MENGAMPUNI TANPA BATAS
Matius 11:1-19 , 6 Maret 2025
Dalam Alkitab, angka tujuh memiliki makna yang sangat khusus dan sering digunakan sebagai simbol kegenapan, kesempurnaan, dan keagungan. Jadi ketika Petrus bertanya kepada Yesus apakah mengampuni hingga tujuh kali sudah cukup, Petrus sedang menyatakan tentang kegenapan dan kesempurnaan dalam mengampuni. Sebab dalam kebiasaan Yahudi, pengampunan biasanya diberikan tiga kali. Ini berdasarkan pada ajaran Talmud, yang menyatakan bahwa jika seseorang melakukan kesalahan terhadap orang lain, maka orang tersebut harus meminta pengampunan tiga kali. Jika orang tersebut masih tidak mau memaafkan setelah tiga kali, maka orang yang melakukan kesalahan dianggap telah melakukan kesalahan yang tidak dapat diampuni.
Yesus menjawab bahwa kita harus mengampuni bukan hanya tujuh kali, tetapi “sampai tujuh puluh kali tujuh kali” artinya kita harus mengampuni tanpa batas, tidak hanya tujuh kali, tetapi sebanyak mungkin kali. Yesus ingin mengajarkan bahwa kita harus mengampuni dengan tulus dan tanpa batas, seperti Bapa di surga yang mengampuni kita dengan tulus dan tanpa batas. Tidak berhenti disitu, Yesus juga memerintahkan : “Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu (Lukas 6:27-28)”. Ini adalah sebuah pengajaran yang tidak kita temukan diluar Yesus. Pengampunan mencerminkan kasih Allah yang tanpa batas kepada kita, sehingga kita juga dipanggil untuk memberikannya kepada orang lain.
Mengampuni bukanlah hal yang mudah ketika kita masih memegang luka atau dendam. Pengampunan bukan berarti melupakan rasa sakit atau mengabaikan keadilan, tetapi keputusan hati untuk tidak membalas dendam. Pengampunan adalah tindakan ketaatan yang keluar dari hati yang telah diubahkan oleh kasih Allah. Ingatlah Tuhan telah membuang dosa-dosa kita sejauh timur dari barat dan Ia telah melemparkan segala kesalahan-kesalahan kita kedalam tubir laut. Jika Allah begitu murah hati mengampuni dosa-dosa kita maka kitapun harus memiliki gaya hidup mengampuni.
Yesus juga mengajar kita untuk tidak mengutuk dan tidak menghakimi, serahkanlah semua itu kepadaNya sebab Dia lah yang berhak melakukan pembalasan dan penghakiman. Bagian kita adalah mengampuni dan mendoakan orang yang menyakiti kita sebagaimana Allah telah mengampuni kita dalam Kristus. Mengampuni perlu latihan dan tekad, mulailah dengan langkah kecil dengan merespon kesalahan orang lain dengan kasih dan bukan dengan dendam sehingga pengampunan menjadi sebuah kebiasaan yang menjadikan kita hidup dalam kasih dan kemerdekaan yang sejati. (RSN)
Questions :
1. Berapa kali kita harus mengampuni orang yang bersalah kepada kita ?
2. Hal-hal apa yang membuat kita sulit untuk mengampuni ?
Values :
Yesus mengajarkan bahwa kita harus mengampuni dengan tulus dan tanpa batas, seperti Bapa di surga yang mengampuni kita dengan tulus dan tanpa batas.
“Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus : “Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku ? Sampai tujuh kali ? “ Yesus berkata kepadanya : “Bukan ! Aku berkata kepadamu : Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali (Matius 18:21-22)”
Pengampunan adalah tindakan ketaatan yang keluar dari hati yang telah diubahkan oleh kasih Allah.