LARANGAN YANG BERGUNA
Mazmur 81:9-17 , 19 Desember 2023
“Samuel, ayo taruh gunting itu sekarang juga ! Jangan mainan gunting !” Samuel kecil yang sedang asyik bermain gunting langsung cemberut mendengar larangan ayahnya. Ketika guntingnya diambil, ia mengira ayahnya jahat karena mengambil “mainan” kesukaannya. Tanpa ia sadari, benda yang diambil sang ayah bukan mainan, melainkan benda yang dapat membahayakan dirinya.
Orang beriman kadang kala bersikap seperti Samuel sewaktu dilarang Tuhan. Pernah suatu kali Tuhan melarang umatNya menyembah allah lain (ayat 9-11). Umatpun bereaksi negatif. Mereka menjadi “tidak suka” kepada Allah (ayat 12). Dikiranya Allah egois; membelenggu dan tidak memberi mereka kesempatan untuk mengenal “allah alternatif”. Padahal Tuhan memberi larangan itu demi kebaikan umat sendiri. Bergaul dengan allah lain berarti menjerumuskan diri dalam bahaya. Mereka akan diperalat dan hidup jauh dari berkat. Namun, umat terus mengeraskan hati. Akhirnya, Tuhan membiarkan mereka (ayat 13). Hasilnya ? Israel mengalami keterpurukan. Mereka dijajah musuh. Sayang ! Seandainya saja mereka taat, berkat Tuhan tersedia berlimpah (ayat 17).
Pada dasarnya orang tidak suka dilarang atau diperingatkan. Itu manusiawi. Sebuah larangan tampak membatasi dan membuat hati penasaran. Namun dengan menaatinya, kita bisa terhindar dari masalah dan penderitaan yang sebenarnya tak perlu terjadi. Agar tidak salah melangkah, kita butuh larangan. Entah dari Tuhan maupun mereka yang mengasihi kita. Jadi, jika Tuhan atau sahabat masih suka melarang, berterimakasihlah. Jangan cemberut menggerutu ! . (JTI)
“Dengarkanlah hai umatKu, Aku hendak memberi peringatan kepadamu; hai Israel, jika engkau mau mendengarkan Aku ! (Mazmur 81:9)”
Jauh lebih baik diperingatkan daripada dibiarkan