FOKUS PADA DIA
2 Raja-Raja 19 , 5 Juli 2024
Kita terlahir dengan kecenderungan untuk memandangi diri sendiri dan cenderung menempatkan diri pada posisi penting. Kita terobsesi dengan diri sendiri, pencapaian, dan persepsi orang lain terhadap kita. Namun, kebangunan rohani sejati tidak mungkin terjadi tanpa kerendahan hati.
Wahyu 4 menjelaskan tentang pentingnya kerendahan hati. Pasal ini menggambarkan Yesus di ruang tahta surgawiNya : Di sekeliling tahta itu ada empat makhluk hidup, penuh dengan mata di muka dan di belakangnya. Dan mereka tidak henti-hentinya, siang dan malam berkata : “Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang !” (ayat 6-8). Tidak satu pun mata dari keempat makhluk hidup yang matanya tertuju pada diri sendiri. Semua mata tertuju pada Yesus, satu-satunya yang layak disembah.
Lihatlah dunia saat ini yang terus menerus memberikan pesan yang berpusat pada diri sendiri. Media sosial dipenuhi dengan pencitraan diri dan berbagai iklan untuk meningkatkan pencitraan diri. Dan bahkan percakapan sehari-hari seringkali didominasi oleh cerita dan pengalaman pribadi. Kita dengan mudah terperangkap dalam pusaran ini, lupa bahwa pusat alam semesta bukanlah diri kita sendiri, melainkan Tuhan kita.
Wahyu 4 memberikan perspektif yang mengoreksi pandangan kita yang keliru. Para makhluk hidup bukan sekedar hiasan. Mereka adalah makhluk yang penuh dengan mata, melambangkan kewaspadaan dan kesadaran. Namun, kewaspadaan mereka tidak tertuju diri sendiri dan pada hal-hal duniawi, melainkan terfokus sepenuhnya pada kebesaran dan kekudusan Allah.
Bayangkan betapa menakjubkannya para makhluk hidup ini. Mereka tidak pernah berhenti memuji Allah, siang dan malam. Pujian mereka bukanlah sekedar ritual, tetapi ungkapan kekaguman yang tulus terhadap Sang Pencipta.
Ketika kita menyadari betapa kecilnya kita di hadapan Allah, kita menjadi lebih bergantung pada Roh Kudus. Kita mulai haus akan hadiratNya dan kuasaNya dalam hidup kita. Kita tidak lagi mengandalkan kekuatan kita sendiri, tetapi bersandar pada kasih karuniaNya yang menyelamatkan dan RohNya yang membimbing kita.
Jadi, marilah kita bergabung bersama para makhluk hidup di ruang tahta Allah, dan berseru dengan sepenuh hati : “Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah Yang Mahakuasa, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang !” Kiranya pujian dan kerendahan hati kita menjadi gaya hidup kita. Amin. (DH)
Questions :
1. Bagaimana kita dapat mengalihkan fokus kita dari diri sendiri menuju kepada Tuhan secara konsisten ?
2. Bagaimana kita dapat mengubah pola pikir dan perilaku kita agar lebih berpusat pada Tuhan dan lebih bergantung pada Roh Kudus dalam setiap aspek kehidupan ?
Values :
Kebangunan rohani sejati dimulai dengan kerendahan hati yang menyadari kebesaran Tuhan di atas segala-galanya.
“Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang !” (Wahyu 4:8)
Mata yang terfokus pada Tuhan tidak akan terjerat dalam pusaran narsisme dunia.