KERAS HATI
Yeremia 17:19-27 , 25 Oktober 2023
Saya pernah melihat sebuah film kartun yang temanya tentang kungfu. Tokoh utama di film itu sedang diperhadapkan dengan sebuah kenyataan bahwa dia akan berhadapan dengan musuh ahli bela diri dengan tingkat ketahanan tubuh yang sangat kuat. Bahkan beberapa pukulannya tidak berarti saat dipukulkan ke tubuh musuhnya itu. Akhirnya dia berlatih lagi dengan semangat sampai bisa mengalahkan musuhnya. Musuhnya dapat dikalahkan tidak melalui pukulan tangan, tetapi hentakan jarinya.
Yang mau saya bagikan dari kebenaran Firman Tuhan hari ini adalah segala sesuatu yang keras tidak harus dilawan dengan yang keras juga, melainkan dengan yang lembut (ayat 23). Namun jika yang lembut tidak bisa mengatasi maka jalan terakhir memang harus dihadapkan dengan sesuatu yang paling keras. Benda yang paling keras di dunia adalah berlian atau intan. Sekeras apa pun benda itu, jika digorekkan dengan intan maka akan rusak. Tetapi intan juga akan rusak bila dipukul berkali-kali dengan benda keras lainnya.
Mengapa saya hari ini bercerita tentang sesuatu yang keras. Dikatakan dalam firman Tuhan yang ditujukan bagi bangsa Israel, termasuk kita orang percaya, bahwa pertobatan sejati membutuhkan buah dari hidup kita, bukan hanya melalui perkataan saja.
Ingat tentang film kartun yang saya ceritakan diatas, tokoh utama akhirnya mengalahkan musuhnya dengan jari. Mengapa dia bisa mendapatkan pengertian seperti itu karena dia melihat bagaimana batu bisa berlubang bila terus-menerus ditetesi air. Kemudian dia melatih jurus jari dan akhirnya menang atas musuhnya.
Ingatlah Saudara, sesuatu yang keras bisa dikalahkan dengan yang lembut. Berarti sekeras apapun hati, bisa juga menjadi lunak dengan kelembutan. Dengan tegas Firman Tuhan mengatakan bahwa berbahagialah orang yang lemah lembut (Matius 5:5).
Ingatlah Saudara, jika terlalu keras maka jalan satu-satunya adalah dengan kekerasan juga. Bangsa Israel adalah bangsa yang tegar tengkuk dan paling susah diatur. Akhirnya murka Tuhan turun, baru mereka mau bertobat. Jadi bangsa Israel bisa menjadi gambaran kita, bila kita tidak bisa diatur dan suka melanggar firman Tuhan maka keadaan kita bisa seperti bangsa Israel. Jangan sampai masalah datang bertubi-tubi dalam hidup kita, baru kita ingat kepada Tuhan. Jangan sampai penyakit dan korban berjatuhan, kita baru sadar akan dosa kita. Koreksi dan jangan keraskan hati kita. (LG)
“Janganlah keraskan hatimu seperti di Meriba, seperti pada hari di Masa di padang gurun (Mazmur 95:8)”
Kekerasan terkadang diperlukan untuk menghadapi kerasnya hati