Kebakaran Hutan dan Lahan, Teori Dasar, Penyebab dan Dampaknya
Oleh
: Bejo Slamet, S.Hut., M.Si
Hutan Rimbun |
- Kebakaran
Hutan
Kebakaran hutan pada dasarnya merupakan penyalaan bahan-bahan bakar organik
kering yang ada didalam hutan, namun demikian tipe kebakaran yang terjadi
sangat bervariasi. Jumlah, kondisi, dan penyebaran bahan-bahan yang potensial
dapat terbakar, kondisi cuaca, kondisi topografi, sangat menentukan tipe
kebakaran dan akibat keruskan yang teradi didalam hutan.
Kebakaran dalam
hutan dapat terjadi bila sedikitnya tersedia tiga komponen yaitu bahan bakar
yang potensial, oksigen atau udara, dan penyalaan api. Seluruh komponen
penyusun hutan pada dasarnya dapat merupakan bahan bakar untuk kebakaran hutan.
Potensi komponen tersebut sebagai bahan bakar, baik sendiri atau secara
kumulatif, ditentukan oleh jumlah, kondisi terutama kadar airnya dan penyebaran
dalam hutan.
Hutanku... |
Pohon-pohon penyusun hutan, yang
merupakan bagian terbesar dari komponen hutan yang dapat berperan sebagai bahan
bakar, mempunyai potensi dan kemudahan terbakar yang sangat bervariasi.
Perbedaan kemudahan terbakar tersebut dapat disebabkan oleh perbedaan jenis
atau komposisi jenis tanaman, jenis pohon berdaun lebar lebih sulit terbakar
dibanding pohon-pohon berdaun jarum yang lebih banyak mengandung zat-zat
seperti resin.
Kebakaran hutan
dan lahan memiliki dampak bersifat eksplosif yaitu akan memusnahkan hutan dan
lahan dalam waktu singkat dengan areal yang luas. Mengingat dampaknya yang
eksplosif tersebut, maka upaya perlindungan terhadap kawasan hutan dan tanah
sangatlah penting. Perlindungan tersebut berupa upaya pencegahan lebih
diutamakan dari pada upaya penanggulangan, dalam hal ini upaya pencegahan lebih
diuatamakan dari pada upaya penanggulangan, seperti pepatah mengatakan “sedia
payaung sebelum hujan”. Jadi janganlah baru sibuk setelah hutan dan lahan
hampir ludes terbakar habis.
§ Teori Dasar Kebakaran
Api
merupakan faktor ekologi potensial yang mempengaruhi hampir seluruh ekosistem
daratan, walau hanya terjadi pada frekuensi yang sangat jarang. Pengaruh api
terhadap ekosistem ditentukan oleh frekuensi, intensitas dan tipe kebakaran
yang terjadi serta kondisi lingkungan. Api yang terjadi didalam hutan dapat
menimbulkan kerusakan yang besar. Tetapi dalam kondisi tertentu pembakaran
hutan dapat memberikan manfaat dalam pengelolaan hutan. Api diketahui sebagai
salah satu faktor lingkungan yang berperanan terhadap distribusi dan kelimpahan
jenis tumbuhan, dan secara luas api mempengaruhi watak system ekologis hutan
dan vegetasi penutup lainnya. Kebakaran, walaupun terjadi pada frekuensi yang
jarang, menimbulkan perubahan kondisi lingkungan yang radikal dalam waktu yang
singkat sehingga mampu mengubah komposisi vegetasi penyusun ekosistem hutan
yang tadinya teratur.
Tipe Kebakaran Hutan
- Kebakaran permukaan (surface fire )
Kebakaran permukaan membakar bahan-bahan yang tersebar pada permukaan
lantai hutan, misalnya serasah, cabang, dan ranting yang mati yang gugur dan
tumbuhan bawah. Dengan keberadaan O2 sangat melimpah, terlebih
dibantunya adanya angin, kebakaran permukaan disertai nyala api cukup besar
berbentuk agak lonjong.kelembapan yang tinggi pada lapisan humus dibawah
serasah kering menyebabkan kebakaran permukaan tidak membakar lapisan humus
tersebut, sehingga organism renik yang dibawahnya tidak mati.
- Kebakaran dalam tanah (ground fire)
Kebakaran dalam tanah terjadi pada jenis tanah yang mempunyai lapisan
bahan organik tebal misalnya gambut. Bahan bakar berupa tumpukan bahan organik
yang tebal ini pada musim kemarau dapat
menurun kadar airnya sehingga mudah terbakar bila ada api. Kebakaran tanah
menyebabkan banyak hara hilang, mematikan organism mikro dan hewan kecil yang
hidup didalamnyaakar-akar tanaman juga mati karena kenaikan suhu yang tinggi.
- Kebakaran tajuk (crown fire)
Kebakaran dapat terjadi pada lantai hutan dengan lapisan tumbuhan bawah
yang tebal dan kering, seringkali ditambah banyaknya sisa kayu penebangan atau
bahan mati lainnya. Pada jenis tanaman berdaun jarum, kebakaran tajuk snagat
mudah terjadi karena kandungan resin yang tinggi pada bagian-bagian pohon.
Kebakaran tajuk mematikan ppohon-pohon dan semak serta tumbuhan bawah termasuk
lapisan bahan organik.
§ Penyebab
Kebakaran dan Dampaknya
Menurut
terjadinya kebakaran hutan itu bersumber dari api liar (tidak terkendali),
karena faktor alamiah dan atau buatan.
a.
Faktor
alamiah yang dapat menyebabkan kebakaran adalah karena adanya deposit tambang
(misalnya: batu bara) dan terjadinya gesekan dari bahan bakar kering, sehingga
menyebabkan materi tersebut menjadi panas dan akhirnya memunculkan api sebagai
sumber kebakaran.
b.
Faktor
buatan manusia merupakan faktor yang disengaja dalam rangka kegiatan tertentu
misalnya: penyiapan ladang berpindah, perkebunan, hutan tanaman industri,
transmigrasi atau juga kegiatan peternakan besar seperti ternak sapi yang
selalu membutuhkan hijauan makanan ternak dari rumput muda, dengan membakar
alang-alang, maka segera akan didapatkan rumput muda yang segar untuk pakan
ternak sapi tersebut sehingga akan mengakibatkan kebakaran hutan.
Faktor-faktor
terjadinya suatu kebakaran hutan dan lahan adalah karena adanya unsur panas,
bahan bakar dan udara/oksigen. Ketiga unsur ini dapat digambarkan dalam bentuk
segitiga api. Penyebaran api bergantung kepada bahan bakar dan cuaca. Bahan
bakar berat seperti log, tonggak dan cabang-cabang kayu dalam keadaan kering
bisa terbakar, meski lambat tetapi menghasilkan panas yang tinggi. Bahan bakar
ringan seperti rumput dan resam kering, daun-daun pinus dan serasah, mudah
terbakar dan cepat menyebar, yang selanjutnya dapat menyebabkan kebakaran
hutan. Kadar air/kelembaban bahan bakar juga penting untuk dipertimbangkan
dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan. Pada keadaan normal, api menyala
perlahan pada malam hari karena kelembaban udara diserap oleh bahan bakar.
Udara yang lebih kering pada siang hari dapat menyebabkan kebakaran yang cepat.
Oleh sebab itu, secara teknis pada malam hari akan lebih mudah mengendalikan
kebakaran hutan/lahan daripada siang hari. Namun demikian tidak lantas berarti,
bahwa pengendalian kebakaran secara serius tidak dilakukan pada siang hari.
Kebakaran
hutan merusak hampir seluruh komponen penyusun hutan, sehingga tujuan
pengelolaan dan fungsi hutan tidak tercapai. Asap tebal yang terjadi akibat
kebakaran hutan juga menimbulkan gangguan terhadap kehidupan yang lebih luas.
Luka-luka pada pohon memberikan peluang lebih tinggi kepada penyebab kerusakan
lain terutama hama dan penyakit.
Secara
umum pembakaran hutan telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat terutama yang
dilakukan pada masyarakat yang melakukan pertanian berpindah. Dengan pembakaran
hutan yang dilakukan banyak berbagai bahan bakar yang terbakar yang dapat
mempercepat kebakaran hutan. Dalam dasa warsa terakhir ini pembakaran hutan
mulai banyak dimasukkan sebagai salah satu pilihan dalam tindakan silvikultur
di beberapa negeri, walaupun masih banyak dampak negatif akibat akibat
pembakaran hutan yang belum dapat teratasi terutama terhadap kualitas lingkungan
hidup.
Thx Gan Infonya
BalasHapusok... terima kasih sudah mengunjungi blog ini .. :)
HapusSalam Rimba !!!