RENUNGAN
PEMILIHAN
MUSA
Keluaran
2:11-3
Sebagai
pangeran Mesir, tentu saja Musa mendapatkan pendidikan yang baik. Dituliskan di
Alkitab bahwa dia dididik dalam seluruh hikmat orang mesir serta penuh kuasa
dalam perkataan dan perbuatan (Kisah Para Rasul 7:22).
Itulah
Musa, sang pangeran Mesir. Ia pun hidup selama 40 tahun dengan keberadaan
seperti itu. Menariknya saat ditemui oleh Tuhan 40 tahun kemudian disemak duri,
Musa kedapatan sudah tidak lagi pandai bicara. Rupanya kewibawaan dan kepandaiannya
berbicara telah terkubur bersama dengan penolakan yang ia terima dari sanak
saudaranya sesame orang Ibrani. Ia tidak mengira hal itu yang terjadi karena
berpikir bahwa sebagai pangeran ia akan dihargai dan dijadikan sebagai pemimpin
mereka. Penolakan itu telah membuat keyakinannya runtuh sehingga ia telah
memutuskan untuk hanya ingin menjadi penggembala kawanan domba milik mertuanya.
Tetapi
disitulah letak titik baliknya. Musa yang ditakdirkan Tuhan untuk menyelamatkan
umatNya justru tidak dipakaiNya saat ia menjadi pangeran yang pandai bicara. Ia
baru dipanggil saat kedapatan sedang menggembalakan domba supaya sadar bahwa
pemilihan Tuhan atas dirinya bukanlah karena keberadaannya sebagai pangeran dan
pandai bicara, tetapi karena dia itu pilihanNya sedari awal.
Peristiwa
ini tentu saja adalah sebuah kabar baik bagi kita sebab terlihat bahwa dasar
Tuhan memilih bukanlah karena alasan pendidikan, jabatan ataupun kedudukan yang
terpandang.
Tidak
perlu berkecil hati jika oleh ukuran dunia kita dianggap tidak bernilai sebab
dalam kondisi seperti itulah Tuhan berkarya untuk menyatakan kebesaranNya. (F)
“Tetapi apa yang bodoh
bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa
yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat.” (1
Korintus 1:27)
Dasar Allah memilih bukanlah
keunggulan kita, tetapi kebesaranNya