H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Minggu, 16 Agustus 2020

Rapid test covid 19

 JRX dan RAPID TEST 


Kasus Jerinx bermutasi perlahan untuk berkemungkinan menjadi bandul liar yang begerak kencang. Sekadar ditangani dengan menggunakan meja pengadilan bakal mengubahnya jadi bom waktu.


Beberapa dokter menghubungi saya selama 2 hari ini, minta tolong agar saya menulis tentang kebusukan rapid test.


"Saya sudah muak," kata dokter satu.

"Menjijikkan," kata dokter dua.

"Persekongkolan busuk," kata dokter tiga.


Rapid test berfungsi untuk mendeteksi keberadaan immunoglobulin yang terbentuk dari sistem pertahanan tubuh terhadap virus. 


Pada detik pertama virus masuk, tubuhmu menganalisis benda asing ini. Butuh 6 sampai 12 hari sebelum kemudian tubuhmu mengeluarkan antibodi yang disebut immunoglobulin untuk menaklukkan virus.


Jadi, kalau kamu menjalani rapid test hari ini dan hasilnya false negatif, maksudnya adalah belum terdapat immunoglobulin dalam tubuhmu. Itu tak menyimpulkan bahwa virus belum masuk. Bisa jadi virus telah masuk tadi malam, tubuh baru menghasilkan immunoglobulin, mungkin, minggu depan.


Kalau hasilnya positif, itu tak menyimpulkan bahwa tubuhmu sudah takluk oleh SARS-Cov-19. Boleh jadi ketika rapid tes dilakukan tubuhmu sedang dalam tahap hampir menaklukkan virus tersebut. Immunoglobulin sudah terhasilkan, bentar lagi Corona klepek'an. Tak ada intervensi perlu dilakukan. Jangan kirim sinyal keliru. Yang terbaik adalah membiarkan tubuhmu menyelesaikan sendiri virus tersebut.


Tapi, memang, hasil tes positif juga bisa berarti bahwa tindakan interventif perlu segera dilakukan.


Dari tiga kemungkinan di atas, jelas kita melihat bawa rapid test tidak memberi pijakan apa-apa untuk membuat kesimpulan terpasti soal keberadaan dan bagaimana menanggulangi SARS-Cov-19.


Kalau begitu, ngapain kita ajak masyarakat menjalani rapid test? Ngapain perusahaan penerbangan mewajibkan rapid test bagi penumpang yang akan naik ke pesawat?


Tapi, menduga bahwa rapid test adalah bagian dari konspirasi global, sungguh jauh panggang dari api.


WHO mensyaratkan tindakan tes untuk 1 per mil dari populasi. 


Berapa jumlah populasi dunia? 7,800,000,000 orang. 


Berapa jumlah dari 1 permil? 7,800,000. 


Berapa biaya rapid test? Katakanlah, Rp 200,000. 


Berapa total pendapatan dari tindakan rapid test di seluruh dunia? Rp. 1,560,000,000. Dalam US dollar sekitar $100jutaan.


Itu cuma sebutir debu di padang Sahara. Itu cuma sekelas korupsi candi Hambalang, kejauhan menduganya sebagai bagian dari konspirasi global. 


Kamu tahu berapa valuasi pasar Apple? $1.8T lebih. So don't bring me $100juta. Itu upil.


Tindakan rapid test secara massal menghadirkan pertanyaan besar. Kalau bukan lahir dari ketololan, kekurangpengetahuan (ini penyakit kronis Indonesia), boleh jadi lahir dari kenaifan yang kemudian ditunggangi para bandot-bandit.


tu yang harus dibongkar tanpa perlu nyamber ke WHO atau kapitalisme global. Ada konspirasi lokal bermain di air keruh, Presiden Joko Widodo


Atau ada ketololan akut yang dibiarkan merajalela. Itu jahat.


By sahat siagian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar