PENGUKURAN JARAK
Pengukuran jarak adalah dasar seluruh pengukuran tanah. Dalam
pengukuran tanah datar, jarak antara dua titik berarti jarak horizontal. Jika kedua titik berbeda ketinggiannya maka
jarak datarnya adalah panjang garis pada kerangka horizontal atau panjang garis horizontal antara garis
unting di kedua titik.
Dalam
pengukuran tanah, pengukuran jarak dapat dilakukan dengan :
1.
Mengukur dengan langkah
2.
Pembacaan odometer
3.
Kayu ukur jarak
4.
Pita ukur jarak dari kain atau baja atau rantai ukur jarak
5.
Pengukur jarak optis
6.
Taksimetri/stadia
7.
Pengukur jarak elektronik/Electronic Distance Measuring (EDM)
Ad.1.
Mengukur dengan langkah terdiri atas perhitungan banyaknya langkah pada suatu
jarak.
Ad.2.
Sebuah odometer mengkonversikan jumlah perputaran sebuah roda dengan keliling
diketahui menjadi jarak
Ad.3.
Kayu ukur jarak dibuat dari kayu yang kering betul dan panjangnya 3 m atau 5
m. Penampangnya berbentuk oval dengan
ukuran di tengah 5 cm dan ujungnya 3 cm.
Kedua ujung kayu ukur dilengkapi dengan besi yang sedemikian rupa,
hingga garis yang menyatakan ujung kayu ukur itu, dari dua kayu ukur dapat
diletakkan saling tegak lurus.
Pada
pengukuran jarak dengan kayu ukur selalu digunakan dua batang kayu ukur. Dan warnanya berbeda tiap meternya.
Pengukuran
jarak di lapangan yang datar yaitu dengan meletakkan kedua kayu ukur jarak
saling bergantian.
Pengukuran
jarak di lapangan yang miring dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :
1.
Dengan tambahan unting dan nivo diletakkan.
2.
Kayu ukur diletakkan di atas tanah., Pita
ukur jarak dari kain atau baja atau rantai ukur.
Pengukuran
dengan pita dilaksanakan dalam 6 langkah yaitu :
- Meluruskan
Garis yang diukur harus jelas ujung pangkalnya dengan tanda
tertentu. Petugas depan diliruskan oleh
petugas belakang.
- Memberi tegangan
Untuk mendapat hasil yang teliti, pita harus lurus dan
kedua ujungnya sama tinggi, tegangan tertentu diberikan agar pita tidak kendur/berlipat yang
mempengaruhi pengukuran.
- Penguntingan
Penghalang seperti rumput, semak, dsb-nya serta permukaan
tak rata dapat menyebabkan tidak baik meletakkan pita di tanah. Dalam keadaan demikian, pita dipegang di atas
tanah dalam kedudukan horizontal, dengan menggunakan alat berupa bandul
unting-unting.
- Menandai panjang pita
Bila pita telah diluruskan, tegangan telah diberikan dan
petugas belakang telah di atas titik, maka ada aba-aba dari petugas belakang
“sudah”, kemudian petugas depan menandai titik sampai panjang pita. Lalu
keduanya melanjutkan pengukuran dimana petugas belakang tepat pada titik yang
ditandai petugas depan, sampai seluruh jarak yang diukur selesai.
- Membaca pita
Perlu untuk mengenal jenis alat yang sedang dipakai sebelum
memulai kerja, bagaimana cara membaca skalanya.
- Mencatat jarak
Pekerjaan lapangan
yang teliti dapat digagalkan oleh pencacatan yang ceroboh. Setelah panjang bagian pita diperoleh di
ujung sebuah garis, petugas pengukur menentukan jarak yang diukur dan
mencatatnya dalam buku lapangan
Pengukuran jarak dengan pita di lapangan yang datar yaitu
dengan meletakkan pita di tanah atau di atas tanah dengan bantuan unting.
Pengukuran
jarak di lapangan yang miring dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :
- Membagi pita
menjadi beberapa bagian dengan tambahan unting.
- Meletakkan pita
di tanah dan mengukur sudut miring/sudut vertikal, atau menghitung beda
tinggi.
Sumber-sumber
kesalahan/galat pada pengukuran jarak (kayu atau pita) pada umumnya adalah :
1.
Kesalahan/galat
instrumental/alat yaitu adanya perbedaan panjang sebenarnya dengan panjang
nominalnya karena cacat dalampembuatan atau perbaikan atau akibat puntiran.
2.
Kesalahan/galat alamiah yaitu adanya perbedaan pengukuran adanya
pengaruh suhu, angin dan berat.
3.
Kesalahan/galat pribadi yaitu adanya
kesalahan akibat petugas yang kurang tepat menandai, membaca dan memperlakukan
alat yang dipakai.
Jenis-jenis
kesalahan yang terjadi pada pengukuran dengan pita ada 9 jenis yaitu :
- Panjang pita yang
tidak benar
- Suhu yang bukan
baku
- Tarikan yang tak
tepat
- Lenturan
- Pelurusan yang
tak baik
- Pita tak
horizontal
- Pemasangan unting-unting yang tak benar
- Kesalahan
menandai
- Salah baca atau
interpolasi
Perhitungan Terkoreksi :
1.
Panjang pita yang tidak benar :
|
Jarak terkoreksi L = L + C1, dimana
C1 = ( ( )L
l = panjang pita sebenarnya
l’ = panjang nominal pita
Contoh :
Sebuah pita baja 100
m bila dibandingkan dengan sebuah standar sebenarnya, panjangnya adalah 100,02
m. Berapakah panjang jarak terkoreksi yang diukur dengan pita tersebut
menghasilkan 565,75 m ?
|
C1 =
( ) 565,75 = + 0,11
m
Jadi jarak terkoreksi = 565,75 m + 0,11 m = 565,86 m
2.
Suhu yang bukan baku :
Jarak terkoreksi L = L + C1, dimana
C1 = k (T1 - T ) L
k = koefisien muai dan susut pita
T1 =
suhu pita saat pengukuran
T = suhu pita di saat panjang baku
Contoh :
Panjang sebuah
garis yang diukur pada suhu 30,5ºF
dengan pita baja 100 m (suhu baku 68ºF) panjangnya 872,54 m. Berapakah jarak garis terkoreksi (k =
0,0000065) ?
Jawab :
C1 = 0,0000065(30,5 - 68)
872,54 = - 0,21 m
Jadi jarak terkoreksi
= 872,54 m - 0,21 m = 872,33 m
Ad.5. Pengukur jarak optis.
Pengukuran jarak optis menggunakan alat yang bekerja
dengan prinsip sama dengan pengukur jarak alat pemotret jenis repleks lensa
tunggal.
Ad.6.
Taksimetri/stadia
Yaitu
suatu metode pengukuran yang dipakai untuk menentukan secara cepat jarak
horizontal ke sebuah titik dan ketinggiannya.
Dengan membidik melalui teropong yang dilengkapi dengan dua benang
silang horizontal atau lebih yang berjarak
tertentu. Benang atas dan benang bawah
terlihat pada rambu yang vertikal . Jarak dari teropong ke rambu didapatkan
dengan hubungan perbandingan dalam dua buah segitiga sebangun.
Ad.7.
Pengukur jarak elektronik
Alat
ini menentukan panjang berdasar pada perubahan fase yang terjadi sewaktu
gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang yang diketahui dari satu
ujung garis ke ujung yang lain dan kembali.
Sumber
: Bahan Kuliah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar