H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Minggu, 01 Januari 2012

“ KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN, TEORI DASAR, PENYEBAB DAN DAMPAKNYA”


Kebakaran Hutan dan Lahan, Teori Dasar, Penyebab dan Dampaknya

Oleh : Bejo Slamet, S.Hut., M.Si

Hutan Rimbun


  • Kebakaran Hutan
            Kebakaran hutan pada dasarnya merupakan penyalaan bahan-bahan bakar organik kering yang ada didalam hutan, namun demikian tipe kebakaran yang terjadi sangat bervariasi. Jumlah, kondisi, dan penyebaran bahan-bahan yang potensial dapat terbakar, kondisi cuaca, kondisi topografi, sangat menentukan tipe kebakaran dan akibat keruskan yang teradi didalam hutan.
Kebakaran dalam hutan dapat terjadi bila sedikitnya tersedia tiga komponen yaitu bahan bakar yang potensial, oksigen atau udara, dan penyalaan api. Seluruh komponen penyusun hutan pada dasarnya dapat merupakan bahan bakar untuk kebakaran hutan. Potensi komponen tersebut sebagai bahan bakar, baik sendiri atau secara kumulatif, ditentukan oleh jumlah, kondisi terutama kadar airnya dan penyebaran dalam hutan.

Hutanku...
Pohon-pohon penyusun hutan, yang merupakan bagian terbesar dari komponen hutan yang dapat berperan sebagai bahan bakar, mempunyai potensi dan kemudahan terbakar yang sangat bervariasi. Perbedaan kemudahan terbakar tersebut dapat disebabkan oleh perbedaan jenis atau komposisi jenis tanaman, jenis pohon berdaun lebar lebih sulit terbakar dibanding pohon-pohon berdaun jarum yang lebih banyak mengandung zat-zat seperti resin.
Kebakaran hutan dan lahan memiliki dampak bersifat eksplosif yaitu akan memusnahkan hutan dan lahan dalam waktu singkat dengan areal yang luas. Mengingat dampaknya yang eksplosif tersebut, maka upaya perlindungan terhadap kawasan hutan dan tanah sangatlah penting. Perlindungan tersebut berupa upaya pencegahan lebih diutamakan dari pada upaya penanggulangan, dalam hal ini upaya pencegahan lebih diuatamakan dari pada upaya penanggulangan, seperti pepatah mengatakan “sedia payaung sebelum hujan”. Jadi janganlah baru sibuk setelah hutan dan lahan hampir ludes terbakar habis.

§  Teori Dasar Kebakaran
            Api merupakan faktor ekologi potensial yang mempengaruhi hampir seluruh ekosistem daratan, walau hanya terjadi pada frekuensi yang sangat jarang. Pengaruh api terhadap ekosistem ditentukan oleh frekuensi, intensitas dan tipe kebakaran yang terjadi serta kondisi lingkungan. Api yang terjadi didalam hutan dapat menimbulkan kerusakan yang besar. Tetapi dalam kondisi tertentu pembakaran hutan dapat memberikan manfaat dalam pengelolaan hutan. Api diketahui sebagai salah satu faktor lingkungan yang berperanan terhadap distribusi dan kelimpahan jenis tumbuhan, dan secara luas api mempengaruhi watak system ekologis hutan dan vegetasi penutup lainnya. Kebakaran, walaupun terjadi pada frekuensi yang jarang, menimbulkan perubahan kondisi lingkungan yang radikal dalam waktu yang singkat sehingga mampu mengubah komposisi vegetasi penyusun ekosistem hutan yang tadinya teratur.

Tipe Kebakaran Hutan
  1. Kebakaran permukaan (surface fire )
Kebakaran permukaan membakar bahan-bahan yang tersebar pada permukaan lantai hutan, misalnya serasah, cabang, dan ranting yang mati yang gugur dan tumbuhan bawah. Dengan keberadaan O2 sangat melimpah, terlebih dibantunya adanya angin, kebakaran permukaan disertai nyala api cukup besar berbentuk agak lonjong.kelembapan yang tinggi pada lapisan humus dibawah serasah kering menyebabkan kebakaran permukaan tidak membakar lapisan humus tersebut, sehingga organism renik yang dibawahnya tidak mati.
  1. Kebakaran dalam tanah (ground fire)
Kebakaran dalam tanah terjadi pada jenis tanah yang mempunyai lapisan bahan organik tebal misalnya gambut. Bahan bakar berupa tumpukan bahan organik yang tebal ini  pada musim kemarau dapat menurun kadar airnya sehingga mudah terbakar bila ada api. Kebakaran tanah menyebabkan banyak hara hilang, mematikan organism mikro dan hewan kecil yang hidup didalamnyaakar-akar tanaman juga mati karena kenaikan suhu yang tinggi.
  1. Kebakaran tajuk (crown fire)
Kebakaran dapat terjadi pada lantai hutan dengan lapisan tumbuhan bawah yang tebal dan kering, seringkali ditambah banyaknya sisa kayu penebangan atau bahan mati lainnya. Pada jenis tanaman berdaun jarum, kebakaran tajuk snagat mudah terjadi karena kandungan resin yang tinggi pada bagian-bagian pohon. Kebakaran tajuk mematikan ppohon-pohon dan semak serta tumbuhan bawah termasuk lapisan bahan organik.

§  Penyebab Kebakaran dan Dampaknya
            Menurut terjadinya kebakaran hutan itu bersumber dari api liar (tidak terkendali), karena faktor alamiah dan atau buatan.
a.       Faktor alamiah yang dapat menyebabkan kebakaran adalah karena adanya deposit tambang (misalnya: batu bara) dan terjadinya gesekan dari bahan bakar kering, sehingga menyebabkan materi tersebut menjadi panas dan akhirnya memunculkan api sebagai sumber kebakaran.
b.      Faktor buatan manusia merupakan faktor yang disengaja dalam rangka kegiatan tertentu misalnya: penyiapan ladang berpindah, perkebunan, hutan tanaman industri, transmigrasi atau juga kegiatan peternakan besar seperti ternak sapi yang selalu membutuhkan hijauan makanan ternak dari rumput muda, dengan membakar alang-alang, maka segera akan didapatkan rumput muda yang segar untuk pakan ternak sapi tersebut sehingga akan mengakibatkan kebakaran hutan.
            Faktor-faktor terjadinya suatu kebakaran hutan dan lahan adalah karena adanya unsur panas, bahan bakar dan udara/oksigen. Ketiga unsur ini dapat digambarkan dalam bentuk segitiga api. Penyebaran api bergantung kepada bahan bakar dan cuaca. Bahan bakar berat seperti log, tonggak dan cabang-cabang kayu dalam keadaan kering bisa terbakar, meski lambat tetapi menghasilkan panas yang tinggi. Bahan bakar ringan seperti rumput dan resam kering, daun-daun pinus dan serasah, mudah terbakar dan cepat menyebar, yang selanjutnya dapat menyebabkan kebakaran hutan. Kadar air/kelembaban bahan bakar juga penting untuk dipertimbangkan dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan. Pada keadaan normal, api menyala perlahan pada malam hari karena kelembaban udara diserap oleh bahan bakar. Udara yang lebih kering pada siang hari dapat menyebabkan kebakaran yang cepat. Oleh sebab itu, secara teknis pada malam hari akan lebih mudah mengendalikan kebakaran hutan/lahan daripada siang hari. Namun demikian tidak lantas berarti, bahwa pengendalian kebakaran secara serius tidak dilakukan pada siang hari.
            Kebakaran hutan merusak hampir seluruh komponen penyusun hutan, sehingga tujuan pengelolaan dan fungsi hutan tidak tercapai. Asap tebal yang terjadi akibat kebakaran hutan juga menimbulkan gangguan terhadap kehidupan yang lebih luas. Luka-luka pada pohon memberikan peluang lebih tinggi kepada penyebab kerusakan lain terutama hama dan penyakit.
            Secara umum pembakaran hutan telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat terutama yang dilakukan pada masyarakat yang melakukan pertanian berpindah. Dengan pembakaran hutan yang dilakukan banyak berbagai bahan bakar yang terbakar yang dapat mempercepat kebakaran hutan. Dalam dasa warsa terakhir ini pembakaran hutan mulai banyak dimasukkan sebagai salah satu pilihan dalam tindakan silvikultur di beberapa negeri, walaupun masih banyak dampak negatif akibat akibat pembakaran hutan yang belum dapat teratasi terutama terhadap kualitas lingkungan hidup.

2 komentar: