*Imitate Christ*
[Meneladani Kristus]
*2 Korintus 8:9,* _"Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya"._
Dari ayat diatas, untuk frasa _karena kamu tahu_ menunjukkan pemahaman bersama di antara orang-orang percaya di Korintus. Dan kata Yunani untuk _mengetahui_ adalah _"ginōskō,"_ yang menyiratkan bukan hanya pengetahuan intelektual namun pemahaman berdasarkan pengalaman. Paulus kemungkinan mengacu pada pengalaman pribadi dan hubungan mereka dengan Kristus, dan mengingatkan tentang kebenaran mendasar yang telah dianut. Kemudian untuk istilah _kasih karunia_ (bahasa Yunani: "charis") merupakan inti dari teologi Kristen, sebagai yang melambangkan kemurahan hati yang tidak layak diterima dan bantuan Ilahi yang diberikan kepada manusia. Kasih karunia juga dipersonifikasikan dalam diri Yesus Kristus, yang menekankan peran-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat. Adanya gelar _Tuhan_ (bahasa Yunani: _Kyrios_) menandakan otoritas dan keilahian, sementara _Yesus Kristus_ menggarisbawahi misi-Nya sebagai _Yang Diurapi, Sang Mesias._ Dan kata _meskipun Ia kaya,_ dimana frasa ini berbicara mengenai kemuliaan Kristus sebelum berinkarnasi dan status Ilahi-Nya.
Jadi kekayaan di sini bukan hanya bersifat material tetapi mencakup kepenuhan atribut Ilahi dan kemuliaan Surgawi. Adanya kata Yunani _plousios_ menyampaikan kelimpahan dan kekayaan, yang menyoroti kontras antara sifat Ilahi Kristus dan misi-Nya di bumi. Dan juga adanya frasa _demi kamu_ menggarisbawahi sifat pengorbanan Kristus yang tidak mementingkan diri sendiri. Hal ini merupakan seruan langsung kepada dampak pribadi dari tindakan Kristus terhadap orang-orang percaya. Serta kata Yunani _di' humas_ menunjukkan aspek penggantian, di mana tindakan Kristus secara khusus untuk kepentingan orang lain, yang menekankan kasih dan ketidakegoisan-Nya. Jadi _Dia menjadi miskin,_ merujuk pada inkarnasi dan kerendahan hati Kristus, lalu kata Yunani _ptōcheuō_ berarti menjadi melarat atau miskin, kemiskinan Kristus terlihat dalam pengambilan daging manusia, menjalani hidup yang rendah hati, dan akhirnya menderita dan mati di kayu salib. Maka tindakan sukarela menjadi miskin ini merupakan demonstrasi mendalam akan kasih dan komitmen-Nya kepada umat manusia. Sehingga untuk _menjadi kaya_ disini, yang dimaksud adalah bersifat rohani dan kekal, berbeda dengan kekayaan duniawi yang bersifat sementara dan material. Dan kata Yunani _ploutizō_ berarti menjadi kaya atau memperkaya, yang menandakan transformasi dan berkat yang diterima orang percaya melalui Kristus. Lalu kekayaan ini mencakup keselamatan, kehidupan kekal, dan warisan kerajaan Allah, yang menggarisbawahi kehidupan yang berlimpah yang dijanjikan kepada siapapun yang mengikuti Kristus
Selayaknya semakin lama seseorang mengikut Yesus, seharusnya kualitas kehidupan menjadi lebih baik oleh sebab hal-hal baik dalam pribadi Yesus akan menginspirasinya untuk melakukan hal yang serupa. Oleh karena hal mengenai pengorbanan Yesus, yang rela memberikan seluruh hidupnya, bahkan Dia rela menjadi miskin agar kita menjadi kaya dalam segala sesuatu, lalu apakah hal pertama yang terlintas pada benak kita ? Seperti penjelasan di atas tentu maksud dari kebenaran firman itu tidak hanya berbicara soal kekayaan secara materi semata. Sehingga jika itu yang dimaksud, tentu hari ini kita tidak lagi melihat seorang Kristen yang berjuang memenuhi kebutuhan hidupnya. Maka sudut pandang kita perlu diarahkan pada kerelaan dan pengorbanan Tuhan Yesus yang rela menjadi miskin agar hidup kita "diperkaya" dalam berbagai macam hal, seperti kaya dalam kasih, kemurahan hati, pengampunan, dan masih banyak hal lainnya. Jadi Allah menghendaki agar cara hidup yang serupa juga melekat dalam diri setiap orang percaya, yang tidak segan membagikan segala sesuatu yang baik kepada sesama, supaya kehidupan orang lain menjadi lebih baik. Jika meneladani cara hidup Yesus yang mengarah pada berbagai materi, dalam hal ini pun hendaknya kita melakukan dengan kerelaan, tanpa pernah takut mengalami kekurangan adanya. Sehingga setiap orang percaya yang bersedia meneladani cara hidup Yesus, baginya akan berlaku hukum tabur-tuai, maka apa pun yang pernah ditaburkan, maka cepat atau lambat berkat Tuhan akan dituai juga. Apakah kita bersedia untuk menempuh jalan hidup seperti demikian? Billy Graham menyatakan, _"Menjadi seorang Kristen lebih dari sekadar pertobatan seketika - ini adalah proses harian di mana Anda bertumbuh menjadi lebih dan lebih seperti Kristus"._
*SEMANGAT PAGI & TETAP SEMANGAT*
adi Allah menghendaki agar cara hidup yang serupa juga melekat dalam diri setiap orang percaya, yang tidak segan membagikan segala sesuatu yang baik kepada sesama, supaya kehidupan orang lain menjadi lebih baik.
BalasHapus