*BELIEVE WITH ALL MY HEART*
[Dengan Segenap Hati Percaya]
*Amsal 3:5-6,* _"Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu"._
Bagian ayat ini diawali dengan seruan dan perintah untuk _"percaya kepada TUHAN dengan segenap hatimu"._ Dan perintah ini sangat spesifik mengenai tindakan yang diharapkan, objek tindakan, dan cara melaksanakan tindakan tersebut. Lalu tindakan spesifik dari perintah ini adalah percaya, serta objek tindakan adalah TUHAN, dan cara melaksanakannya adalah dengan segenap hati kita. Maka frasa _“percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu”_ menjadi dasar untuk semua, dan juga frasa ini menghubungkan semua hal, dimana ayat-ayat sebelum dan sesudahnya harus ditafsirkan melalui sudut pandang frasa tersebut. Jadi, penting untuk memahami apa artinya _“percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu”._ Kata Ibraninya untuk _percaya_ adalah *bΓ’αΉach* yang berarti yakin , yakin, dan berani tentang sesuatu, dalam hal ini TUHAN. Hal ini berarti mengandalkan atau menaruh harapan dan keyakinan kita kepada TUHAN. Dan kata Ibrani yang diterjemahkan sebagai _hati_ adalah *lΓͺb* yang secara kiasan mewakili perasaan, keinginan, dan kecerdasan. *LΓͺb* juga mewakili pusat dari segala sesuatu.
Menurut Bolt dan Kim dari buku God's Grace Inscribed on the Human Heart: Essays in Honour of James R. Harrison, _hati_ juga mewakili kecerdasan dan kasih sayang. Dalam Perjanjian Baru, _hati_ adalah pusat kehidupan batiniah, termasuk pemahaman, emosi, keinginan, dan kehidupan rohani. Bahasa Inggris kontemporer berbeda, di mana _hati_ paling erat kaitannya dengan emosi semata. Ketika Paulus menulis tentang Roh dalam kaitannya dengan hati manusia dalam Galatia 4:6 , Roma 5:5 , dan 2 Korintus 1:22 , kita dapat melihat dalam konteksnya bahwa ia tidak sekadar menganggap hati sebagai pusat emosi, tetapi juga sebagai pusat pemikiran, pemahaman, kemauan, dan pengambilan keputusan. Sehingga _hati_ adalah tempat bersemayamnya kasih sayang, dan kasih sayang itulah yang harus diserahkan kepada TUHAN. Maka tidaklah cukup hanya dengan memberikan-Nya akal budi, kemauan; kasih sayang juga harus diserahkan kepada-Nya. Intinya _“hati adalah pusat kehidupan batin, termasuk pengertian, emosi, kemauan, dan kehidupan spiritual"._ Disisi lain bahwa dengan percaya pada TUHAN dengan segenap hati, memang ada saat di mana TUHAN meredakan badai-badai hidup yang sedang kita alami dan membuatnya tenang.
Walaupun demikian, tetapi ada juga saat di mana badai-badai itu tetap bergelora, namun TUHAN akan meredakan semua rasa takut dan kuwatir sehingga hati kita merasa tenang. Jadi hal itulah sebagai salah satu keuntungan mengikut TUHAN. Maka apapun situasi dan kondisi yang kita alami, tidak akan mampu membuat kita jatuh sampai tergeletak, sebab TUHANlah yang memegang kendali atas hidup kita. Dan tidak ada satu perkara pun yang TUHAN ijinkan mengancam kehidupan kita, selama kita berjalan sesuai firman TUHAN dan "menghidupkan" ROH TUHAN dalam keseharian hidup kita. Percayalah, hidup di dalam TUHAN itu tidak pernah rugi, maka dengan memilih untuk percaya dan mau serta mampu mengenal TUHAN merupakan pilihan yang tepat. Walaupun badai bergelora di depan langkah, tidak akan pernah mampu menutup jalan kita. Dan kemanapun kita berjalan, TUHAN selalu menyertai. Lalu apa yang boleh dunia lakukan saat hidup kita dijagai-Nya? Dan siapa yang berani membinasakan saat TUHAN membungkus hidup kita dengan kasih-Nya? Tentu tidak ada. Walaupun beribu-ribu orang datang mengancam kita, TUHAN akan menghalaunya. Dalam suatu quotes dinyatakan, _"TUHAN melihatmu, TUHAN mencintaimu, TUHAN memiliki rencana untukmu. Jangan biarkan kebisingan dunia ini mengalihkan perhatianmu dari suara TUHAN"._
*SEMANGAT PAGI & TETAP SEMANGAT*