FAKTA
HUTAN MANGROVE
Pengrusakan
dan penghancuran ekosistem hutan mangrove di dunia dan juga di Indonesia sangat
mengkhawatirkan. Di India, Vietnam, dan Filipina sebagai contoh, lebih dari
50% kawasan hutan mangrove telah hancur selama satu abad terakhir ini.
Pengrusakan hutan mangrove terjadi dengan sangat cepat dalam kurun waktu
terakhir ini, dan hampir semuanya dipicu oleh kepentingan ekonomi.
Di Sundarban, salah satu
hutan mangrove terbesar di dunia yang terletak di India, pengrusakan hutan
mangrove juga terjadi dengan sangat pesat. Warisan dunia
UNESCO (UNESCO world heritage) ini memiliki luas kurang lebih 4200 km2
dan sebagian besar adalah ekosistem hutan mangrove. Disana merupakan
habitat banyak flora dan fauna, dan salah satunya adalah Harimau Bengali (royal
bengal tiger) yang terancam punah akibat perusakan habitatnya.
Indonesia adalah negara yang mempunyai
ekosistem hutan mangrove terluas di dunia dengan luas sekitar 3,8 juta hektar,
diikuti Brazil, Australia, Nigeria, dan Mexico. Indonesia
memiliki sekitar 40% dari total hutan mangrove di dunia, dan dari jumlah itu
sekitar 75% berada di Papua. Peta dibawah ini bisa menjadi petunjuk
bahwa Indonesia merupakan pemilik ekosistem hutan mangrove yang paling besar di
dunia.
Pengrusakan Hutan Mangrove
Di Riau,
sekitar 6 pulau telah tenggelam akibat abrasi air laut. Keenam pulau
itu adalah Nipah, Barkih, Raya, Jenir, Desa Muntai dan Sinabo. Tenggelamnya
pulau-pulau itu adalah akibat eksploitasi hutan mangrove yang membabi-buta di
Riau.
Di Jawa
Tengah, kerusakan hutan mangrove diperkirakan sekitar 90% dari total hutan
mangrove yang ada di pantura Jateng. Kerusakan itu terjadi di 7
kabupaten yaitu Rembang, Demak, Jepara, Kota Semarang, Kendal, Kota Tegal, dan
Brebes. Abrasi pantai akibat pengrusakan mangrove di tujuh daerah tersebut
adalah sekitar 5.400 hektar.
Di Kalimantan
Timur, kurang lebih 370.000 hektar hutan bakau di provinsi itu sudah hancur dan
dikonversi menjadi tambak udang. Sementara luas hutan bakau yang ada
diperkirakan tinggal 512.000 hektar.
Di Bekasi,
dari sekitar 15.000 hektar hutan mangrove yang ada, kini tinggal hanya sekitar
600 hektar saja yang tersisa. Pengrusakan itu disebabkan oleh
pembabatan hutan oleh masyarakat sekitar dan juga oleh pemukiman.
Dan masih banyak contoh lain
pengrusakan hutan mangrove di Indonesia.
.
.
.
.
Apa
artinya itu semua ?
Jika hal itu
dibiarkan, dalam beberapa puluh tahun kedepan, hutan mangrove di Indonesia akan
tinggal kenangan. Dan Indonesia, yang menjadi surga mangrove terbesar didunia,
akan merasakan akibat yang sangat parah dari rusaknya ekosistem mangrove itu.
Harga yang dibayar akibat perusakan teramat sangat mahal dibandingkan harga
sebuah konservasi.
perusakan
hutan mangrove
Sumber-sumber pengrusakan hutan
mangrove antara lain :
- usaha tambak udang
- penebangan kayu dan logging
- penambangan minyak lepas pantai
- pencemaran bibir pantai
- tourism
- urbanisasi dan perluasan wilayah
- pembangunan jalan dan infrastruktur
Contoh paling
nyata adalah Jakarta. Sejak
pembangunan bandara Soekarno Hatta di perbatasan utara Jakarta-Tangerang, ribuan
hektar hutan mangrove di kawasan itu harus dibabat. Belum lagi dengan
pembangunan jalan tol yang menghubungkan bandara dengan kota Jakarta yang
membelah ekosistem hutan mangrove. Hal ini masih ditambah dengan
pembangunan tower-tower iklan dan ekspansi masyarakat urban yang semakin
membuat hutan mangrove di utara Jakarta makin merana.
Dari kawasan
Cengkareng, Muara Angke, Pluit, Kapuk-Penjaringan, Ancol, sampai
Cilincing-Marunda, kita bisa menyaksikan bahwa hutan mangrove ditebang demi
beberapa kepentingan bisnis. Kita ambil contoh Kawasan Cagar
Alam Muara Angke (yang sebagian besar adalah ekosistem hutan mangrove)
yang sebagian besar lahannya dipakai untuk kepentingan bisnis properti tanpa
menghiraukan kegunaan lahan tersebut sebagai penahan abrasi air laut dan
penahan intrusi air laut ke daratan. Belum lagi dengan habitat fauna yang
akhirnya harus tersingkir dari situ.
penebangan
hutan mangrove
Dan kita hanya
bisa meringis menyaksikan ternyata intrusi air laut di kota Jakarta semakin
hari semakin luas. Bahkan Walhi
dan Pemda Jakarta saling berbantah tentang jangkauan intrusi air laut di
kawasan Jakarta. Tentunya selain penggunaan air tanah yang
semena-mena di Jakarta, intrusi itu juga disebabkan oleh makin berkurangnya
ekosistem hutan mangrove di utara Jakarta yang berfungsi menahan intrusi
tersebut.
Lalu ?
Selamatkan Ekosistem Hutan Mangrove.
Demi lingkungan bumi, demi anak cucu manusia, demi masa depan planet ini, dan
demi bumi yang lebih bersahabat bagi manusia.
Beri dukungan (moral dan material)
pada usaha-usaha yang bertujuan menjaga kelestarian hutan mangrove, baik itu di
dunia maupun di Indonesia. Beri dukungan bagi kebijakan-kebijakan pelestarian
hutan mangrove dan lawan segala bentuk eksploitasi hutan mangrove demi
kepentingan ekonomi.
Berikan pendidikan pelestarian
lingkungan sejak dini. Dan ajarkan bahwa pelestarian hutan [mangrove] adalah
salah satu cara membuat bumi semakin baik.
Selamatkan
Mangrove demi Bumi Tercinta.
Tambahan : 26 Juli adalah Hari Mangrove Internasional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar