H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Selasa, 03 Juli 2012

KONSERVASI Mangrove


PENGANTAR


Bencana tsunami 26 Desember 2004 mengingatkan kita bahwa bencana alam adalah bagian dari negeri ini yang harus kita pahami. Sebagai negeri yang akrab dengan bencana, pemahaman bahwa akibat buruk dari suatu bencana seharusnya disadari oleh seluruh warganya. Salah satu cara untuk meminimalkan akibat dari bencana adalah mengelola lingkungan (environment) dengan penuh kebijakan. 

UU No 41 tahun 1999 tentang Kehutanan telah mengingatkan bahwa pengelolaan dan pelestarian HUTAN sebagai salah satu bagian terpenting dari lingkungan adalah mutlak dan wajib dilakukan. Pasal 1 ayat 8-9 UU No 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan mengatakan :

Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah.

Hutan konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya.
Dan kita bicara tentang salah satu ekosistem hutan yang mempunyai fungsi sebagai hutan lindung dan hutan konservasi yang telah banyak disalahgunakan demi kepentingan ekonomi : Hutan Mangrove.

Apa itu Hutan Mangrove ?
Mangrove berasal dari kata mangue/mangal (Portugish) dan grove (English). Secara umum hutan mangrove dapat didefinisikan sebagai suatu tipe ekosistem hutan yang tumbuh di suatu daerah pasang surut (pantai, laguna, muara sungai) yang tergenang pasang dan bebas pada saat air laut surut dan komunitas tumbuhannya mempunyai toleransi terhadap garam (salinity) air laut.
Tumbuhan yang hidup di ekosistem mangrove adalah tumbuhan yang bersifat halophyte, atau mempunyai toleransi yang tinggi terhadap tingkat keasinan (salinity) air laut dan pada umumnya bersifat alkalin.
Hutan mangrove di Indonesia sering juga disebut hutan bakau. Tetapi istilah ini sebenarnya kurang tepat karena bakau (rhizophora) adalah salah satu family tumbuhan yang sering ditemukan dalam ekosistem hutan mangrove.


Ada apa di hutan Mangrove ?
Flora ekosistem hutan mangrove sangat bervariasi, tetapi pada umumnya adalah flora yang bersifat halofit. Jenis-jenis tumbuhan yang hidup di hutan mangrove antara lain adalah :
Sementara fauna ekosistem hutan mangrove juga sangat beragam, mulai dari hewan-hewan vertebrata seperti berbagai jenis ikan, burung, dan hewan amphibia, dan ular sampai berbagai jenis hewan invertebrata seperti insects, crustacea (udang-udangan), moluska (siput, keong, dll), dan hewan invertebrata lainnya seperti cacing, anemon dan koral.
Ekosistem hutan mangrove adalah salah satu ekosistem hutan yang sangat kaya akan flora dan faunanya.


Mengapa Mangrove
Ya, mengapa mangrove ?
Kegunaan hutan mangrove sangat banyak. Beberapa diantaranya dapat disebutkan dibawah ini :
  • Sebagai peredam gelombang dan angin, pelindung dari abrasi dan pengikisan pantai oleh air laut, penahan intrusi air laut ke darat, penahan lumpur dan perangkap sedimen.
  • Sebagai penghasil sejumlah besar detritus bagi plankton yang merupakan sumber makanan utama biota laut.
  • Sebagai daerah asuhan (nursery grounds), tempat mencari makan (feeding grounds), dan daerah pemijahan (spawning grounds) berbagai jenis ikan, udang dan biota laut lainnya.
  • Sebagai habitat bagi beberapa satwa liar, seperti burung, reptilia (biawak, ular), dan mamalia (monyet).
  • Sebagai penghasil kayu konstruksi, kayu bakar, bahan baku arang, dan bahan baku kertas.
  • Sebagai tempat ekowisata.
           Sebagai ekosistem hutan yang cukup unik, kegunaan hutan mangrove tidak terlepas dari letaknya antara daratan dan laut. Letak itulah yang membuat hutan mangrove berfungsi utama sebagai penahan abrasi air laut dan pengikisan pantai oleh air laut. Sebagai contoh, abrasi air laut telah menyebabkan sekitar 5-10 desa di Indramayu dalam 20 tahun terakhir hilang. Belum lagi data tahun 2007 yang mengungkapkan sekitar 42,6 km daratan pantai dari 114 km garis pantai di Indramayu juga telah tergerus abrasi.

              Itu masih disuatu daerah, bagaimana dengan daerah lainnya ? Tanpa hutan mangrove yang berfungsi sebagai penahan abrasi, kita akan melihat garis pantai Indonesia yang terpanjang kedua di dunia (setelah Kanada) sepanjang 81.000 km akan terkikis habis. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar