17. RENUNGAN
SIKAP
DOA YANG BENAR
Matius 6:5-13 (Tgl 18 Februari 2022, Jumat)
Doa Bapa kami
memang sudah tidak asing lagi bagi kita. Doa ini diajarkan oleh Tuhan Yesus
sendiri. Perlu diingat bahwa doa ini bukanlah mantera untuk diperkatakan secara
berulang-ulang, tetapi merupakan sebuah “pola” atau patokan dari doa serta
standar dari sikap iman yang benar. Dalam khotbah yang berjudul, “Yang Empunya
Kerajaan, Kuasa, dan Kemuliaan”, ada beberapa pertanyaan yang seharusnya kita
jawab dengan jujur. Apakah doa dan sikap kita telah menyaksikan “KerajaanNya”?
mencerminkan kebaikan, kebenaran, keadilan dan keselamatan atau sebaliknya doa
dan sikap kita malah menyembunyikan kedengkian, kepalsuan, kesemena-menaan ?
Apakah doa dan
sikap kita telah tunduk mentaati “KuasaNya”, senantiasa berusaha memposisikan
Tuhan di latar depan, menempatkan kehendakNya ditempat paling utama, dan
rencanaNya di pusat kepeduliaan kita ? atau sebaliknya , doa dan sikap kita
hanya sekedar menyelubungi ambisi dan egoisme kita semata ? atau kita malah
menjadikan Tuhan sebagai alat pemenuh dan pemuas kehendak kita ? apakah doa dan
sikap kita mencerminkan “kemuliaanNya”
begitu rupa sehingga perbuatan baik kita nyata dihadapan semua orang dan
mereka memuji nama Bapa yang di Sorga ? atau sebaliknya kita hanya mencemari
kekudusanNya, membuat buram cahaya keagunganNya, dan membuat orang mencemooh
namaNya?
Melalui doa Bapa
kami ini, Tuhan tidak hanya menjawab pertanyaan kita, “Apa yang harus kita
katakana didalam doa?”, tetapi Tuhan telah mengaruniakan pedoman bagi kita
mengenai “apa yang harus kita lakukan ?”
Saat ini kita
sudah merenungkan Doa Bapa kami ! Marilah kita memiliki sikap doa yang benar
supaya doa kita tidak hanya sekedar rutinitas. (MI)
“Lagipula dalam doamu itu janganlah bertele-tele
seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa
karena banyaknya kata – kata doanya akan dikabulkan.” (Matius 6:7)
Milikilah sikap doa yang benar
agar doa kita tidak hanya sekedar rutinitas
Paneitonga Nauli |