Slmt hari minggu buat kita semua...
😊😊
Matius 4:4 (TB) Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."
🙏🙏🙏
*Cluster berpikir dalam Masalah Pelayanan Mahasiswa*
Bagaimana kita menyikapi masalah Pelayanan khususnya Pelayanan Mahasiswa yang akhirnya berujung pada kesimpulan rendahnya kecintaan pada Tuhan.
Kita perlu membedakan apakah forum diskusi berbicara mengenai topik teologis atau manajemen persekutuan. Saya akan berikan contoh pembanding.
Seorang perawat selalu saja terlupa dalam mengontrol pemberian cairan pasien sehingga pemberian cairan tidak sesuai dengan program pengobatan atau seorang kasir tidak cermat dalam memasukkan angka dalam aplikasi billing sehingga pembayaran pelanggan lebih sedikit dari harga barang yang keluar. Kedua-duanya menjadi masalah setiap hari, setiap bulan, setiap tahun. Biasanya pendekatan yang dilakukan adalah memberikan teguran, training, memindahkan ruang kerja sampai penghentian kerja. Tetapi manajemen tidak pernah tunduk pada "lupa" dan "tidak cermat" staf. Bahkan tidak pernah membahas mengenai mengapa lupa terjadi atau tidak cermat terjadi. Lupa bisa disebabkan adanya gangguan neurotransmiter pada sinaps syaraf sehingga terjadi gangguan loncatan dan aliran listrik di otak. Hal yang sama juga terjadi pada bahasan tidak cermat yang mungkin ditambah dengan gangguan fisiologi mata karena terjadi gangguan refraksi dan akomodasi dan kekeruhan pada media refraksi mata. Tidak pernah dan tidak akan pernah. Mengapa? Karena secara tidak sadar kita memisahkan kajian manajemen dengan kajian klinis - patofisiologi lupa dan cermat.
Contoh lain, terjadi masalah mobil mogok di jalan. Pada pemeriksaan mesin ditemukan bahwa suhu mesin naik (overheat), air radiator penuh dan ternyata pompa radiator tidak bekerja. Pertanyaan tidak berhenti di sana tetapi tidak juga bahasan mengarah kepada bagaimana mekanisme kegagalan pompa, aliran listrik, dan ketebalan kumparan listrik pompa. Pertanyaannya adalah sudah berapa lama usia pompa, dilakukankah pengecekan berkala, dan sudah pernakah dilakukan penggantian. Pembicaraan pertama hanya dilakukan dalam diskusi montir mengenai mekanik radiator sementara pembicaraan kedua diskusi pengguna.
Hal yang sama juga terjadi dalam pembahasan mundurnya dan turunnya angka Adik Kelompok Kecil (AKK), Kelompok Kecil (KK) dan Pemimpin Kelompok Kecil (PKK) dalam pelayanan. Tidak salah menyebutkan bahwa kemunduran ini disebabkan atas ketidakcintaan akan Tuhan, tetapi kita perlu belajar dan mulai memisahkan kajian teologis dan kajian manajemen.
Dalam kajian teologis kita akan membahas soal kerinduan akan Tuhan, pengenalan akan Tuhan, anugerah, pekerjaan Roh Kudus dan ucapan syukur. Ini semua tercermin pada lemahnya disiplin HPDT, transfer visi, pemahaman pelayanan dan kehadiran di Kelompok Kecil. Sementara dalam kajian manajemen persekutuan topik bergeser pada; sebagai PKK apa yang anda lakukan untuk menumbuhkan dan memelihara kerinduan hadir ber-PA, bagaimana menumbuhkan PA kreatif, menemukan pengertian baru dalam ber-PA, bagaimana menghadirkan kehangatan bersekutu dan komunikasi serta kelincahan ber-PA di kurikulum yang ketat. Sebagai Koordinator KMK atau ketua Komisi Pembinaan bagaimana menentukan prioritas pelayanan, karakter dan profil AKK dan PKK, metode atau acara pembinaan dan menetapkan penugasan PKK dan AKK.
Jadi kita tidak terjebak dalam masalah rutin, langgeng dan mengikat yang disebabkan kesalahan dalam menempatkan cluster berpikir kita antara kajian teologis ( klinis-nya) dengan kajian manajemennya. Waktunya bagi kita meninggalkan cara berpikir "too holy" atau ternyata "too short" agar kita bisa berlanjut pada kajian Root Cause Analysis (RCA).
Kiranya memberikan pencerahan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar