H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Jumat, 09 Maret 2012

Inventarisasi Hutan


PENDAHULUAN

Inventarisasi hutan merupakan kegiatan dalam rangka mengumpulkan data atau keterangan tentang keadaan hutan seperti potensi, jenis sumber daya hutan yang ada serta kondisi site, dimana sumber daya hutan tersebut berada. Keterangan dan informasi tersebut diperlukan untuk menentukan tindakan perlakuan dalam manajemen hutan. Selanjutnya eperti misalnya pemanenan, penanaman dan pemeliharaan hutan (Husch, 1987).
Kayu sampai saat ini masih merupakan produk penting dalam kegiatan pengusahaan hutan, karena itu dalam melakukan pendugaan volume pohon, pengukuran dimensi pohon harus dilakukan secara cermat agar dapat diperoleh tafsiran volume pohon yaitu taksiran volume yang mendekati nilai volume yang sebenarnya. Kualitas volume pendugaan volume ini tergantung dari bebrapa faktor, diantaranya tingkat akurasi yang diinginkan dan kondisi saat pengukuran dimensi pohon, dan persamaan volume yang digunakan (Irvine, 1995).
Kualitas kayu secara umum didefenisikan sebagai suatu ukuran ciri- ciri kayu yang mempengaruhi sifat produk- produk yang dibuat daripadanya. Dafenisi kualitas kayu yang digunakan untuk satu produk sering berbeda dengan sifat- sifat penting untuk produk yang lain. Dalam suatu hal kualitas mungkin diukur dalam hak kerapatan, keseragaman lingkaran tumbuh, persen kayu bebas mata kayu, sedangkan dalam hal lain sifat- sifat penting seperti proporsi kayu akhir hasil selulosa dan perbandingan antara serat dan pembuluh mungkin merupakan petunjuk kualitas yang utama.
Selama pembentukan kayu banyak faktor- faktor didalam dan diluar kayu yang digunakan untuk satu produk sering berbeda, yang mengakibatkan variasi dalam tipe, jumlah, ukuran, bentuk dan struktur fisik dan susunan kimia kayu. Kualitas kayu adalah penggolongan yang bebas dalam variasi- variasi kayu ketika dihitung, diukur, ditimbang dn dinilai untuk sejumlah tujuan tertentu.
Dimensi kayu seperti diameter, tinggi ataupun volume kayun lazim ditentukan melalui pengukuran secara langsung. (direct measurement) dengan bantuan alat-alat tertentu. Untuk efisiensi pengukuran atau tanpa mengurangi tingkat ketelitian hasil pengukuran, sering di lakukan cara penaksiran (estimate) baik langsung maupun todak langsung yaitu melalui pengambilan contoh sampel) menurut metode sampling dan atau cara penaksiran lain yang lebih mudah misalnya double sampling. Banyaknya alat yang cukup canggih dengan derajat ketelitian yang bervariasi telah dibuat untuk pengukuran diameter pada berbagai ketinggian batang yang paling sederhana tidak selalu yang paling tidak cermat dan banyak bergantung pada cara menggunakannya dan konsekuensinya bergantung pada latihan dari staf inventorenya (Abdullah, 1997).
Kayu sampai saat ini masih merupakan produk penting dalam kegiatan pengusahaan hutan, karena itu dalam pendugaan volume pohon, pengukuran dimensi pohon harus dilakukan dengan cermat agar dapat diperoleh taksiran volume pohon yang akurat yaitu taksiran volume yang mendekati nilai olume yang sebenarnya. Kualitas dugaan volume pohon itu tergantung dari beberapa faktor, diantaranya: tingkat akurasi yang diinginkan, karakteristik pohon, metode pengukuran, alat yang digunakan, dan kondisi saat pengukuran dimensi pohon, pesamaan volume yang digunakan dan lain-lain. Untuk mendapatkan gambaran tentang karakteristik pohon sebagai penentu volume pohon dalam tulisan ini akan diuraikan beberapa macam dimensi pohon yang meiputi diameter pohon, tinggi pohon, dan faktor bentuk batang. phiband seperti halnya pita ukur, tetapi fungsinya untuk mengukur diameter yang nilainya tidak lagi dikonversikan satuannya seperti pita ukur karena nilainya sudah menjadi ketetapa diameter sebenarnya (Spori, 1994).

Lingkup Luas Bidang Dasar Tegakan
Secara alami volume kayu dapat dibedakan menurut berbagai macam klasifikasi sortimen. Jenis sortimen kayu yang ldapat dipakai sebagai dasar penafsiran ada empat macam, yaitu :
1.      kayu tunggak, yaitu volume kayu yang terdiri atas akar dan pangkal pohon sampai ketinggian tunggak tertentu.
2.      Kayu batang komersil, yaitu kayu diatas tunggak sampai batas tertentu yang masih laku dijual.
3.      kayu cabang komersil, yaitu bagian cabang yang sudah laku dijual.
4.      Kayu batang yang tidak komersil, yaitu bagian batang diatas kayu batang komersil
5.      Kayu ranting, yaitu cabang- cabang kecil yang tidak laku dijual atau tidak ekonomis untuk diusahakan
(Simon, 1987).
Volume pohon adalah ukuran tiga dimensi yang tergantung dari lbds (diameter pangkal), tinggi atau panjang batang dan faktor bentuk batang. Cara penentuan yolume batang dibedakan antara cara langsung dan cara tidak lansung (Elviadi, 1994).
Cara penentuan volume pohon yang paling praktis adalah dengan menggunakan tabel volume pohon. Tabel volume pohon adalah statu tabel yang berisi nilai- nilai dugaan volume pohon pada usuran diameter dan tinggi pohon tertentu. Berdasarkan peubah penduga yang digunakan, tabel volume pohon dibedakan menjadi tabel volume lokal, tabel volume baku, dan tabel volume dengan kalas bentuk (Herwiyono, 2000).
Apabila digunakan diameter setinggi dada, Pengukuran diameter setinggi dada juga menghadapi masalah bila bentuk batang disekitar ketinggian 1,3 m tidak normal, misalnya membesar, mengecil, atau bercabang dua. Untuk batang yang membesar atau mengecil, pengukuran diameter pohon bergantung dilakukan dengan menghitung rata – rata diameter bentuk normal yang terletk diatas dan dibaeah bagian yang tidak normal tersebut. Untuk pohon yang bercabang dua atau lebih, pengukuran diameter pohon bergantung pada letak kecabangan itu. Bila percabangan terletak dibawah 1,3 m, pengukuran dilakukan diatasnya dan pohon tersebut dianggap terdiri atas dua pohon atau lebih sesuai dengan jumlah cabangnya.  (Herwiyono, 2000).
Luas bidang dasar tegakan mempunyai arti penting dalam inventor tegakan yang menggunakan sampling titik. Tetapi luas bidang dasar dalam cara sampling ini tidak dihitung seperti pada perhitungan kepadatan bidang dasar, melainkan ditaksir langsung dengan menggunakan tongkat bitterlich atau alat- alat turunannya seperti prismabaji, relascop dan sebagainya dapat ditaksir langsung (Odum,1994).
Berbagai macam volume kayu seperti diterangkan dapat dihitung dengan kulit, tetapi untuk Indonesia pada umumnay dinyatakan tanpa kulit. Secara praktis kebanyakan volume kayu ditaksir hanya untuk bagian yang laku dijual saja. Penafsiran volume kayu yang dapat dijual ini adalah salah satu dari tiga macam volume kayu alami tersebut, yaitu volume kayu batang, volume kayu tebal atau volume kayu pohon (Capman dan Meyer, 1949).
Penentuan volume secara langsung hanya bisa dilakukan untuk kayu dalam bentuk sertimen (lock), dengan menggunakan alat yang namanya xilometer, yaitu berupa bak perseguí yang diisi air. Sortimen yang akan diukur volumenya dimasukkan kedalam bak berisi air, volume kayu adalah pertambahan tinggi air dalam bak dikalikan luas penampang bak (Sutanto,1986).
Penentuan metode grafis pada dasarnya adalah dengan cara memplotkan pasangan data diameter atau lbds dan tinggi atau panjang masing- masing pada sumbu apsis dan sumbu ordinat dari diagram cartecius, sehingga dapat dibuat garis yang menghubungkan titik- titik koordinat yang berurutan membentuk statu kurva yang menggambarkan pola bentuk batang. Kemudian dihitung luas daerah kurva diatas sumbu absis. Volume batang adalah luas daerah dikalikan dengan sebuah konstanta yang besarnya bergantung faktor skala dan pengaruh satuan satu absis maupun ordinal (Murdawa, 1994). 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar