BUDAYA DAMAI
Bilangan 29 , 20 Maret 2024
Saat Presiden Megawati dan kemudian Presiden SBY, merencanakan dan membangun Jembatan Suramadu yang menghubungkan kota Surabaya dan Pulau Madura, mereka mempunyai perhitungan untuk mengembangkan Pulau Madura sebagai daerah industri. Yaitu sebagai penyangga kemajuan kota Surabaya sehingga terbentuk kawasan yang dinamai “Gerbang Kertasusila” singkatan dari kawasan Gersik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan. Namun apa yang terjadi ? Kawasan ini tak terwujud, bahkan perumahan pun tak kunjung berkembang di Madura, apalagi kawasan industri dan pelabuhan niaga. Fasilitas boleh ada tapi manusia yang paling menentukan khususnya budaya manusia yang ada di daerah tersebut.
Ketika kerusuhan tahun 1998 terjadi, banyak masyarakat yang menjadi korban pergi keluar negeri. Namun ada satu daerah di Indonesia yang menjadi tempat pengusaha dari Pulau Jawa melarikan diri, yaitu daerah Bali, akibatnya saat itu harga Property di Bali jadi melambung. Bahkan saat ini ketika terjadi perang di Ukraina dan Rusia, Bali adalah salah satu tempat pelarian para pengusaha dari Ukraina membeli properti. Mengapa bisa demikian ?
Budaya di Bali adalah budaya pendamai dan penyerap, budaya adalah tatanan dan nilai-nilai yang terbentuk dan terbangun yang telah menjadi cara berpikir bawah sadar karena telah dipraktekkan ratusan tahun. Kata budaya sendiri terbentuk dari kata “budha” yang adalah agama atau “Way of Life” sebagian masyarakat di Nusantara.
Bagaimana dengan Kekristenan ? Apakah kita sebagai umat Kristen sudah menciptakan “budaya damai” ? Suasana damai harus terbangun dimulai di dalam rumah kita. Ya, dimulai dari setiap “rumah tangga” yang kita bangun. Harus ada tatanan dan nilai-nilai yang dipraktekkan di dalam keluarga kita. Bagaimana kesan, rekan atau famili Anda bila berkunjung kerumah Anda atau ketika pergi bertamasya bersama dengan keluarga Anda ? Apakah mereka merasakan suasana ramah, hangat dan ringan tangan ketika berinteraksi dengan anggota keluarga Anda atau suasana sebaliknya mereka merasa keluarga Anda kaku, dingin, banyak komplain, dan merepotkan ? Semua suasana hangat dan damai tidak tercipta semalam, dimulai dari pribadi Anda dan menular ke pribadi anggota keluarga Anda, dan selanjutnya akan tercipta budaya ramah dan damai di gereja dan di lingkungan masyarakat di sekitar Anda.
“Kamu adalah garam dunia, jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan ? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.” (Matius 5:13). Ingat, sebagai orang Kristen kita adalah garam dunia. Garam tidak kelihatan tapi berdampak membawa manfaat dan suasana yang menyenangkan bagi banyak orang. Menjadi garam dunia sudah seharusnya menjadi “The Way Of Life”, yaitu cara hidup atau budaya orang Kristen. Anda setuju ? (DD)
Questions :
1. Apakah budaya ? Bagaimana budaya terbentuk ?
2. Mengapa ada budaya yang baik dan buruk ? Bagaimana seharusnya budaya orang Kristen ?
Values :
Sang Raja telah membelikan teladan dan perintah untuk setiap kita menjadi juru damai.
“Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah (Matius 5:9)”
Sedapat-dapatnya kalau itu bergantung kepadamu, berdamailah dengan semua orang.