H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Rabu, 07 September 2016

TEGAKAN POHON

BUKTI KEAMPUHAN TEGAKAN POHON

Isu peningkatan emisi gas rumah kaca (GRK) yang telah menjadi kekhawatiran masyarakat di seluruh dunia seringkali dihubungkan dengan kondisi hutan alam tropis yang cenderung terus menurun serta pemanfaatan lahan gambut untuk pembangunan hutan tanaman yang dicurigai sebagai sumber terlepasnya gas karbon dalam jumlah besar.

Bagi Indonesia, paradigma ini tentunya menjadi tantangan tersendiri mengingat program pengembangan Hutan Tanaman Industri (HTI) merupakan salah satu upaya strategis bagi upaya penyelamatan hutan alam tropis Indonesia. Hutan Tanaman Industri diharapkan menjadi pemasok bahan baku kayu bagi industri perkayuan sekaligus menjadi penutup lubang kesenjangan antara  pasokan dengan kebutuhan akan bahan baku kayu yang tidak mungkin lagi diambil dari hutan alam. Jadi memang HTI lah yang diharapkan menjadi salah satu upaya menyambungkan mata rantai supply and demand dalam industri berbasis bahan baku kayu.

Konsekuensi dari kebijakan pengembangan Hutan Tanaman Industri menuntut ketersediaan lahan yang belum dibebani hak, termasuk lahan gambut. Ini sudah barang tentu memicu munculnya kontroversi tersendiri terkait dengan keberadaan lahan gambut yang memiliki kemampuan menahan karbon cukup signifikan.

Ada persepsi bahwa pembangunan Hutan Tanaman Industri yang mau tidak mau melalui proses land clearing akan menurunkan kemampuan lahan gambut dalam menahan karbon.
Penelitian di kawasan konsesi HTI di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Sumatera Selatan, yang dilakukan oleh Mamat Rahmat, Agus Sumadi, dan Ary Wibowo tahun 2007 justru memperoleh data sebaliknya. Penanaman pohon pada lahan gambut yang terdegradasi dapat mempertahankan simpanan karbon yang masih tersisa. Selain itu, penanaman pohon juga dapat menambah stock karbon melalui penyerapan karbon yang dilakukan melalui proses fotosintesis.

Hasil penelitian ini tentunya menjadi antitesa terhadap argumentasi terdahulu sekaligus menumbuhkan optimisme tersendiri bagi upaya pengembangan Hutan Tanaman Industri pada areal lahan gambut.

Namun demikian, selayaknya hasil penelitian pada umumnya, pengujian yang simultan dan komprehensif di lapangan tetap harus mendapat perhatian mengingat karakteristik geologi dan sifat tanaman yang sangat mungkin mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Hal demikian menjadi penting karena upaya pengembangan Hutan Tanaman Industri pada lahan gambut hampir menjadi suatu keniscayaan akibat makin terbatasnya areal kawasan hutan produksi yang bisa dimanfaatkan.

Dalam kondisi demikian, maka perdebatan terkait dikotomi pemanfaatan lahan gambut dan non gambut dalam pengembangan Hutan Tanaman Industri selayaknya mulai dihilangkan, untuk selanjutnya dibawa kepada wacana realitas dengan modal hasil hasil penelitian terkait yang diyakini kebenarannya sehingga implementasinya nanti dapat dipertanggungjawabkan.

Akhirnya, seperti halnya karunia Tuhan lainnya, keberadaan lahan gambut pasti akan memberikan manfaat positif manakala kita dapat mengelolanya secara benar, arif, dan bijaksana.

Sumber : Buletin OKI Edisi 08 Tahun 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar