kristus sebagai pusat kehidupannya ? Pertama, Orientasinya untuk memuliakan nama Tuhan. Apapun yang dia lakukan bukan untuk kepentingan dirinya, melainkan untuk memuliakan Tuhan. Kedua, Tidak mudah tersinggung. Sekalipun apa yang dia lakukan tidak dianggap atau dihargai orang lain, dia tetap melakukan yang terbaik. Ketiga, Hidupnya memberi nilai bagi orang lain. Keberadaannya membawa pengaruh positif bagi orang lain dan menjadi berkat. ‘Dia harus makin bertambah, aku harus makin berkurang.” Sudahkah Anda mengaplikasikannya ? (LA)
Questions :
1. Apa nilai Kerajaan yang dapat dipelajari dari Rasul Paulus yang meninggalkan masa lalunya demi Kristus ?
2. Apa saja tanda bahwa seseorang menjadikan Kristus sebagai pusat hidupnya ? Diskusikan !
Values :
Kita tidak akan pernah merasa kurang bila sumber kehidupan itu ada di dalam kita dan kita ada di dalam Dia.
“Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia daripada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus (Filipi 3:7-8)”
Christ is enough for me.
![]() |
| Tiap Rabu Partangiangan Weyk Bincen |
![]() |
| Tuhan Yesus memberkati kita semua,Amen |













