H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Rabu, 12 Maret 2014

Cerpen : Ketulusan Hati Memberi (Better Give)



KETULUSAN HATI MEMBERI

          Jumat, 22 November 2013, sekolah SD BPK Penabur member pengumuman. Di sekolahku diadakan perayaan yang bertema “berbagi”. Jadi, murid-murid diharapkan untuk menyisihkan uang jajannya untuk ditabung. Nanti saat perayaan natal sekolah, para murid membawa hasil tabungannya yang akan diberikan bagi orang-orang yang kurang mampu di sekitar sekolah. Awalnya aku ragu-ragu. “uang jajanku sehari hanya Rp.5000, belum jika aku merasa lapar dan memakai uang itu, untuk membeli makanan,” gumamku. Aku mulai menabung dari Rp 1000/hari hingga Rp 3000/hari.
          Di hari minggu saat aku pergi ke gereja, ternyata tema perayaan natal gereja sama dengan tema perayaan natal sekolah yaitu “berbagi”. Kegiatan yang diadakan juga sama. Mendengar hal itu, aku menjadi lebih ragu-ragu. “jadi, aku harus menyisihkan uang jajanku, lalu membagi dua untuk sekolah dan yang satu lagi untuk sekolah minggu. Bagaimana caranya ?” gumamku dalam hati.
          Mulai hari senin, aku berusaha untuk menyisihkan uang jajanku Rp 4000, lalu kubagi dua masing-masing Rp 2000. Walaupun kadang, aku menyisihkan lebih atau kurang. Seminggu telah berlalu, aku baru mengumpulkan masing-masing Rp 13000. Di hari minggu saat keluar dari gereja, aku melihat sebuah palungan dan spanduk kecil. Di spanduk tersebut bertuliskan “ 1 bata = Rp 25000”, aku bingung untuk apa batu bata dan palungan itu ?
          Di perjalanan menuju rumah, aku menceritakan hal itu kepada kedua orangtuaku. Dan bertanya tentang bata dan palungan di depan gereja. Ternyata bata itu dikumpulkan untuk dirangkai membentuk pohon natal dan nantinya setelah natal akan dipakai untuk pembangunan gerejaku. Sementara itu, palungan itu digunakan untuk menampung barang/bahan sumbangan dari jemaat gereja untuk diberikan pada orang di sekitar gereja yang kurang mampu. Aku berpikir sejenak,”uang yang kukumpulkan baru Rp 13000, untuk membeli 1 batu bata saja tidak cukup.”
          Setelah itu, aku bercerita tentang kegiatan menabung di sekolah dan di sekolah minggu kepada kedua orangtuaku. Aku menceritakan semua yang aku alami, semua yang aku lakukan, yang aku khawatirkan, dan hasil tabungan itu sampai saat itu. Setelah selesai bercerita, kedua orangtuaku memutuskan untuk menambahkan uang jajanku menjadi Rp 10000. Aku sangat senang. Artinya, kini aku bisa menabung lebih banyak lagi, baik untuk di sekolah dan di sekolah minggu.
          Dengan bantuan kedua orangtuaku, aku bisa menyisihkan Rp 6000 hingga Rp 8000/hari. 2 minggu telah berlalu kini aku telah mengumpulkan uang sebanyak Rp 30000 pada masing-masing tabungan.”sudah cukup untuk membeli 1 buah batu bata,”gumamku dalam hati.
          Tapi, aku tetap merasa tidak puas. Aku ingin seperti kedua orangtuaku yang dapat menyumbangkan batu bata cukup banyak dan bahan lain dalam palungan. Aku berusaha keras untuk tidak memakai uang jajanku lebih dari Rp 2000 supaya aku dapat menabung lebih banyak lagi.
          Akhir-akhir ini aku jarang membawa bekal. Sepulang sekolah mamaku selalu bertanya padaku apa yang aku makan di sekolah. Aku hanya bisa menjawab bahwa aku tidak memakan makanan berat, hanya jajanan ringan seperti batagor, siomay, atau roti bakar. Mendengar itu, mamaku sedikit kecewa.
          Sepulang dari kantor, mamaku berkata kepadaku,”banyaknya uang yang kita berikan itu tidak penting. Mau Rp 100.000, Rp 50.000 bahkan Rp 10.000. jika kita sudah berusaha sebaik mungkin, dan memang itu yang bisa kita berikan, berarti itu adalah usaha terbaik dari diri kita.  Yang terpenting bukan uangnya, tapi kerelaan dalam menyisihkan uang jajan dan ketulusan untuk memberikan uang itu kepada orang yang lebih mampu. Itu yang terpenting. Jadi, berapapun tabunganmu, maka itu yang terbaik ada padamu.”
          Kata-kata mamaku membuat aku sadar bahwa uang yang sudah aku tabung dengan sebaik mungkin, adalah usaha terbaik dariku untuk tulus member bagi mereka yang membutuhkan.

Sumber : Koran by Josephine Febriyanti (kelas 6 SD BPK penabur Bogor)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar