Hidrologi
Hutan
Hidrologi hutan merupakan suatu ilmu
fenomena yang berkaitan dengan air yang dipengaruhi oleh penutupan hutan. Sesuai
dengan batasan subyek yang ada yaitu hidrologi hutan maka bahasan selanjutnya
merupakan hidrologi terapan dengan lingkup operasionalnya adalah daerah aliran
sungai terutama yang bervegetasi hutan atau yang dapat berfungsi sebagai
vegetasi hutan serta daerah yang dipengaruhi oleh kawasan tersebut.
Presipitasi
Hujan (presipitasi) merupakan masukan
utama dari daur hidrologi dalam DAS. Dampak kegiatan pembangunan terhadap
proses hidrologi sangat dipengaruhi intensitas, lama berlangsungnya, dan lokasi
hujan. Karena itu perencana dan pengelola DAS harus memperhitungkan pola
presipitasi dan sebaran geografinya.
Intersepsi
Hujan yang jatuh di atas tegakan pohon
sebagian akan melekat pada tajuk daun maupun batang, bagian ini disebut
tampungan/simpanan intersepsi yang akhirnya segera menguap. Besar kecilnya
intersepsi dipengaruhi oleh sifat hujan (terutama intensitas hujan dan lama
hujan), kecepatan angin, jenis pohon (kerapatan tajuk dan bentuk tajuk).
Simpanan intersepsi pada hutan pinus di Italia utara sekitar 30% dari hujan
(Allewijn, 1990). Intersepsi tidak hanya terjadi pada tajuk daun bagian atas
saja, intersepsi juga terjadi pada seresah di bawah pohon. Intersepsi akan
mengurangi hujan yang menjadi run off.
Throughfall,
Crown drip, Steamflow
Hujan yang jatuh di atas hutan ada
sebagian yang dapat jatuh langsung di lantai hutan melalui sela-sela tajuk,
bagian hujan ini disebut throughfall. Simpanan intersepsi ada batasnya,
kelebihannya akan segera tetes sebagai crown drip. Steamflow adalah aliran air
hujan yang lewat batang, besar kecilnya stemflow dipengaruhi oleh struktur
batang dan kekasaran kulit batang pohon.
Infiltrasi
dan Perkolasi
Proses berlangsungnya air masuk ke
permukaan tanah kita kenal dengan infiltrasi, sedang perkolasi adalah proses
bergeraknya air melalui profil tanah karena tenaga gravitasi. Laju infiltrasi
dipengaruhi tekstur dan struktur, kelengasan tanah, kadar materi tersuspensi
dalam air juga waktu.
Kelengasan Tanah
Kelengasan tanah menyatakan jumlah air
yang tersimpan di antara pori-pori tanah. Kelengasan tanah sangat dinamis, hal
ini disebabkan oleh penguapan melalui permukaan tanah, transpirasi, dan
perkolasi. Pada saat kelengasan tanah dalam keadaan kondisi tinggi, infiltrasi
air hujan lebih kecil daripada saat kelengasan tanah rendah. Kemampuan tanah
menyimpan air tergantung dari porositas tanah
Simpanan Permukaan dan
Run off
Simpanan
Permukaan (Surface Storage)
Simpanan permukaan ini terjadi pada
depresi-depresi pada permukaan tanah, pada perakaran pepohonan atau di belakang
pohon-pohon yang tumbang. Simpanan permukaan menghambat atau menunda bagian
hujan ini mencapai limpasan permukaan dan memberi kesempatan bagi air untuk
melakukan infiltrasi dan evaporasi.
Runoff
Runoff
Adalah bagian curahan hujan (curah hujan
dikurangi evapotranspirasi dan kehilangan air lainnya) yang mengalir dalam air
sungai karena gaya gravitasi; airnya berasal dari permukaan maupun dari
subpermukaan (sub surface). Runoff dapat dinyatakan sebagai tebal runoff, debit
aliran (river discharge) dan volume runoff.
Limpasan Permukaan
Limpasan permukaan (Surface Runoff)
adalah bagian curah hujan setelah dikurangi dengan infiltrasi dan kehilangan
air lainnya. Limpasan permukaan ini berasal dari overlandflow yang segera masuk
ke dalam alur sungai. Aliran ini merupakan komponen aliran banjir yang utama.
Aliran
Bawah Permukaan (Subsurface Runoff)
Aliran bawah permukaan merupakan bagian
dari presipitasi yang mengalami infiltrasi dalam tanah yang kemudian mengalir
di bawah permukaan tanah dan menuju alur sungai sebagai rembesan maupun mata
air.
Proses
Runoff
1.
Periode Tidak Hujan (Kemarau)
a. Input dari hujan = nol
b.
Air tanah mengalir masuk alur sebagai aliran dasar, maka freatik turun terus
c.
Evapotranspirasi menambah defisiensi lengas tanah
d.
Hidrograf aliran berupa kurva deplesi.
2.
Periode Hujan Awal
a. Awal musim hujan, mulai ada hujan
b.
Sebagian hujan menjadi intersepsi
c.
Sebagian menjadi simpanan depresi
d.
Surface Runoff hampir tidak ada, air hujan digunakan untuk membasahi tanah
(Lengas tanah meningkat).
e.
Hidrograf aliran agak bergeser ke atas karena ada sebagian hujan yang jatuh
langsung di alur sungai
f.
Muka freatik masih turun terus karena aliran dasar masih berlangsung dan air
infiltrasi belum mencapai muka freatik.
3.Priode Hujan
a.
Intersepsi mencapai kapasitas
maksimum, stemflow dan througfall
terjadi
b.
Simpanan depresi maksimum
c.
Surface runoff mulai terjadi, sehingga aliran sungai naik.
d.
Soil Moisture Deficiency berkurang
e.
Air Infiltrasi dan perkolasi belum mencapai muka freatik (air tanah belum
naik).
4.
Saat Hujan Berhenti
- Di permukaan tanah masih ada air dan mengalir
b.
Infiltrasi terus berlangsung
c.
Stream runoff berasal dari channel storage
d.
Channel storage berkurang dan habis
e.
Stream runoff dari groundwater
5.
Saat tak ada Hujan
a.
Lengas tanah pada kapasitas lapang
b.
Input air tak ada, lengas tanah berkurang
c.
Air perlokasi mencapai muka freatik air tanah mendapat recharge
d.
Kurva deplesi terus berlangsung, stream runoff menyusut.
e.
Air tanah naik
6.
Hubungan aliran sungai dan air tanah
Pada lembah sungai yang cukup dalam
sehingga muka freatik terpotong maka banyak mata air dan rembesan disepanjang
alur sungai, untuk daerah yang air tanahnya dalam, keadaan ini tidak terjadi.
Memperhatikan
kontinuitas aliran dan kedudukan muka freatik ada. 3 macam tipe aliran yaitu :
a)
Efemeral,
b)
Intermitten dan
c)
Perenial.
NERACA AIR
Neraca air merupakan alat untuk
mendekati nilai-nilai hidrologis proses yang terjadi di lapangan. Secara garis
besar neraca air merupakan penjelasan tentang hubungan antara aliran ke dalam
(In flow) dan aliran ke luar (out flow) di suatu daerah untuk suatu periode
tertentu dari proses sirkulasi air. Neraca air juga dapat didefinisikan sebagai
selisih antara jumlah air yang diterima oleh tanaman dan kehilangan air dari tanaman
beserta tanah melalui proses evapotranspirasi.
Keberadaan hutan hanya akan berpengaruh
terhadap beberapa komponen dalam seluruh daur hidrologi tersebut. Meskipun
demikian karena masing-masing komponen dalam daur hidrologi tersebut akan
saling berkaitan maka keberadaan hutan akan memberikan pengaruh yang nyata
dalam daur ini.
Pengaruh hutan dalam daur air ini akan
mulai nampak semenjak hujan jatuh, yang sebagian akan terintersepsi baik di
tajuk maupun di seresah, sebagian akan terbuang kembali ke angkasa melalui
proses evapotranspirasi.
Dalam lanjutan proses sebagai aliran permukaan daur air infiltrasi, perjalanan air tersebut juga dipengaruhi oleh adanya tahanan batang dan seresah hutan. Dengan demikian vegetasi hutan akan ikut merubah pola keseimbangan energi matahari sebagai penggerak utama proses daur hidrologi.
Dalam lanjutan proses sebagai aliran permukaan daur air infiltrasi, perjalanan air tersebut juga dipengaruhi oleh adanya tahanan batang dan seresah hutan. Dengan demikian vegetasi hutan akan ikut merubah pola keseimbangan energi matahari sebagai penggerak utama proses daur hidrologi.
Beberapa
sifat tanah yang merupakan komponen-komponen neraca air, misalnya :
kapasitas menyimpan air (jumlah ruang
pori), infiltrasi, kemantapan pori sangat dipengaruhi oleh macam penggunaan
lahan atau jenis dan susunan tanaman yang tumbuh di tanah tersebut.
Jadi jenis-jenis pohon atau tanaman
semusim yang ditanam pada suatu bidang tanah dapat mempengaruhi siklus dan
kesetimbangan air pada sistem tersebut. Sebaliknya siklus dan kesetimbangan air
dalam sistem ini pada gilirannya juga mempengaruhi kompetisi antara komponen
tanaman yang ada.