MINUM AIR LAUT
2 Tawarikh 16-18 , 11 Agustus 2024
Pernahkah kita bertanya untuk apa manusia diciptakan ? Ada yang menjawab untuk menikmati kesenangan yang ada di dunia ini. Benarkah kita ini dipuaskan dengan menikmati kesenangan di dunia ini ? Bukankah kita sebenarnya tidak pernah puas, selalu ada di dalam diri kita yang terus merasa kurang puas. Sebagai contoh, bila Anda punya mobil Avanza, Anda ingin mengganti dengan Innova, setelah Innova, Anda ingin ganti Honda CRV dan seterusnya bahkan kalau sudah punya mobil termahal pun Anda tidak akan pernah terpuaskan. Bagi ibu-ibu juga demikian tidak pernah terpuaskan walaupun sudah memakai tas dengan harga yang paling mahal. Semua kesenangan dunia bagai minum air laut yang asin yang semakin kita minum semakin kita haus.
Mungkinkah selamanya kita tidak diciptakan untuk dunia, atau dunia ini bukanlah tujuan akhir kita, atau mungkin kesenangan dunia hanya sebuah gambaran akan dunia lain yang adalah tempat kita yang sebenarnya. Jika memang demikian kita harus bersikap lebih berhati-hati, tidak menganggap kesenangan dan berkat duniawi sebagai segala-galanya yang harus kita perjuangkan. Kita seharusnya menganggap berkat dan kesenangan dunia adalah sebagai semacam pencicip atau bayangan dari hidup yang akan datang yang mempunyai kualitas yang lebih baik dan yang dapat memuaskan jiwa kita. Hal ini sejalan dengan bunyi firman Tuhan yang ditulis oleh Rasul Yohanes.
“Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya (1 Yohanes 2:16-17)”.
Kalau kita merenungkan lebih dalam ayat tersebut tidak menganjurkan kita / mengarahkan tujuan kita pada semata-mata keinginan dunia (sex, harta, kekuasaan). Hal ini tepat seperti gambaran tentang meminum air laut yang asin, semakin minum semakin haus dan kalau kita minum terus kita akan cepat mati.
Kalau begitu, kita harus memperbaharui cara berpikir kita, kita harus memprogram ulang cara berpikir kita. Memang kita makhluk jasmani yang memerlukan kebutuhan jasmani. Namun sebenarnya kita juga makhluk rohani, yang tidak bisa dipuaskan dengan semua hal yang jasmani. Kita harus mengarahkan pikiran kita pada tujuan yang benar, yaitu melakukan kehendak Bapa, karena tujuan kita adalah hidup selamanya bersama dengan Bapa. Disanalah kepuasan yang sesungguhnya bagi roh dan jiwa kita. Anda mengerti ? (DD)
Questions :
1. Mengapa sifat manusiawi kita tak pernah bisa dipuaskan dengan semua kesenangan jasmani dan duniawi ?
2. Bagaimana caranya kita dapat memuaskan jiwa kita ?
Values :
Warga Kerajaan harus mengarahkan hidupnya kepada persiapan kehidupan rohani yang bersifat kekal.
“Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu (1 Yohanes 2:15)”
Sebagai makhluk rohani yang bertubuh jasmani kita tak bisa hanya dipuaskan dengan kebutuhan jasmani saja.