AKU MAU BEBAS
Roma 16, 12 Juni 2025
Kita tahu bahwa banyak negara merayakan Hari Kemerdekaan. Baik sebagai hasil kesepakatan antara dua negara maupun sebagai bentul pemisahan dari penjajahan, seperti yang terjadi pada bangsa kita. Namun, mengapa manusia begitu gigih mengejar kemerdekaan (atau kebebasan) ? Cobalah mengingat masa remaja kita. Dalam upaya “mencari jati diri”, kita cenderung memberontak, membangkang terhadap aturan orangtua, sekolah, gereja, dan lain sebagainya.
Pernahkah Anda mencoba menyelamatkan serangga atau makhluk kecil lainnya, dengan maksud agar mereka tidak mati terinjak, menjadi mangsa hewan lain, atau agar tidak mengganggu kita ? Biasanya kita melihat mereka berusaha sekuat tenaga melarikan diri dari tangan “penuh kasih” kita yang ingin memindahkan mereka. Mereka tidak memahami bahwa usaha kita memasukkan mereka ke dalam gelas lalu melepaskan mereka keluar justru bertujuan untuk membebaskan mereka dari kematian yang sudah jelas mengadang didepan mata.
Mungkinkah kita juga bersikap serupa dalam menjalani hidup ? Membangkang terhadap aturan yang telah jelas ditetapkan, seperti Hawa yang tergoda dan memakan buah yang secara tegas telah dilarang oleh Tuhan. Atau menguji batas, seperti Kain yang mempersembahkan sesuatu secara asal-asalan, seolah-olah dapat “menipu” Tuhan. Dan akhirnya bagaimana ? Ya, tentu berujung pada kesulitan. Andai saja mereka taat sejak awal, hal itu tentu dapat menghindarkan mereka (dan kita) dari penderitaan yang harus kita jalani hingga sekarang.
Mungkinkah kebebasan sejati justru dapat ditemukan dalam aturan-aturan yang ditetapkan oleh Tuhan melalui hukum alam, Alkitab, orangtua, atau sekolah ? Namun, hal ini bukan berarti bahwa mematuhi semua aturan akan membuat hidup bebas dari masalah. Akan tetapi, ketika kita taat, hati kita dipenuhi damai sejahtera karena hidup kita selaras dengan kehendak Tuhan, Sang Pencipta segala sesuatu. Pada akhirnya, kita akan menyadari bahwa segala sesuatu menjadi lebih baik, bahkan ditengah cobaan yang diizinkan Tuhan untuk melatih kita menjadi pribadi yang lebih kuat.
Penelitian menunjukkan bahwa orang Yahudi memiliki IQ tertinggi diantara kelompok etnis lainnya. Mungkin karena sejak kecil mereka dibentuk dengan disiplin dan aturan yang ketat. Semoga ini mendorong kita untuk mengeksplorasi hal-hal diluar persepsi kita saat ini. Bisa jadi, kita akan menyadari bahwa ajaran Alkitab sebenarnya bertujuan untuk menyelamatkan dan membebaskan kita. Seperti tertulis dalam Yohanes 8:32, “Dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu,” serta Roma 6:14, “Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada dibawah hukum Taurat, melainkan dibawah kasih karunia.” (SO)
Questions :
1. Apakah kita sudah hidup selaras dengan kehendak Tuhan ?
2. Benarkah kebebasan sejati justru ditemukan dalam ketaatan ?
Values :
Kita dipanggil untuk hidup merdeka, namun semestinya dipakai untuk melayani satu sama lain dalam kasih, bukan sebagai kesempatan hidup dalam dosa (Galatia 5:13).
“Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan (Galatia 5:1)”
Dari disiplin lahirlah kebebasan (Aristoteles).
![]() |
| So Shine, God Bless Our Office, Amen |



















