KIMIA KULIT BIJI SAGA
Biji
saga mengandung saponin pada kulit bijinya yang berwarna merah. Saponin adalah
jenis glikosida yang banyak ditemukan dalam tumbuhan. Sumber utama saponin
adalah biji-bijian selain pada biji saga juga terdapat pada kedelai. Saponin
memiliki karakteristik berupa buih. Sehingga ketika direaksikan dengan air dan
dikocok maka akan terbentuk buih yang dapat bertahan lama. Saponin mudah larut
dalam air dan tidak larut dalam eter. Saponin memiliki rasa pahit menusuk dan
menyebabkan bersin serta iritasi pada selaput lendir. Saponin merupakan racun
yang dapat menghancurkan butir darah atau hemolisis pada darah. Saponin
bersifat racun bagi hewan berdarah dingin dan diantaranya digunakan sebagai
racun ikan. Saponin yang bersifat keras atau racun biasa disebut Sapotoksin
(Muehtrrdiu, dkk, 2002).
Saponin adalah suatu glikosida yang
mungkin ada pada banyak tanaman. Saponin ada pada seluruh tanaman dengan
konsentrasi tinggi pada bagian-bagian tertentu dan dipengaruhi oleh varietas
tanaman serta tahap pertumbuhan. Fungsi dalam tumbuh-tumbuhan tidak diketahui,
mungkin sebagai bentuk penyimpanan karbohidrat atau merupakan waste product
dari metabolisme tumbuh-tumbuhan. Kemungkinan lain adalah sebagai pelindung
terhadap serangan serangga. Dua jenis saponin yang dikenal yaitu glikosida
triterpenoid alkohol dan glikosida struktur steroid (Robinson, 1995).
Keawetan Biji Saga
Biji
tersusun oleh adanya kulit, kotiledon, dan hipokotil. Kulit merupakan bagian
yang lebih besar yaitu sebesar 52,13% dengan kisaran 51,8-52,5%, sedangkan
kotiledon dan hipokotil sebesar 47,87% dengan kisaran 46,2–48,91%. Tanda-tanda
tua biji saga adalah adanya polong pecah dan terbelah dan tangkupan kulit
polong membentuk susunan spiral, biji sangat keras, kulit biji berwarna merah
cemerlang, serta keping biji berwarna kuning kecoklatan (Theresia, 1986).
Kandungan
ekstraktif dalam kulit lebih tinggi daripada dalam kayu. Keanekaragaman senyawa
yang dapat diekstraksi biasanya membutuhkan serangkaian ekstraksi yang biasanya
memberikan ciri awal komposisinya. Variasi komposisi ini dapat sangat besar
bahkan di dalam kayu satu genus (Fengel
dan Wegener, 1995).
Ekstraktif-ekstraktif
menempati tempat-tempat morfologi tertentu dalam struktur kayu. Sebagai contoh
asam–asam resin terdapat dalam saluran resin, sedangkan lemak dan lilin
terdapat dalam sel parenkim jari-jari. Ekstraktif– ekstraktif fenol terdapat
terutama dalam kayu teras dan dalam kulit (Sjớstrớm, 1998).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar