Matius 5:5 (TB) Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.
https://alkitab.app/v/6b59df09c24b
Matius 5:5 (TB) Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.
https://alkitab.app/v/6b59df09c24b
Shalom, selamat pagi Saudaraku ππ
_*ALLAH ADIL DALAM KEPUTUSANNYA.*_
_*"Kata Yakub: 'Bersumpahlah dahulu padaku.' Maka bersumpahlah ia kepada Yakub dan dijualnyalah hak kesulungannya kepadanya."*_ *(Kejadian 25:33).*
Sosok pribadi Yakub bisa dikatakan sebagai tokoh yang cukup fenomenal dalam Alkitab. Ia memiliki sifat-sifat yang tidak jauh berbeda dengan kita. Arti dari nama 'Yakub' sendiri adalah penipu. Tidak hanya namanya, tapi perbuatannya juga mencerminkan bahwa ia suka menipu, orang yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang diinginkan.
Dengan caranya yang licik Yakub mengakali Esau, saudaranya, agar ia mau menjual hak kesulungannya dengan ditukar semangkuk kacang merah. Selain itu Yakub juga menipu Ishak, ayahnya, sehingga Ishak pun terpedaya dan memberkati dia dengan berkat kesulungan *(Kejadian 27:18-26),* sehingga Yakub pun menjadi orang yang sangat terberkati. Menurut penilaian kita sebagai manusia, hal itu terasa aneh. Mengapa orang yang sedemikian licik dan suka menipu justru sepertinya diberkati oleh *Tuhan?* Bagaimana bisa *Tuhan* memberkati orang yang suka menipu?
Adalah mustahil bagi kita menyelami jalan dan pikiran *Tuhan.* Dikatakan, _*"Seperti tingginya langit dan bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu."*_ *(Yesaya 55:9).* Dalam hal ini Esau telah melakukan keteledoran dalam menjaga hak kesulungannya. Ia memandang rendah hak kesulungan sehingga dengan gampangnya menukarkan itu dengan sepiring makanan.
Alkitab menyatakan, _*"Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan."*_ *(Ibrani 12:16).* Sebaliknya Yakub sangat menghargai berkat dan hak kesulungannya, sehingga berbagai upaya ia lakukan untuk mendapatkannya. Itulah yang menjadi salah satu faktor penyebab dari semua peristiwa tadi, sehingga hak kesulungan itu pun jatuh ke tangan Yakub. Itu adalah konsekuensi ketidaktaatan Esau kepada *Tuhan.*
Karena itu jangan sampai kita memandang rendah kasih karunia Allah yang telah diberikan kepada kita melalui kematian Tuhan Yesus Kristus di kayu salib untuk menghapus dosa kita dan menyelamatkan kita dari maut _*Roma 5:10 Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!*_) apalagi sampai menukarnya dengan apa pun juga yang ada di dunia ini.
Pada saatnya Yakub pun harus menuai apa yang ia tabur yakni telah menipu, akhirnya ia juga ditipu oleh Laban (mertuanya) dan ke 11 anaknya yang mengatakan bahwa Yusuf telah mati dimangsa binatang buas; jadi baik Esau maupun Yakub harus menanggung konsekuensi dari apa yang mereka tabur.
*Tuhan* itu adil dan tidak dapat dipermainkan, karena itu jangan main-main dengan dosa! _*Galatia 6:7 Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.*_
Terima kasih
Tuhan Yesus memberkati
_"Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus"._
_Efesus 6:18 (TB)_
*Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya?Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau. Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku; tembok-tembokmu tetap di ruang mata-Ku.*
π *Yesaya 49:15-16*
Anak yang Dibuang, Jadi Alat Tuhan. Ada seorang anak yang sejak kecil mengalami penolakan. Ia tidak diinginkan oleh orang tuanya, hidup terlantar dan tidur di emperan toko. Ia tidak tamat sekolah, dianggap tidak punya masa depan.
Namun di tengah kehancuran itu, ia berseru kepada Tuhan: *"Jika Engkau benar ada, pakailah hidupku walau tak ada yang peduli padaku."*
Tuhan menjamahnya dalam doa sederhana itu. Ia mulai melayani di jalanan, memberitakan Injil kepada tunawisma dan pecandu.
*Hari ini, ia dikenal sebagai Victor Marx,* seorang mantan anak jalanan yang kini melayani anak-anak korban perang di zona konflik seperti Irak dan Suriah. *Ia dipakai Tuhan untuk menyelamatkan banyak jiwa dan membawa pemulihan.*
Pesan penting buat Kita;
> Apa yang dibuang manusia, tidak dibuang oleh Tuhan.
> Justru yang dianggap tidak layak, sering kali itulah yang dipakai Tuhan untuk pekerjaan besar.
Maka Jangan berkecil hati jika Anda pernah ditolak, dilupakan, atau dibuang.
*Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat. Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya:*
✍️ *Mazmur 8:4-6*
✅ *TUHAN MAU PAKAI HIDUP KITA*
_*Selamat pagi dan*_
_*Selamat beraktivitas*_
Berikut kami sampaikan *Prakiraan Cuaca Kota Tanjungpinang dan Kab. Bintan* tanggal *07 Agustus 2025* yang berlaku mulai pukul *07.00 WIB*.
π *Kondisi Cuaca:*
Pagi : Cerah Berawan⛅
Siang : Hujan Ringanπ¦️
Malam : Berawan☁
Dini Hari : Hujan Ringanπ¦️
Ket:
☀ : Cerah
⛅ : Cerah Berawan
☁ : Berawan
π¦️ : Hujan Ringan
π§ : Hujan Sedang - Lebat
⛈ : Hujan Ringan - Lebat + Petir
π *Arah Angin Permukaan:*
Timur Laut - Selatan
*Kecepatan Angin:*
05 - 25 km/jam
π *Suhu Udara:*
π‘️25 - 32 °C
π *Kelembapan Udara:*
π§70 - 96 %
π *Titik Panas (Hotspot)*:
_per tanggal 07-08-2025 jam 06.00 WIB dengan_
_tingkat kepercayaan sedang - tinggi_
_(sumber data BMKG dan LAPAN)_
π Tanjungpinang : 0
π Bintan : 0
π *Ketinggian Gelombang Signifikan:*
Perairan Tg. Pinang:
π 0.5 s/d 1.0 m
Perairan Batam:
π 0.5 s/d 1.0 m
Perairan Karimun:
π 0.5 s/d 1.0 m
Perairan Bintan:
π 0.5 s/d 1.0 m
Perairan Lingga:
π 0.5 s/d 1.0 m
Perairan Anambas:
π 0.5 s/d 1.0 m
Perairan Natuna:
π 0.5 s/d 1.0 m
π *Peringatan Dini:*
⚠️ Waspada terhadap potensi awan Cumulunimbus (CB) yang menyebabkan hujan ringan hingga sedang yang disertai petir dan angin kencang pada siang dan dini hari yang bersifat lokal.
☔ *Prakirawan Stasiun Meteorologi RHF Tanjungpinang*
π 0811 7786 091
π§Ύ https://www.bmkg.go.id/cuaca/prakiraan-cuaca.bmkg?kab=Tanjung_Pinang&Prov=Kep_Riau&AreaID=501371
![]() |
| Prakiraan Cuaca Tanggal 7 Agustus 2025 Prov Kepulauan Riau |
Santapan Harian
Nilai Diri: Pelajaran dari Anak Kecil
Lukas 9:46-48
Umumnya kita tidak mau dipandang kecil oleh siapa pun. Setiap orang ingin dihargai dan diberi tempat terbaik. Berbagai kalangan berlomba-lomba untuk mendapatkan kedudukan yang terbesar, tetapi ada satu kelompok yang hampir mustahil untuk mendapatkan posisi itu, yaitu anak kecil.
Di mata orang dewasa, anak kecil sering kali tidak didengarkan secara serius, dianggap tidak tahu apa-apa, dan tidak diikutsertakan dalam perbincangan. Di mana-mana, termasuk di gereja, anak kecil dipandang sebagai pengganggu. Karena itu, biasanya tidak ada orang dewasa yang ingin dibandingkan dan disamakan dengan anak kecil.
Namun, dalam perdebatan murid-murid Yesus soal siapa yang terbesar di antara mereka (46), Yesus justru mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di samping-Nya (47). Lalu, kepada para pengikut-Nya, Ia mengajarkan bahwa nilai diri seorang murid yang terbesar adalah nilai diri seorang anak kecil. Ia mengajarkan bahwa jika mereka ingin menyambut-Nya dan menyambut Allah Bapa, haruslah mereka menyambut anak kecil (48).
Hal ini mudah dikatakan, tetapi sulit dilakukan. Sebagian orang, bahkan tidak dapat menyambut anaknya sendiri, apalagi anak orang yang tak dikenal. Ke tengah-tengah budaya seperti ini, Yesus justru membawa ajaran yang sungguh berbeda. Sejatinya, seorang murid yang terbesar ialah seorang murid yang memiliki kesediaan untuk menerima siapa saja tanpa memandang usia, status, dan kedudukannya.
Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita tentang nilai diri kita sebagai murid Yesus. Di tengah dunia yang memiliki kebiasaan dan kecenderungan untuk memandang besar diri sendiri dan memandang kecil orang lain, kita diajar untuk melakukan hal sebaliknya, meninggikan sesama dan merendahkan diri layaknya anak kecil. Jadilah yang terbesar bukan di mata manusia, tetapi di mata Allah.
Karena itu, marilah kita berlomba-lomba untuk saling menerima dan memberikan tempat bagi orang lain tanpa ada pembedaan ataupun diskriminasi. [EMR]