H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Senin, 25 November 2024

Menggunakan Kesempatan

 *Using Chance*

[Menggunakan Kesempatan]


*Titus 2:12,* _"Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini"._


Paulus menyinggung tentang mendidik. Dimana pendidikan merupakan sebuah proses panjang, dan tujuan pendidikan tentu untuk membentuk sebuah karakter yang baik, punya disiplin hidup yang teratur. Dari nas diatas, kita belajar suatu proses pendidikan yang sampaikan Paulus yaitu proses pengudusan _(Sanctification)._ Untuk kalimat _“Allah mendidik kita supaya kita…,”_  berarti ada hubungan sebab akibat antara didikan yang Allah lakukan dan dampaknya pada hidup kita. Tentu dalam sebuah kegiatan pendidikan di dalamnya terdapat pengajaran dan pelatihan, yang kesemuanya itu berlangsung secara _progresif._ Semua bentuk pendidikan tersebut tidak dapat terjadi dengan satu arah, contohnya hanya dari pihak yang mendidik atau hanya dari pihak yang dididik semata, dan tentu harus ada kerja sama serta timbal balik. 


Demikian juga dalam proses pendidikan rohani memang Tuhanlah yang berinisiatif untuk mengajar serta melatih kita, namun respon kita harus memberikan diri kita untuk mau diajar serta dilatih. Dalam bahasa Latinnya, _“disciplinae,”_ artinya _"pendidikan untuk pengajaran dan pelatihan”._  Dan Paulus sendiri juga menyinggung hal ini di dalam suratnya kepada Timotius (1Tim. 4:7-10). Disiplin bukanlah suatu karakter atau sifat seseorang, namun tindakan praktis yang harus dilakukan secara jasmani (Roma 12:1). Dan walaupun hal-hal yang ingin kita hasilkan dari disiplin bersifat rohani, namun untuk meraihnya seseorang harus melakukan secara jasmani, misalnya: tekun bersaat teduh, ikut menara doa, memiliki kehidupan doa, pujian dan penyembahan, belajar firman, dan lain sebagainya.  Paulus menekankannya pada suratnya kepada Timotius, _“Itulah sebabnya kita berjuang dan bekerja keras”_ (1Tim. 4:10). Jadi kita telah diberkan-Nya kesempatan yang datang tanpa menyadarinya. 


Di sisi lainnya, hidup kita di beri Tuhan juga banyak pilihan dan kesempatan, dan kesempatan akan dapat hilang begitu saja, ‎jika kita tidak memanfaatkannya dengan baik. Maka kita perlu teliti dan memanfaatkan kesempatan yang ada di depan kita. Hidup ini akan lebih berarti jikalau kita mengetahui bagaimana menikmati serta menghargai kesempatan yang ada.‎ Kita jangan banyak berharap pada orang lain, dan ‎berharap diri sendiri melalui kesempatan yang ada dan usaha serta kemampuan yang kita miliki. Kita jangan menyalahkan orang lain atas ketidak berhasilan maupun ketidaknyamanannya kita. Serta jangan juga menilai orang lain, tetapi perlu teliti atau instropeksi diri sendiri, sebab kita hidup di bekali banyak kesempatan dan tujuan untuk kita menjadikan hidup ini yang berarti. Ingatlah bahwa apa yang kita tanam, tidak selamanya akan berbuah, tetapi kita akan menuai melalui cara-Nya. Kita dalam hidup menghargai waktu dan kesempatan yang kita miliki, karena kesemuanya tidak akan berlangsung lama. _We do not have ownership of our life, only the privilege of using it._ Dalam suatu pernyataan dinyatakan, _"Kita harus memandang bahwa setiap hari sangat berharga sebagai kesempatan untuk belajar mengalami perubahan, agar kita bisa menjadi anak-anak Allah yang sungguh-sungguh menyukakan hati Bapa"._+


*SEMANGAT PAGI & TETAP SEMANGAT*







2 komentar:

  1. Kita harus memandang bahwa setiap hari sangat berharga sebagai kesempatan untuk belajar mengalami perubahan, agar kita bisa menjadi anak-anak Allah yang sungguh-sungguh menyukakan hati Bapa.

    BalasHapus
  2. *Titus 2:12,* _"Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini"._

    BalasHapus