H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Senin, 02 April 2012

PENGGUNAAN FOTOGRAMETRI DALAM PROYEKSI PETA


PENDAHULUAN

Proyeksi peta adalah suatu sistem yang memberikan hubungan antara posisi titik-titik di bumi dan peta.  Peta merupakan gambar permukaan bumi pada bidang datar dalam ukuran yang lebih kecil, dimana posisi titik-titik pada peta ditentukan sistem salib sumbu X dan Y, sedang posisi titik-titik pada muka bumi ditentukan oleh bujur dan lintang.
Persoalan utama dalam proyeksi peta adalah penyajian bidang lengkung ke bidang datar.  Bidang yang lengkung jika dibentangkan menjadi bidang datar tentu akan mengalami kesalahan (distorsi), sedang suatu peta dikatakan ideal apabila dapat memberikan :
¨      Luas benar
¨      Bentuk benar
¨      Arah benar
¨      Jarak benar

Cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi kesalahan agar memenuhi satu atau lebih syarat peta ideal tersebut adalah :
1.      Membagi daerah yang dipetakan menjadi bagian-bagian yang tidak begitu luas.
2.      Memiliki bidang proyeksi yang sesuai dengan letak daerah yang dipetakan. Misalnya : bidang datar, bidang kerucut dan silinder.
Cara penggambaran dari bentuk lengkung ke bentuk bidang datar dapat dilakukan dengan menggunakan rumus matematis tertentu. Metode proyeksi atau transformasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1.      Proyeksi langsung yaitu dari ellipsoide ke bidang proyeksi.
2.      Proyeksi ganda yaitu transformasi dari ellipsoide ke bidang bola kemudian dari bidang bola ke bidang proyeksi.

Pemilihan macam proyeksi tergantung pada
1.      Bentuk, letak dan luas daerah yang dipetakan.
2.      Ciri-ciri tertentu/ciri-ciri asli yang akan dipertahankan.

Macam Proyeksi Peta :
1.   Ditinjau dari sifat asli yang dipertahankan :
a.       Proyeksi Equivalent yaitu apabila luas daerah dipertahankan sama.
b.      Proyeksi Konform yaitu apabila sudut-sudut dipertahankan sama.
c.       Proyeksi Equidistant  yaitu apabila jarak dipertahankan sama.
2.   Ditinjau dari macam bidang proyeksi :
a.       Proyeksi Azimuthal/Zenithal yaitu apabila bidang proyeksi berupa bidang datar.
b.      Proyeksi Kerucut yaitu apabila bidang proyeksi berupa bidang kerucut.
c.       Proyeksi Silinder  yaitu apabila bidang proyeksi berupa bidang silinder.
3. Ditinjau dari kedudukan sumbu simetri/garis karakteristik bidang proyeksi :
d.      Proyeksi Normal  yaitu apabila sumbu simetri berimpit dengan sumbu bumi.
e.       Proyeksi Miring  yaitu apabila sumbu simetri membentuk sudut dengan sumbu bumi.
f.        Proyeksi Transversal/Proyeksi  Equatorial  yaitu apabila sumbu simetri terletak tegak lurus dengan sumbu bumi atau terletak pada bidang equator.

Dalam pemetaan areal yang sangat luas, atau bidang lengkung permukaan bumi harus diperhitungkan, ada dua cara proyeksi yang biasa dipakai yaitu :
1.   Proyeksi kerucut konformal Lambert.
Proyeksi kerucut konformal Lambert adalah proyeksi ke atas sebuah kerucut khayal dimana sudut-sudut di sekeliling titik yang dipetakan dipertahankan sama dengan di lapangan..  Skala pada sebuah proyeksi Lambert beragam dari Utara ke Selatan, tetapi tidak dari Timur ke Barat.  Oleh karena itu proyeksi ini ideal untuk pemetaan wilayah-wilayah yang membentang panjang pada arah Timur-Barat.
 2. Proyeksi Mercator melintang (Transverse Mercator/TM).
Proyeksi Mercator melintang juga bersifat konformal dan diproyeksikan ke sebuah silinder khayal. Karena keragaman skala pada arah Timur-Barat, tetapi tidak pada arah Utara-Selatan, maka proyeksi ini cocok untuk wilayah-wilayah yang membentang dari Utara ke Selatan


Di Indonesia, proyeksi peta yang dipakai dalam pembuatan peta rupa bumi menggunakan cara Universal Transverse Mercator (UTM).  Proyeksi ini adalah proyeksi TM yang mengalami perubahan dimana setiap zone mempunyai lebar 6º bujur.

Sumber : Bahan Kuliah USU 2011

2 komentar:

  1. nice artikel. btw usu itu singkatan apa ya?

    BalasHapus
  2. terima kasih buat komentarnya mbak.. artikel ini berasal dari jurnal ketika praktikum dengan dosen Geodesi USU. terima kasih

    BalasHapus