Shalom, selamat pagi Saudaraku ππ
*BERANI TAMPIL BEDA*
_*Roma 12:2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna*_
Ayat ini merupakan inti dari seluruh ajaran praktis dalam surat Roma. Setelah Rasul Paulus menjelaskan tentang kasih karunia Allah yang besar dalam pasal-pasal sebelumnya (Roma 1–11), ia kemudian mengajak jemaat untuk merespons kasih itu dengan hidup yang benar. Roma 12:2 adalah seruan untuk hidup berbeda — bukan sekadar karena aturan, tetapi karena hati dan pikiran yang telah diperbaharui oleh Roh Kudus.
Dunia di sini tidak sekadar menunjuk pada planet bumi, tetapi pada sistem nilai, pola pikir, dan gaya hidup yang bertentangan dengan kebenaran Allah. Dunia ini memuja kesenangan, kekuasaan, uang, dan popularitas, namun Paulus menegaskan: orang percaya dipanggil untuk hidup dalam standar Kerajaan Allah — bukan dalam pola dunia yang fana
1 “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini”
Kata Yunani untuk “menjadi serupa” adalah syschematizo, yang berarti menyesuaikan diri dengan bentuk luar, seperti memakai topeng yang serupa dengan lingkungan sekitar. Paulus memperingatkan agar orang percaya tidak ikut pola dunia yang menyesatkan — baik dalam pikiran, perilaku, maupun gaya hidup.
contoh: dalam dunia modern, banyak orang menilai bahwa keberhasilan itu diukur dari kekayaan, status, atau popularitas. Namun Yesus berkata: _*“Apa gunanya seseorang memperoleh seluruh dunia, tetapi kehilangan nyawanya?” (Markus 8:36).*_ Kita dipanggil untuk memiliki identitas yang murni dalam Kristus, bukan dalam pencapaian duniawi
2 *“Berubahlah oleh pembaharuan budimu”*
Kata “berubahlah” berasal dari kata Yunani metamorphoΕ — dari mana muncul kata metamorfosis, perubahan total dari dalam ke luar dan dalam hal ini menggambarkan transformasi rohani, bukan sekadar perubahan perilaku sementara.
Perubahan sejati dimulai dari pembaharuan budi (nous, pikiran atau cara berpikir). Pikiran kita adalah pusat keputusan dan nilai. Roh Kudus bekerja melalui firman Tuhan untuk memperbaharui cara kita menilai sesuatu — dari sudut pandang duniawi menjadi sudut pandang ilahi.
Pembaharuan budi berarti kita belajar berpikir seperti Kristus, yakni:
* Jika melihat penderitaan Kristus di kayu salib bukan sebagai kutuk, tetapi sebagai sarana pendewasaan.
* Melihat harta bukan sebagai tujuan, tetapi sebagai alat pelayanan
* Melihat sesama bukan sebagai saingan, tetapi sebagai sesama ciptaan yang dikasihi Allah.
*3 "Sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah”*
Hanya dengan pikiran yang diperbaharui, seseorang dapat mengenal kehendak Allah secara benar. Banyak orang berdoa ingin mengetahui kehendak Tuhan, tetapi pikirannya masih terikat pada cara berpikir duniawi — egois, penuh ambisi, dan tidak peka terhadap suara Roh Kudus. Kehendak Allah, menurut Paulus, memiliki tiga karakteristik:
Yang baik (agathon) — memberi manfaat sejati bagi jiwa kita, meskipun tidak selalu menyenangkan secara duniawi.
Yang berkenan kepada Allah (euareston) — membawa sukacita bagi hati Tuhan, karena selaras dengan kasih dan kekudusan-Nya.
Yang sempurna (teleion) — lengkap, tidak kekurangan apa pun, karena datang dari sumber yang sempurna.
*4 Implikasi dalam Kehidupan Masa Kini*
Hidup di abad ke-21 membuat kita mudah tergoda untuk meniru dunia: teknologi, media sosial, pola pikir konsumtif, bahkan kompromi moral. Namun ayat ini memanggil kita untuk menilai setiap hal dengan lensa rohani:
Saat dunia berkata “utamakan dirimu”, Kristus berkata “sangkal dirimu” (Lukas 9:23).
Saat dunia berkata “balas dendam”, Kristus berkata “ampunilah musuhmu” (Matius 5:44).
Saat dunia berkata “cari yang cepat dan mudah”, Kristus berkata “pikullah salibmu” (Matius 16:24).
Kehidupan orang Kristen bukanlah hidup nyaman, tetapi hidup yang terus diperbaharui, terus bertumbuh, dan terus diarahkan pada keserupaan dengan Kristus _*Roma 8:29-30 Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya*._
Terima kasih
Tuhan Yesus memberkati