*God's favor*
[Perkenanan Tuhan]
*Galatia 1:10,* _"Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus"._
Pernyataan Paulus nampaknya ia mengalami pergumulan batin antara ingin memperkenan hati manusia atau hati Tuhan. Bagi yang telah melayani pekerjaan Tuhan secara penuh, maka hal demikian merupakan pergumulan tersendiri. Dengan didesak oleh perasaan tidak ingin melukai perasaan orang lain atau mau menyenangkan manusia, maka seseorang tidak akan memberitakan injil secara murni, terlebih bila yang dihadapi adalah orang terhormat, berpangkat, kaya dan dianggap mereka diamggap tidak perlu diajar lagi. Jadi hal ini merupakan suatu pergumulan yang berat dan faktanya tidak sedikit hamba Tuhan yang gagal dan jatuh. Maka melakukan kompromi, lalu hidup seseorang hamba Tuhan tidak bergatung kepada-Nya tetapi bergantung kepada keagungan manusia. Sementara standar hidupnya menyesuaikan kemewahan dunia sehingga tidak menjadi hamba Tuhan yang memperkenalkan-Nya.
Bila seseorang melakukan kompromi akan mengurangi ketajaman Firman Tuhan demi pemenuhan kebutuhan hidup dapat menjadi berkhianat terhadap Tuhan. Dampaknya membuat Injil yang murni menjadi berita yang tidak menyenangkan bagi manusia. Setelah menjadi anak Tuhan, maka dididik untuk menjadi anak Tuhan yang santun dan beradab sesuai dengan hukum Kerajaan Surga, bukanlah sesuatu yang mudah. Bisa jadi cara hidup yang lama akan menjadi kebiasaan tidak mudah ditinggalkan dalam sekejab. Bagi yang serius menjadi anak Tuhan yang berkenan, pelatihan untuk berubah dari cara hidup yang salah kedalam cara hidup yang baru, walaupun berat tetapi akan mengasyikkan atau menyenangkan adanya. Dalam mengakui serta menerima Tuhan Yesus sebagai Mesias, berarti seseorang harus terlihat dalam proyek ke-Mesiasan-Nya. Atau sejajar dengan jikalau seseorang menerima Yesus sebagai Tuhan, maka berarti ia harus menundukkan diri secara penuh kepada Dia sebagai Majikan atau Tuan.
Maka bila seseorang yang menerima Yesus Kristus sebagai Mesias atau Tuhan berarti ia tidak boleh membangun kerajaannya sendiri. Seseorang tidak boleh membuat bumi ini menjadi "Firdaus," namun sebagai tempat pembuktian bahwa dirinya mengabdi sepenuh kepada Tuhan Yesus. Terkesan sepintas menunjukkan bahwa Injil merupakan jalan yang sukar. Bila kekristenan diajarkan sebagai jalan yang mudah, berarti menjadi kekristenan tanpa salib, biasanya akan memanfaatkan kuasa Allah sebagai sarana untuk memperoleh kekayaan dunia maupun pemuasan ambisi. Dan kekristenan drmikian akan bertendensi mengatur Tuhan semata. Bila ada gereja yang mengajarkan pola ajaran seperti ini, akan menarik dan akan banyak dikunjungi serta akan merasa sebagai gereja yang berkenan kepada Tuhan lalu diberkati. Ingatlah bahwa kekristenan tanpa salib bukanlah Kekristenan, sebab dalam firman-Nya dinyatakan bahwa jika seseorang mengikut Tuhan Yesus tidak memikul salib dan menyangkal diri, akan tidak layak untuk Kerajaan Surga. Bila ada orang percaya yang menerima injil yang berkadar rendah, akan memiliki kecendrungan kurang mengabdi kepada Tuhan. Sebab mereka akan menggiring Tuhan hanya demi untuk keuntungan pribadi. Jikalau pun seseorang yang berbuat sesuatu bagi Tuhan, akan berbuat hanya untuk gereja dan mengharapkan imbalan, dan bukan untuk Tuhan. Mari kita cari perkenanan Tuhan. Dalam suatu pernyataan dinyatakan, _"Jika Tuhan mengarahkan perhatian-Nya/wajah-Nya kepada kita, maka kuasa dan kemuliaan-Nya pun dinyatakan dan dilimpahkan kepada kita"._
*SEMANGAT PAGI & TETAP SEMANGAT*
Efesus 6:8 (TB) Kamu tahu, bahwa setiap orang, baik hamba, maupun orang merdeka, kalau ia telah berbuat sesuatu yang baik, ia akan menerima balasannya dari Tuhan.
BalasHapusJika Tuhan mengarahkan perhatian-Nya/wajah-Nya kepada kita, maka kuasa dan kemuliaan-Nya pun dinyatakan dan dilimpahkan kepada kita.
BalasHapus