PENDAHULUAN
A.
Kulit
Kulit
(bark) : lapisan terluar dari batang dan cabang yang melindungi
pohon/tumbuhan dari pengaruh lingkungan sekitarnya. Terdiri dari 10-20% bagian
dari batang pohonnya. Struktur anatomi dan kimia yang sangat kompleks Chemically,
ekstraktifnya 10-30%,selulosa 15-45%, lignin 15-40%,dan sedikit hemiselulosa. Mengandung
lilin (wax),seperti suberin dan cutin, polyphenol dan kandungan tannin tinggi
dan Physically, BJ-nya 0,40-0,65
B. Kayu (wood)
Technically, kayu adalah jaringan xylem yang dibentuk dari kambium (inner
bark) yang terdiri dari selulosa, hemiselulosa, lignin dan ekstraktif. Kayu
termasuk bahan berlignoselulosa kayu berfungsi : sebagai penguat tajuk,
penyalur air dan mineral dari akar ke daun. Chemically and physically,
bervariasi tergantung pada jenis
C. Kayu Reaksi
Kayu tarik (Tension wood)
Hardwood,Vessel sedikit dengan diameter kecil,mempunyai
kandungan sellulosa lebih tinggi dibanding kayu normal.
Rendemen pulp tinggi tapi sifat kekuatan serat rendah.
Kayu Tekan (compression wood)
Softwood, latewood lebih banyak, kandungan lignin
tinggi,kerapatan tinggi. Rendemen pulp rendah, tidak dianjurkan untuk pembuatan
pulp
D. METODE MASERASI
1. Metode Schultze, menggunakan bahan pereaksi HNO3
ditambahkan sedikit KCLO3 dan dipanaskan beberapa saat sampai serat
terpisah.
2. Metode Jeffrey, menggunakan bahan pereaksi campuran
HNO3 10 % ditambah HCrO3 10 % dicampur dengan H2O
dengan perbandingan 1:1:1 dengan pemanasan.
3. Metode Kisser, menggunakan bahan pereaksi H2O2
dipanaskan selama 8 – 24 jam.
4. Metode Franklin (Forest Product Laboratory/FPL), menggunakan bahan pereaksi campuran
H2O2 dan CH3COOH dengan dengan perbandingan
20:1 dan dipanaskan pada suhu 60 OC selama 48 jam.
5. Metode Sachsse, menggunakan bahan pereaksi campuran
NaOH 5% dilanjutkan dengan perlakuan NaClO dan CH3COOH.
6. Metode DMSO, menggunakan bahan pereaksi campuran
42 ml dimetylsulfoxide ditambah 7 ml H2O dan 0,3 ml H2SO4
pekat dan dilarutkan selama 4 jam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar