BERANI RENCANAKAN TUJUAN HIDUP
1 Taw 4; Yoh 8 , 22 September 2023
Ali thing’s created twice, segala sesuatu diciptakan dua kali, pertama diciptakan dalam bentuk ide, imaginasi, rencana dan yang kedua adalah saat hal tersebut diwujudkan menjadi sesuatu yang konkrit. Ide, imaginasi, perencanaan ini kemudian disebut dengan tujuan, harapan. Jika kita menyelidiki banyak nama-nama besar di abad 20-21 khususnya di bidang teknologi informasi, seperti Bill Gates penemu Microsoft, Mack Zuckerberg, penemu Facebook, Sergey Brin dan Larry Page pendiri mesin pencari paling terkenal di Google, Jeff Bezoz pendiri situs belanja online pertama yaitu Amazon, dan masih banyak nama lagi, maka kita menemukan kesamaan bahwa mereka adalah orang-orang yang mencoba menemukan sebuah tujuan dari sebuah situasi atau permasalahan yang dihadapi.
Firman Tuhan menjelaskan kepada kita bahwa sejak semula manusia diciptakan dalam tujuan, dan untuk melakukan sebuah tujuan essensial yaitu : memuliakan Allah, dan melakukan kehendak Allah. Menjalani hidup yang bertujuan ilahi ini bukan berarti membuat hidup kita seperti pasrah, tidak boleh punya rencana atau plan atau jika mau berpikir rencana, itu semua hanya terfokus hal rohani/pelayanan.
Pemahaman ini terkadang dipahami secara mistik, dimana kehendak Allah itu berarti kita harus tanya hari ini mau pakai pakaian apa, mau makan apa, mau pergi kemana, beli apa, itu tanya kepada Tuhan, sehingga membuat kita seperti tidak boleh punya “harapan” normal. Tentu maknanya tidak sesempit itu, justru Allah merencanakan dan menciptakan manusia dengan tujuan, maka kita juga perlu berani berpikir, berencana, membuat tujuan bagi hidup kita, keluarga, pekerjaan, dan pelayanan kita.
Seringkali ada ketakutan-ketakutan mental dalam diri kita, seolah-olah jika membuat rencana dalam peran-peran kita maka kita seperti sedang “melawan Allah”. Kita sering bertemu banyak orang yang terkesan “rohani” dengan berkata, “mengalir saja, pasrah saja, biar rencana Tuhan yang bekerja”. Firman Tuhan menjelaskan kepada kita untuk memiliki tujuan dan rencana dalam hidup kita hanya kita diminta menyerahkan segala rencana dan tindakan kita kepada Allah (Ams 16:3). Kata menyerahkan disini bermakna menyelaraskan tujuan kita dengan tujuan Allah. Sama seperti ketika seorang ayah menyatakan kehendak kepada anaknya, “Jadilah anak yang pandai”, maka kehendak ayah ini diterjemahkan dengan sang anak mesti berani menyusun rencana belajarnya sendiri, bagaimana rencana tugas dan project sekolahnya harus dilakukan. Apa rencana atau tujuan hidupmu ? (HA)
Questions :
1. Benarkah kehidupan ini sebaiknya dijalani dengan “mengalir” saja ?
2. Jika Tuhan yang berkehendak atas hidup kita, apakah harus tetap merencanakan tujuan-tujuan dalam hidup ini ? Diskusikan
Values :
Firman Tuhan menjelaskan kepada kita untuk memiliki tujuan dan rencana dalam hidup kita, hanya kita diminta menyerahkan segala rencana dan tindakan kita kepada Allah.
If You Fail to Plan, It Means You Plan To Fail
“Sebab siapakah diantara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu ? (Lukas 14:28)”
Apa rencana atau tujuan hidupmu ? |